Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PERGI UMRAH, PULANG DIPANGGIL HAJI..???


sabdarianada co.id.- Antrian panjang calon Jemaah Haji Indonesia sudah semakin mengular kemana-mana, melampoai batas sabar untuk ditunggu. Data terbaru Kamenag RI, kalau ingin Haji harus bersedia antri 11 sampai 29 tahun, bergantung dari Provensi mana dia berasal.
Sabda Ria Nada Latihan
Manasik
Provinsi Sulawesi Selatan memiliki jangka waktu tunggu paling lama, yakni 29 tahun. Kemudian, diikuti oleh Kalimantan Selatan 28 tahun. Jawa Timur 26 Tahun. Provinsi Sulawesi Utara memiliki jangka waktu paling pendek, yakni 11 tahun.
Selain itu, Jawa Barat, Bengkulu, Kalimantan Barat dan Maluku memiliki masa tunggu 14 tahun.

Sedangkan untuk haji plus atau haji khusus yang berangkat melalui travel agent dan langsung melalui Kemenag Pusat, lama antreannya sudah mencapai 7 tahun.(Sumber info Haji Kamenag RI)

Kenyataan ini telah mendorong para pengusaha Biro perjalanan Umrah berlomba meningkatkan pelayanan dengan iming-iming berbagai kemudahan dan Doorprize yang menggiurkan.
Hanya dengan merogoh kocek 20 juta-an masyarakat bisa dengan mudah menyalurkan hasratnya pergi ke tanah suci tanpa perlu masuk daftar Tunggu.
Miniatur Maqam Ibrahim

Hasilnya sungguh luar biasa. Sepanjang Tahun 2016-2017, Indonesia tercatat sebagai Negara terbesar ke 3 dunia yang paling banyak mengirimkan jemaah umrah. Urutan pertama Mesir dengan 1,3 juta orang. Urutan kedua Pakistan 991 ribu orang, dan ketiga Indonesia 699 ribu orang. Demikian tutur Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi baru-baru ini.

Yang sering jadi pertanyaan, apakah orang yang hanya pergi Umrah boleh dipanggil  HAJI..?

SEJARAH UMRAH

Sejarah Umrah tentu tidak bisa dipisahkan dari Sejarah Haji. Karena dua Paket ibadah ini, bisa dilaksanakan secara bersamaan, ber-iringan, bahkan terpisah sama sekali.

Rasulullah sendiri pernah 3 kali melaksanakan Umrah sebelum melaksanakan Haji. Umrah Hudaibiyah tahun ke 6 Hijriyah, Umrah zdulqa´dah tahun ke 7 hijriyah dan Umrah Ji´ronah tahun ke 8 Hijriyah.
Baru pada Tahun ke 10 Hijriyah Rasulullah bisa melaksanakan Haji sekaligus Umrah, yang kita kenal dengan Haji Wada´.

Mengenai kapan pertama kali Haji mulai disyareatkan, ulama berbeda pendapat. Ada yang mengatakan Tahun ke 5 Hijriyah ada juga yang mengatakan Tahun ke 9 Hijriyah. Imam Alqurtubi berkeyakinan Tahun ke 5 Hijriyah. Menurutnya, pendapatnyalah yang paling kuat. (lihat sunah-sunah pilihan, Angkasa 2007).

MACAM-MACAM HAJI

1. HAJI IFRAD
melaksanakan Haji terlebih dahulu kemudian melakukan Umrah. Tapi tetap di bulan dan Tahun yang sama. Haji jenis ini dianggap paling utama dan tidak wajib bayar Dam.

2. QIRAN
Melakukan Haji dan Umrah secara bersamaan di hari, bulan dan tahun yang sama. Model ini diyakini berada ditingkatan kedua tetapi tetap bayar Dam.

3. HAJI TAMATTU'
Jenis ini yang paling banyak diamalkan oleh masyarakat indonesia. Yaitu melakdanakan Umrah terlebih dahulu baru kemudian Haji tapi tetap dibulan dan tahun yang sama. Model ini wajib membayar Dam.

4. HAJI ASGHAR ( Haji kecil)
yaitu datang ke Mekah hanya untuk melaksanakan UMRAH. Namun kata Nabi ada juga Umrah yang pahalanya setara dengan pahala Haji, yaitu Umrah di bulan Ramadhan. Hal ini pernah disampaikan oleh Nabi ketika ada seorang perempuan bertanya.

يا رسول الله في اي الشهور  اعتمر ؟ قال اعتمري في شهر رمضان  فان عمرة في رمضان تعدل 
حجة
Ada seorang perempuan bertanya kepada Nabi, Ya Rasulallah kapan sebaiknya saya melakukan Umrah? Nabi menjawab, Umrahlah di bulan Ramadhan karena Umrah dibulan Ramadhan setara dengan satu k
ali Haji". (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)


GELAR dan STRATA SOSIAL

Apalah artinya sebuah nama, demikian kata sebagian orang. Tapi bagi sebagian yang lain, Nama itu penting , bahkan sangat penting. Dengan nama orang mengenal kita, dengan Nama orang membedakan kita dengan orang lain, dan dengan nama pula orang lain memanggil kita.


Kalau nama sedemikian pentingnya, lalu bagaimana dengan gelar, seberapa pentingkah gelar bagi seseorang..?

Santri Sabda Ria Nada setelah latihan Manasik
Ketidak-adaan gelar akan menyebabkan lenyapnya Strata sosial, yang menurut Aristoteles merupakan ciri umum Masyarakat teratur dan sudah dikenal sejak zaman Yunani kuno.

Lahirlah gaya hidup SAMA RASA sama RATA, yang merupakan Roh idiologi Komonisme. Orang tidak perlu lagi berpegang teguh pada tata krama pergaulan. Semua orang akan diperlakukan sama sebagai sesama manusia. 

Orang Tua akan memperlakukan anaknya sebagaimana dia memperlakukan orang lain. begitu juga sebaliknya, seorang anak akan memandang orang Tuanya sebagaimana pandangannya terhadap orang lain. dan yang lebih parah lagi seorang suami akan memandang semua wanita sebagai istrinya dan seorang wanita akan memandang semua laki-laki adalah suaminya. Waduh enak, tapi hancur.

Inilah gaya hidup glamor itu, yang dibangga-banggakan oleh sekelompok orang yang mengaku dirinya Modern. Padahal sesungguhnya ini adalah MIN MAKAYIDIS SYAITHAN, sebagian Tipu daya Syaitan, yang sengaja dihembuskan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk menghancurkan NALURI INSANIYAH yang sebenarnya suci berganti NALURI SABUIYAH (Naluri kebinatangan).

Selanjutnya mari kita perhatikan, bagaimna Alqur´an mengajari kita cara memperlakukan orang lain sesuai dengan takaran martabatnya.

يايها الذين امنوا لا ترفعوا اصواتکم فوق صوت النبي ولا تجهروا له بالقول کجهر بعضکم لبعض ان تحبط اعمالکم وانتم لاتشعرون ( الحجرات : ٢

" Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata padanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain. Nanti pahala amalmu akan terhapus sedang kamu tidak menyadari" (Alhujurat :2).

Perhatikan bagaimana para sahabat dipaksa merendahkan suaranya ketika berhadapan dengan Nabi. Padahal secara umum mereka berasal dari bangsa Arab, yang sudah terbiasa lantang di dalam berkomonikasi. Hal ini terjadi karena perbedaan gelar, beda status, beda martabat. Yang sedang mereka hadapi bukan hanya sekedar Muhammad sebagai seorang manusia, tetapi adalah juga seorang Nabi dan Rasul yang Khatimul Anbiya wal Mursalin.

Di lingkungan masyarakat kita, ada satu profesi karena melekat pada gelar yang berbeda, maka juga menuntut perlakuan yang berbeda pula. Ada GURU, USTAD, KIAI. Profesinya sama, sama-sama seorang pendidik. Karena gelarnya beda, maka beda pula martabatnya, dan orangpun akan memperlakukannya dengan cara yang berbeda.

Jika guru sedang mengajar, semua siswa harus melihat kedepan. jika tidak, siswa akan dituduh tidak memperhatikan. Lain halnya jika ustad yang mengajar, siswa harus menundukkan kepala. Pantang seorang ustad sejati melihat wajah orang lain, apalagi lawan jenis yang bukan mahramnya. Berbeda lagi jika kiai yang mengajar, selain harus menundukkan kepala, santri juga harus mendekatkan telinganya. Suara Kiai biasanya sangat pelaaan sekali.

Dengan demikian GELAR dalam kehidupan masyarakat amat sangat diperlukan. Tujuannya agar setiap individu dapat menakar diri di Maqam mana dia berada, dan sedang berhadapan dengan siapa. 

GELAR HAJI  BAGI ORANG YANG UMRAH


Oleh karena Ibadah Umrah sangat berdekatan dengan Ibadah Haji, dan orang yang Umrah juga sudah melaksanakan sebagian dari perbuatan Haji, rasanya tidak berlebihan kita memberinya GELAR HAJI. Bisa melaksanakan Umrah adalah prestasi Ubudiyah yang tidak sembarang orang bisa, kendati  dia kaya. Bukan hanya karena mereka telah menyumbang pendapatan devisa negara, tapi yang tidak kalah pentingnya adalah, mereka telah membuktikan keyakinannya terhadap ajaran agamanya.
Sambutlah kedatangan Jemaah Umrah kita dengan panggilan HAJI yang gegap gempita.

TIPS SAKTI SAMPAI DI TANAH SUCI

Tips yang akan  saya bagikan ini  bersumber dari IJAZAH Hadratus Syeh KH. Badri Masduqi, zMuqaddam Toriqah Tijani serta Pendiri dan Pengasuh pertama Pondok Pesantren Badridduja  Kraksaan Probolinggo

Tips PERTAMA :
Biasakan setiap keluar masuk Rumah mengucapkan SALAM walaupun di dalam rumah sedang tidak ada ORANG.

Tips  KEDUA :
Lakukan SHALAT 2 ROKAAT DENGAN NIAT :

 اصلي سنة الحاجة لقضاء فريضة الحاج لله تعالى
Aku niat Shalat Hajad 2 rokaat Agar bisa melaksanakan kewajiban Haji Lillahi Taala.
Rakaat pertama dan kedua sesudah membaca Surat Alfatihah, membaca Al-Ikhlas 10x .

اللهم يسر لنا زيارة المكة المشرفة والمدينة المنورة بخير ولطف وعافية وسلامة امين


Teruntuk anakku

MOHAMMAD ROTIB JATI DIRI
                               

Posting Komentar untuk "PERGI UMRAH, PULANG DIPANGGIL HAJI..???"