Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

DI MANA CINTA TERSISA..?

sabdarianada.co.id. Tidak jauh berbeda dengan Pesantren, dunia kampus juga banyak menyimpan cerita-cerita humor yang asyik untuk didiskusikan. Bedanya humor masyarkat kampus sudah tidak lagi berkutat dengan hal-hal yang berbau kelennik semacam Barokah, balak dan saudara-saudaranya. Humor mereka lebih rialitis menyentuh hal-hal konkrit dalam kehidupan nyata. Semisal tentang kreteria pasangan hidup edial menurut selera mereka yang merasa kelompok intelektual.
Sudah di depan KUA, siap asal kaya setia
Salah satu humor yang sangat terkenal dan seringkali disampaikan dalam acara-acara MABA atau ospek dijaman dulu adalah :
Jika Mahasiswa/i masih semster 1-3 semboyannya selalu  SIAPA SAYA, artinya mereka masih jual mahal. sok edialis seperti mau menyundul gunung. Kalau berjalan langkahnya cepat, pandangan lurus kedepan.

Pesan orang tua sebelum berangkat terngiyang kuat. "Kuliah yang bener, jangan pacaran dulu, jangan buang-buang waktu, jangan menghambur-hamburkan uang saku, adik-adikmu dirumah tinggal menunggu waktu". Dengan beban dikepala seberat itu, Tidak  sembarang orang  boleh menyapa apalagi menyatakan cinta, kalau bukan orang berkelas,  bisa-bisa ditinggal mlengos 160°.

Ketika memasuki semester 4-6 semboyannya mulai berubah. dari SIAPA SAYA menjadi SIAPA DIA. Pada periode ini mereka sudah mulai belajar membuka diri. Ingin di sapa sekaligus ingin pula menyapa. sesekali belajar mencuri pandang terhadap lain jenis  yang dinggapnya lumayan. Lama-lama makin pintar, mulai mencari orang lain yang lebih mapan.

Kalau sudah begini jadi sering terbayang. Kuliah sering ketinggalan, Tugas mulai numpuk tidak terselesaikan. Siang malam kerjanya melamun seakan-akan dia yang datang. Ada keinginan untuk mendekat, pura-pura tanya ini itulah. Atau menawarkan menyelesaikan tugas dosen A dosen U atau apa saja yang penting bisa ketemu. Sudah merasa dekat, ada kesempatan tembak... dooor...!!! ternyata dia sudah ada pilihan. 

Memasuki semester 7-8 keadaan semakin terasa mengkhawatirkan. Kesempatan kuliah sebentar lagi hilang. Timbul keinginan untuk cuci gudang, dengan merobah semboyan dari SIAPA DIA menjadi SIAPA SAJA. Memasuki periode ini masyarakat kampus mulai belajar tenang, berusaha ikhlas menerima kenyataan. Berjanji siap menerima siapa saja yang datang, asal sumpah setia sampai mati datang, walaupun jauh dari kreteria yang dulu pernah dipampang. Sambil terus melangkah tidak henti-hentinya  dia bertanya, DI MANA ADA CINTA TERSISA...?

PENTINGNYA MENIKAH

Ibarat dua kutub Magnet yang sama-sama berkekuatan besar, sadar atau tidak setiap individu pada dasarnya sama-sama bergerak mendekati calon pendamping hidupnya, sebagaimana setiap indiviu bergerak mendekati kematiannya. Hanya saja dalam usaha pencariannya setiap individu pengalamannya bisa berbeda-beda.

Ada orang yang baru beberapa langkah langsung bertemu. Ada pula yang nyaris bertemu tapi terpisah di jalan buntu. Ada juga yang sampai ribuan langkah belum juga berpadu. Demikian pula berbeda dalam kemampuan dan semangat merawatnya. Ada orang cepat bertemu cepat pula berpisah. Ada juga cepat bertemu lambat berpisah. Ada yang lambat bertemu cepat berpisah. dan ada juga yang lambat betemu tidak pisah-pisah. Semuanya berjalan sesuai garis takdirnya masing-masing.

Dengan demikian setiap orang tanpa perlu disuruh, tanpa perlu dipaksa, pasti mendambakan pendamping hidup dan menginginkan pernikahan. Terlebih lagi jika dia seorang perempuan. Menurut para ahli perempuan hanya merasakan kebahagiaan dua kali selama hidupnya. Pertama dia bahagia saat menemukan pasangan hidupnya, kedua dia bahagia ketika bisa melahirkan anak-anaknya.

Alangkah menderitanya kaum FEMINISME di barat yang meneriakkan anti laki-laki dan anti pernikahan. Pastilah mereka tidak pernah merasakan kebahagiaan sama sekali dalam hidupnya. Lebih celaka lagi untuk melampiaskan hasratnya mereka dengan lantang berkata "Lebih baik LESBIYAN ketimbang menjadi ISTRI ORANG".

Tidak berlebihan jika Rasulullah bersabda
مسكينة مسكينة مسكينة امرئة ليست لها زوج 
قيل يا رسول الله وان كانت غنية من المال؟  قال وان كانت غنية من المال

"Miskin, sungguh miskin, benar-benar miskin seorang perempuan yang tidak bersuami", Sahabat bertanya, Sekalipun dia kaya ya Rasul? Nabi menjawab, ـbetul sekalipun dia kaya"

Dalam pandangan ISLAM, menikah bukan hanya sekedar ikatan antar dua insan yang sedang kasmaran, ـ tetapi juga antara mahluq dan penciptanya. Dengan ikatan ini hubangan antar dua insan yang tadinya dilarang menjadi halal, yang kotor menjadi suci, yang dosa menjadi AMAL, yang maksiat menjadi IBADAH. 

Menurut IMAM AL GHAZALI, sedikitnya ada 5 alasan kenapa kita harus menikah.
pertama, agar memperoleh anak dan keturunan
Kedua, menyalurkan syahwat ke jalan yg dibenarkan
Ketiga, membangun rumah tangga sendiri
Keempat, menambah jaringan keluarga
Kelima, meningkatkan kontrol diri
(Ihya' ulumuddin jilid 2 hal 31)

Selamat mencoba
Jika masih ragu juga
Segera hubungi saya
Semoga Allah melindungi kita semua. Amin

Teruntuk saudaraku
Para guru, santri, siswa dan Alumni



Posting Komentar untuk "DI MANA CINTA TERSISA..?"