Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

GURU dan MOBIL ANGKOT



ِفَوَيْلٌ لِلْجَاهِلِ حَيْثُ لَمْ يَتًعَلَّمْ مَرَّةً ٌ وَاحِدَةً   وَوَيلٌ لِلعَالِمِ حَيث لَم يَعمَل بِعِلمِهِ اَلفَ مَرَؔة
Sungguh celaka si BODOH jika tidak mau BELAJAR walau hanya SATU KALI. Lebih celaka lagi si PINTAR jika tidak mau lagi MENGAJAR walau sudah melakukaannya 1000x " (AL GHAZALI).

sabdarianada.co.id.-Ibarat benang, persoalan pendidikan di Negeri ini mungkin sudah terlampau kusut. Saking kusutnya menjadi sangat sulit sekali diurai. Modifikasi metode pembelajaran, bongkar pasang muatan kurikulum, sampai copat copot mentripun sudah dilakukan, hasilnya belum mampu mencapai ORGASME.


Belakangan ini dimunculkan cosmetik baru bernama UN-BK (ujian Naional Berbasis Komputer ) yang diharapkan mampu memoles wajah pendidikan kita. Lagi-lagi produk baru ini menuai banyak masalah. Tidak sedikit Madrasah yang terpaksa menggadaikan sawah-ladang untuk melengkapi peralatannya.


Siapa yang salah,dimana letak kesalahannya, kenapa bisa salah?

Pemerintah menyalahkan GURU, guru menyalahkan WALI MURID, wali murid menyalahkan MURID. Tidak mau ketinggalan, muridpun menyalahkan GURU dan WALI MURID.

Apa yang terjadi sekarang? MURID SETRES, GALAU BERAT. Mereka menjadi tidak kerasan di sekolah juga tidak kerasan di rumah. Sekolah sudah tidak nyaman untuk tempat BERBENAH, sebaliknya rumah juga sudah tidak aman untuk BERKELUH KESAH. Mereka lebih suka bolos selolah, duduk-duduk diperempatan jalan atau di tempat-tempat hiburan.

FILSAFAT MOBIL ANGKOT


يحتاج في التعلم والتفه الی جد الثلاثة : المتعلم والاستاد والاب ان کان في الاحياء

Dikatakan ulama` " di dalam belajar dibutuhkan semangat tiga pihak, Murid, guru dan Orang Tua (wali murid) jika masih hidup".

Lelah menunggu hasil



Ibarat kendaraan, Guru adalah sopir, murid penumpangnya, sedang wali murid adalah keluarga penumpang yang cemas menunggu di seberang dermaga. pemilik kendaraannya siapa..? Pemiliknya adalah Masyarakat dan pemerintah. Kendaraannya bernama Madrasah/sekolah, PTN/PTS dan lainnya.

Komonikasi yang baik antara sopir dengan pemilik kendaraan mutlaq diperlukan, untuk memastikan apakah kendaraan masih layak pakai, memenuhi satandart  keamanan dan masih mampu menghantar penumpang ketempat tujuan.

Demikian halnya antara sopir dengan keluarga penumpang. Dua kelompok ini, terutama keluarga penumpang harus sesering mungkin melakukan konsolidasi, untuk mengetahui sudah seberapa jauh kendaraan berjalan dan kapan kira-kira sampai ditempat tujuan. Ini sangat penting agar tidak saling menyalahkan apabila sewaktu-waktu kendaraan mengalami keterlambatan karena sesuatu dan lain hal.

Tidak kalah pentingnya hubungan yang baik, komonikasi yang hangat antara sopir dengan seluruh penumpangnya harus selalu dijaga. Jangan sampai dipertengahan jalan terjadi ketidaksamaan pemikiran mengenai arah jalan yang hendak dilalui. Tentu akan sangat melelahkan sekali melakukan perjalanan jauh yang belum tahu kapan sampai, bersama orang-orang yang tidak sepaham apalagi tidak saling sapa.

Sangat mungkin ada satu-dua penumpang atau bahkan lebih, sudah terlebih dahulu mengetahui arah jalan. Wajar saja mereka ini kalau sewaktu-waktu rewel, bandel dan sok tahu. Seorang sopir yang cerdas tidak akan memperlakukan penunpang jenis ini sebagai pesaing, yang dikhawatirkan merontokkan wibawanya di hadapan penumpang yang lain. Bahkan sebaliknya mereka akan dijadikan teman bicara untuk mempermudah dan mempercepat laju kendaraannya. Nasib jelek yang menimpa Sopir Budi di Sampang, cukuplah menjadi pelajaran buat sopir-sopir  lain.

Berusaha hangat dengan
seluruh penumpang

Sopir yang baik selalu menyadari bahwa pemilik kendaraan, penumpang beserta seluruh keluarganya menaruh harapan yang besar,  agar seluruh penumpang bisa sesegera mungkin  mencapai tujuan dengan selamat. Sangat ironis apabila ada sopir tega membiarkan penumpang terlalu lama menanti diperempatan jalan ketika sopir turun makan. Apalagi sang sopir tidak kunjung datang. Seluruh penumpang menunggu, bingung mabuk kepayang.

Jangan sampai karena persoalan pribadi, semangat menyadari Tanggung Jawab dan semangat memperbaharui niat oleh semua yang terlibat, menjadi lapuk dimakan waktu.



PRILAKU SOPIR DAN PENUMPANG JAMAN DULOE


Dikisahkan bahwa Khalifah Harun Al Rasyid mengirimkan putranya ke Pesantren milik Syeh al Ashma'i agar bisa belajar ILMU dan TATA KRAMA.


Suatu hari Khalifah berkunjung ke Pesantren tersebut, didapati Syeh AL ASHMU' I sedang berwudu membasuh kakinya sendiri, sementara putra Khalifah yang menyiramkan airnya.


Melihàt adegan tersebut khalifah menegur, anak saya dikirimkan kemari agar Syeh ajarkan ILMU dan TATA KRAMA. Kenapa tidak Syeh suruh saja dia menyiramkan air dengan salah satu tangannya dan membasuh kaki Syeh dengan tangannya yang lain ?


Syeh Shadrul Ajjal Burhanul Aimmah selalu menyediakan waktu menjelang siang untuk mengajar kedua putranya, HASAANUDDIN dan TAJUDDIN setelah mengajar murid-muridnya yang lain.


Lama-lama kedua putrànya protes karena merasa dinomor duakan. "Kalau sudah siang kami sudah tidak semangat dan jenuh". lalu ayahnya memberi nasehat : mengertilah,murid-murid itu datang dari jauh, sudah seharusnya saya mendahulukan mereka.


Seorang hakim Agung di Kota Marwa bernama FAKHRUDDIN al ARSABANDI berkata : " saya mendapatkan kedudukan yang  mulia ini Barokah hormàt saya kepada Guru Syeh ABU YAZID Ad DAbusi. Saya melayani beliau selama 20 Tahun. Menyediakan Makanan untuk beliau dan saya tidak ikut makan sedikitpun dari makanan tersebut.

Semoga bermanfaat. Amin

Teruntuk calon guru dan Anakku
MElYNIA ROSYADA

Posting Komentar untuk "GURU dan MOBIL ANGKOT"