Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

IMPAS-ING - IMPAS-ING

Sabdarianada.co.id. "Berapa jumlah guru yang tersisa...?" begitulah pertanyan pertama Kaisar Hirohito ketika Hiroshima dan Nagasaki diporak porandakan oleh bom atom Pasukan Amerika serikat. Ratusan bahkan ribuan gedung yang hancur tidak terpikirkan. Jutaan korban jiwa yang hilang sia-sia tidak dipersoalan, selama masih ada guru yang sanggup bertahan, kejayaan pasti kembali datang.
Mobil panther, Mahluq baru disekolahku
Ketika ada laporan sekitar 250 ribu guru yang hidup,  dengan lantang Kaisar Hirohito berkata, Jepang akan lebih maju dari kondisi sewaktu ditaklukkan.  Perkataan itu terbukti, sampai hari ini, Jepang begitu digdaya terutama dalam bidang teknologi dan ekonomi. Aneka macam Produk mulai dari KAWASAKI hingga TUTUP PANCI semuanya bertuliskan Made in Jepang.

Guru, haruslah sosok yang dapat digugu dan ditiru, falsafah lama ini mengisyaratkan tugas seorang guru yang bukan sekadar bertanggung jawab memberikan asupan Ilmu tetapi juga harus mampu mendidik moral, etika, integritas, dan karakter.

Jepang mampu bangkit dari duka bom Hiroshima dan Nagasaki, bukan karena punya harta karun, tetapi karen masih ada guru yang layak diteladani. Dari tangan-tangan merekalah kemudian lahir generasi emas yang selalu menjadi inspirasi bagi Genarasi berikutnya.

Kendati demikian kesejahteraan guru di berbagai belahan dunia utamanya Indonesia, dirasa sangat tidak sepadan jika dibandingkan dengan beban tugas dan Tanggung Jawab yang harus diemban. Sampai ada seorang Budayawan tanah air berseloroh, gaji guru di Indonesia tidak jauh lebih mahal dari biaya makan Anjing di Mesir.

Pernyatan ini tentu tidak sepenuhnya salah, mengingat jumlah guru non PNS dengan HR di bawah mata kaki jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan guru PNS.

Menyadari hal ini Pemerintah Pusat dengan dibantu pemerintah Daerah telah menggelindingkan BOLA SALJU bernama Malaikat serifikasi dan Inspassing yang diharapkan bisa membantu meningkatkan kesejahteraan para Guru utamanya yang Swasta. Dengan kedua bantuan ini para guru diharapkan mampu meningkatkan kinerja dan merubah muka dari orang Papa menjadi sedikit berada walaupun belum cukup-cukup juga.


MALAIKAT INPASSING DAN WAJAH BARU PARA GURU

Terbitnya Permendiknas Nomor 22/2010 yang beisi Perubahan atas Permendiknas Nomor 47/2007 tentang Penetapan Inpassing Jabatan Fungsional Guru Bukan PNS (GBPNS) dan Angka Kreditnya, boleh dibilang sebagai malaikat baru bagi para guru swasta.

"Andaikan dia seorang perawan pasti dia saya nikahi", salah seorang guru berekspresi. Sedemikian ngetopnya inspassing ditelinga para guru, hingga dikabarkan ada seorang guru Agama yang sampai lupa menyebutkan Nama 10 Malaikat yang wajib diketahui. Jibril,  Mikail, INSPASING, Israil........ rupanya nama Malaikat baru ini selalau mengiyang dibawah sadarnya.

Inpassing dimaksudkan untuk menyetarakan guru Bukan PNS (GBPNS) dengan guru PNS, baik pangkatnya, golongan maupun jabatan Fungsionalnya. Tujuan utamanya adalah  penertiban  administrasi, pemetaan guru dan kepastian pemberian tunjangan yang menjadi hak mereka.

Guru yang boleh diusulkan harus memenuhi Syatat-syarat sebagai berikut:
1. ijasah minimal S-1, kecuali bagi mereka yang telah lulus sertifikasi;
2. Guru tetap pada satuan pendidikan formal;
3. Menjadi guru minimal mulai Desember 2005 dan terus menjadi guru sampai sekarang;
4. Maksimal usia 59 tahun ketika diusulkan;
5. Punya NUPTK;
6. Beban tugas minimal  24 JPL/minggu.

Kini guru Swasta boleh merasa PNS walaupun tidak sama. Boleh merasa punya gaji walau kadang harus digergaji iuran di sana sini. Maklum ngajar di sekolah sendiri. Segala sesuatunya harus mencari, tidak seperti sekolah Negeri apa-apa kata pak menteri. Masalah ini teman-teman harus mengeti, agar tidak mudah sakit hati. Paling tidak inspassing dan sertifikasi membuat kita semakin percaya diri. Ada sesuatu yang bisa kita nanti. Untuk mengurangi beban cicilan  Haji.

Tutut..tut, mobl hijau tua bertuliskan PANTHER memasuki halaman Madrasah. Dengan sedikit tergopoh penjaga gerbang datang membereskan letak parkir. Kiri, kiri, terus..terus stop ujarnya.

Wau rupanya pinpinan Madrasah A yang datang. Merasa menjadi pusat pehatian baru langkahnya sedikit ragu. " IMPAS-ing... IMPAS-ing, Tompeslah-tompeslah (madura)".Rupanya dia ingin menjelaskan kalau honor sertifikasi-inpassing yang diterimakan bulan yang lalu sudah habis, berubah wujud menjadi mahluq baru bernama Panther.

Melihat ada mahluq asing parkir di halaman Madrasah, beberapa siswa yang mulai beranjak puber datang berhamburan. Ada yang mencium bokongnya, ada yang mengelus-ngelus kepalanya. Ada juga yang langsung melampiaskan hobi corat-coretnya, P.TO love B.TO ditulis besar dikaca belakang. Tidak mau ketinggalan anak-anak yang menetap di asrama juga ambil bagian. "PONPES Oye" lengkap dengan tanda tangannya.

Mobil apa pak, tanya salah seorang Siswa. PANTHER, PANTHER (singa-singa) jawabnya lerih. Waou pak guru hebat, pak guru Gawat punya mubil singa. Entah bangga atau tidak pak guru mengangguk pelan. Sambil terus melanjutkan langkahnya keruang pertapaannya. Dalam hati terus bergumam "IMPAS-ING -IMPAS-ING  (tompeslah-tompeslah)".
Selamat bekerja
Semoga Allah mengampuni kita semua. Amin

Teruntuk anakku
MELYNIA ROSYADA

Keterangan, tulisan ini sepenuhnya Fiktif, jika ada yang kebetulan sama di luar kewenangan operator.

Posting Komentar untuk "IMPAS-ING - IMPAS-ING"