Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tanganmu Harimaumu


www.sabdarianada.co.id
Media Sosial

sabdarianada.co.id - Ada pepatah lama yang mengatakan “Mulutmu Harimaumu (Anonim)” kata pepatah disamping mulai mengalami pergeseran seiring berkembangnya suatu zaman, terlebih perkembangan yang diikuti oleh makin mutahirnya teknologi.

Di era modern sekarang ini teknologi hampir mempengaruhi semua lini kehidupan, setiap sendi kehidupan seolah begerak pasif dan nampak kekurangan semangatnya ketika teknologi yang ada kurang dapat mengekspose eksistensi didalamnya.

Perkembangan dibidang teknologi komunikasi adalah salah satu perkembangan yang bisa dianggap paling mempengaruhi terhadap pergeseran nilai. 

Budaya apatis, dan mendekatkan yang jauh namun menjauhkan yang dekat kian menjadi aktivitas masyarakat Indonesia yang hampir menjadi budaya baru dewasa ini.

Budaya Gotong royong, dengan semangat Bhinika Tunggal Ika mulai sedikit demi sedikit terkikis dari generasi muda. 

Bahkan lebih mirisnya lagi media komunikasi menjadikan bangsa ini mulai mudah salah faham dengan pemikiran orang lain sehingga gaya berfikir kerdil, dan mudah menyalahkan pihak yang tak sepaham seolah kian marak terjadi.

semangat bangkit dan berkembangnya media komunikasi seolah  membuat banyak diantara kita “gagal paham”  dan menyalahkan masa padahal Allah SWT berfirman :

عن ابي هر يرة ر ضي الله عنه قال رسو ل الله صلى الله عليه و سلم قال الله عز وجل 
يوذينى ابن ادم يسب الد هر وانا الد هر بيد ى ال امر أ قلب الليل و انها ر

Diriwayatkan dari Abu Horoiroh ra, dia berkata, bahwa Rosulullah SAW bersabda “Allah Azza Wajalla berfirma “Anak adam menyakitiku dia maki-maki massa. Akulah Yang Menguasai massa. Ditanganku segala perintah akulah yang membola-balikkan (Mengedarkan) malam dan siang (Silih berganti) (HQR Bukhori)”[1]
Padahal sudah demikian jelas bukan persoalan masa atau zaman tetapi faktor manusia, yang semakin terburu-buru menyimpulkan, berasumsi dan berspekulasi.
Atau memvonis pihak lain, sehingga kebenaran senantiasa subjektif, padahal seorang ulama kondang pernah berkata 
"seseorang yang mudah menyalahkan orang lain, ia telah berhenti belajar dan mengganggap kebenaran telah final, padahal kebenaran mutlak hanya milik Allah SWT (K.H Mustofa Bisri)".
Pro dan kontra dalam penggunaan media komunikasi memang tak dapat dipungkiri akan terjadi, dan akan berbanding searah dengan manfaat yang didapat.

Tidak sedikit orang yang masuk hotel prodeo  atau di meja hijaukan karena meluapkan emosi atau sekedar bermain-main dengan bahasa yang digunakan dalam akun media sosial pribadi.

Dan banyak pula orang yang mudah dipermainkan oleh permainan bahasa dalam akun media sosial.

Kecerdasan emosi bisa dijadikan senjata ampuh untuk menghindari atau meminimalisir dampak negatif media komunikasi.

Dan kecerdasan ini tidak bergantung seberapa tua, seberapa tinggi tingkat pendidikan, atau dari golongan mana seseorang berasal. 
kecerdasan ini berasal dari pola pikir yang bijaksana.

Menurut Danil Golemen dalam bukunya yang berjudul “Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi” di jelaskan bahwa Kecerdasan emosional  lebih lanjut dapat diartika sebagai, kepiawaian seseorang  dalam mengelola diri sendiri, dalam hubungan dengan orang lain yang berada disekelilingnya dan menggunakan seluruh potensi psikologi[2].

Pada intinya hindari budaya saling menyalahkan agar tidak gagal paham

Daripada menyalahkan orang lain, lebih baik kita mengambil tanggung jawab didalamnya, menyalahkan akan menemui banyak kesalahan, namun turut ambil bagian akan menemui secercah solusi meski sangat sederhana.

Semoga senantiasa dijadikan smart people minimal tidak mempermalukan diri sendiri. 
Dan alangkah lebih baiknya lagi saling mengingatkan bukan saling menyalahkan, apalagi saling meninggikan ego. 


[1] Drs. M.Syamsi,M.Pd. “Hadits Qudsi”.Surabaya.PT Amalia.hlm.200
[2] Danil Golemen. “Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi”.Jakarta.Gramedia.hlm 9

Posting Komentar untuk "Tanganmu Harimaumu"