SHIVA, ANAK KECIL YANG INGIN TERLIHAT DEWASA
![]() |
Gaya Para Alumni, sibuk mencari Jati Diri |
sabdarianada.co.id. "Jangan panggil saya anak kecil paman, saya bukan Anak kecil. Saya SHIVA namaku SHIVA". Terlihat wajah Shiva memirah, sangat terasa kalau dia marah setiap kali ada orang Dewasa atau siapa saja yang memanggilnya anak kecil, walaupun jika dilihat dari postur tubuh dan usianya dia memang masih anak-anak.
Yang saya sajikan di atas adalah potongan Dialog Film Kartu Shiva yang tayang hampir tiap hari di Stasiun ANTV menjelang siang. Seorang bocah ajaib dengan sepeda ontel yang juga ajaib berasal dari tanah India dengan kemampuan di atas Rata-rata orang dewasa.
Dengan sepeda ontelnya SHIVA bisa terbang, berlari kencang, bahkan menyebrangi lautan. Mungkin karena kemampuannya yang sering melampoi orang Dewasa, Shiva sangat tidak suka apabila ada orang memanggilnya anak kecil.
Dalam psikologi Agama ada dua Fase perkembangan yang dianggap paling krisis, yaitu fasa GHULAM (Remaja) dan fase sabab ( pemuda) yang biasanya terjadi dari usia 12-21 tahun ada juga yang bilang sampai usia 25 tahun.
Kedua Fase ini adalah fase tanggung dianggap anak-anak sudah besar dianggap Dewasa belum matang.
Ciri umum kedua Fase ini adalah, mereka sudah tidak mau lagi dikatakan sebagai anak-anak. Dalam usaha mencari identitas dirinya tidak jarang mereka menentang kemapanan yang dirasa membelenggu kebebasannya. Mereka juga ingin mengetahui banyak hal sehingga seringkali mereka memberanikan diri melakukan hal coba-coba.
Jika pada suatu ketika anak anda tidak mau lagi di antar jemput kesekolah, ini juga salah satu contohnya. Anak anda ingin menunjukkan bahwa dia sudah Dewasa dan sudah bisa menjaga dirinya, tidak perlu lagi orang tua susah-susah mengantarnya.
Sementara di bagian lain, selepas usia 40 tahun orang dewasa sudah mulai mengalami penurunan terutama pada fungsi otaknya. Menurut psikolog setelah usia 40 otak manusia mulai mengecil dan akan semakin menyusut dan berkerut, khususnya pada bulatan lonjong bagian depan di sekitar telinga tempat dimana aneka macam kecerdasan berada.
Penurunan fungsi fisik ini tidak serta merta juga diimbangi oleh penurunan emosi. Kadang fungsi fisiknya menurun ambisinya semakin menggunung. Sehingga tidak jarang seseorang yang sudah memasuki fase ini semakin bekerja mati-matian untuk menanamkan kesan bahwa dirinya adalah orang dewasa mapan yang tidak akan pernah tergantikan.
Dari sinilah konflik antara kaum muda dan orang dewasa bermula. Yang muda ingin segera mendapatkan pengakuan sebagai orang dewasa, sementara orang dewasa takut kehilangan wibawa.
Muncullah konglik kepentingan. Sama-sama ingin disebut Dewasa. Sama-sama ingin disebut berjasa dan sama-sama ingin dipandang berjaya.
Bagaimanakah dikap yang benar..?
Sampai dibagian ini saya tidak bisa melanjutkan lagi. nampaknya Saya harus segera mengahiri tulisan ini.
Satu yang pasti. Siapapun SHIVA dia tetaplah anak kecil yang membutuhkan pengawasan dan pengayoman. Salah-salah dia menyalahgunakan kemampuannya untuk sesuatu yang membahayakan dirinya.
Semoga Allah mengampuni kita semua. Amin
Teruntuk anakku
MELYNIA ROSYADA
Posting Komentar untuk "SHIVA, ANAK KECIL YANG INGIN TERLIHAT DEWASA"
Silahkan berkomentar maupun bertanya tentang Info / Kegiatan / Konsultasi gratis di Website Sabda Ria Nada, Kami akan menjawab secepatnya. Terimakasih...