Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SHIVA, ANAK KECIL YANG INGIN TERLIHAT DEWASA

Gaya Para Alumni, sibuk mencari Jati Diri

sabdarianada.co.id. "Jangan panggil saya anak kecil paman, saya bukan Anak kecil. Saya SHIVA namaku SHIVA". Terlihat wajah Shiva memirah, sangat terasa kalau dia marah  setiap kali ada orang Dewasa atau siapa saja yang memanggilnya anak kecil, walaupun  jika dilihat dari postur tubuh dan usianya dia memang masih anak-anak.

Yang saya sajikan di atas adalah potongan Dialog Film Kartu Shiva yang tayang hampir tiap hari di Stasiun ANTV menjelang siang. Seorang bocah ajaib dengan sepeda ontel yang juga ajaib berasal dari tanah India dengan kemampuan di atas Rata-rata orang dewasa. 

Dengan sepeda ontelnya SHIVA bisa terbang, berlari kencang, bahkan menyebrangi lautan. Mungkin karena kemampuannya yang sering melampoi orang Dewasa, Shiva sangat tidak suka apabila ada orang memanggilnya anak kecil.

Tokoh Syifa dan Sepeda Ajaibnya

Selain tokoh Shiva dan kawan-kawannya, dalam Film ini juga ada tokoh lain  yang mewakili orang dewasa, pak Lattu Singh atau Ladu Singh Inspektur Polisi yang juga selalu ingin terlihat sebagai orang besar yang banyak jasa karena memang dirinya orang dewasa, kendati dalam berbagai aksinya sering kalah cepat oleh SHIVA dan kawan-kawannya.

"Hahahai,  aku Lattu Singh Inspektur Polisi di kota ini. selama ada saya tidak boleh ada kejahatan di wilayah  ini". Kalau sudah begitu SHIVA selalu memalingkan muka dengan senyum sedikit kecut. Dalam hatinya mungkin dia berkata "Lhu tidak melakukan apa-apa tau".

Drama kehidupan yang diperlihatkan dalam film ini lumrah terjadi dalam keseharian kita. Tidak sedikit orang yang sebenarnya tidak melakukan  apa-apa berusaha mengambil keuntungan dari keberhasilan yang ada, Sementara pelaku yang sebenarnya tidak mendapatkan apresiasi apa-apa, terlebih lagi jika pelakunya hanyalah orang muda yang selalu dianggap anak-anak walaupun sebenarnya dia sudah Dewasa.
Dalam psikologi Agama ada dua Fase perkembangan yang dianggap paling krisis, yaitu fasa GHULAM (Remaja) dan fase sabab ( pemuda) yang biasanya terjadi  dari usia 12-21 tahun ada juga yang bilang sampai usia 25 tahun.
Kedua Fase ini adalah fase tanggung dianggap anak-anak sudah besar dianggap Dewasa belum matang. 

Ciri umum kedua Fase ini adalah, mereka sudah tidak mau lagi dikatakan sebagai anak-anak. Dalam usaha mencari identitas dirinya tidak jarang mereka menentang kemapanan yang dirasa membelenggu kebebasannya. Mereka juga ingin mengetahui banyak hal sehingga seringkali mereka memberanikan diri melakukan hal coba-coba. 

Jika pada suatu ketika anak anda tidak mau lagi di antar jemput kesekolah, ini juga salah satu contohnya. Anak anda ingin menunjukkan bahwa dia sudah Dewasa dan sudah bisa menjaga dirinya, tidak perlu lagi orang tua susah-susah mengantarnya.

Sementara di bagian lain, selepas usia 40 tahun orang dewasa sudah mulai mengalami  penurunan terutama pada fungsi otaknya. Menurut psikolog setelah usia 40 otak manusia mulai mengecil dan akan semakin menyusut dan berkerut, khususnya pada bulatan lonjong bagian depan di sekitar telinga tempat dimana aneka macam kecerdasan berada.

Penurunan fungsi fisik ini tidak serta merta juga diimbangi oleh penurunan emosi. Kadang fungsi fisiknya menurun ambisinya semakin menggunung. Sehingga tidak jarang seseorang yang sudah memasuki fase ini semakin bekerja mati-matian untuk menanamkan kesan bahwa dirinya adalah orang dewasa mapan yang tidak akan pernah tergantikan.

Dari sinilah konflik antara kaum muda dan orang dewasa bermula. Yang muda ingin segera mendapatkan pengakuan sebagai orang dewasa, sementara orang dewasa takut kehilangan wibawa.
Muncullah konglik kepentingan. Sama-sama ingin disebut Dewasa. Sama-sama ingin disebut berjasa dan sama-sama ingin dipandang berjaya.

Bagaimanakah dikap yang benar..?
Sampai dibagian ini saya tidak bisa melanjutkan lagi. nampaknya Saya harus segera mengahiri tulisan ini.

Satu yang pasti. Siapapun SHIVA dia tetaplah anak kecil yang membutuhkan pengawasan dan pengayoman. Salah-salah dia menyalahgunakan kemampuannya untuk sesuatu yang membahayakan dirinya.

Semoga Allah mengampuni kita semua. Amin

Teruntuk anakku
MELYNIA ROSYADA


Posting Komentar untuk "SHIVA, ANAK KECIL YANG INGIN TERLIHAT DEWASA"