Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MEMBURU BERKAH DI ANTARA TUMPUKAN SAMPAH

sabdarianada.co.id. Ada banyak rumur yang beredar dikalangan santri, terutama untuk hal-hal yang berhubungan dengan Barokah dan Balak. Salah satunya yang terkenal adalah
Nyapu yuk, agar dapat suami ganteng
  • Kalau pingin punya istri yang cantik atau suami yang ganteng, harus rajin nyapu di halaman Pesantren. 
  • Kalau sewaktu di pesantren berani mencuri Jarum, pulang dari pesantren akan berani mencuri jeren (kuda)
Terlepas benar tidaknya rumur di atas, yang pasti hampir semua santri menyakini adanya Barokah. Yaitu imbalan baik yang akan diterima oleh seseorang  ketika ia sabar melakukan Khidmat/pengabdian-pengabdian tertentu terutama yang berhubungan langung dengan sang guru.

Selain meyakini  Barokah  dari setiap Khidmat yang dilakukan, para santri juga meyakini  Balak, yaitu balasan buruk yang akan diterima ketika ia melakukan penyimpangan-penyimpangan tertentu terhadap perintah sang guru atau kepada aturan-aturan yang berlaku.

Sungguhpun demikian, di banyak pesantren pelanggaran dan penyimpangan tetap saja terjadi. Isu-isu barokah dan Balak tidak selalu manjur menjadikan para Santri berprilaku baik dan jujur. 

Penempatan jemuran yang sembarangan, semakin merusak pemandangan. Tumpukan sampah dimana-mana masih sering juga terlihat. Walaupun sudah ada jadwal piket menyapu, kadang pada pembuangan akhir yang sembarangan justru mendatangkan masalah baru. 

Tidak mudah memang, hidup bersama-sama dengan banyak orang dengan kecendrungan dan latar belakang yang berbeda-beda. Misalnya ada 200 santri. Setiap santri membuat satu sampah, berarti sudah ada 200 jenis sampah. Bagaimana kalau setiap santri membuat 3-10 sampah perhari, apa berapa ribu jenis sampah disitu..?

Sebaiknya setiap pesantren memiliki grobak sampah yang besar. Biarkan grobak sampah itu satu-dua hari dipojok lapangan. Setelah penuh biar para santri mendorongnya ramai-ramai ketempat yang agak jauh dan aman, sehingga sampah-sampah itu benar-benar bisa dilenyapkan. Hitung-hitung sambil niat menyediakan hiburan baru bagi para santri. Main dorong-dorongan, asyik doong!!

Usahakan  di dekat grobak sampah tersebut juga disiapkan tong besar, khusus menampung sampah-sampah botol yang mungkin masih bisa dimanfaatkan. Selain bisa mengurangi keluar-masuknya pemulung, cara ini juga bisa menggiatkan semangat santri melakukan daur ulang barang-barang bekas yang mungkin juga  bisa menambah penghasilan. Inilah yang dimaksud Memburu Berkah diantara Tumpukan Sampah.

Masalah lain yang juga sering terjadi adalah rasa kesetia kawanan yang kadang berlebihan. Tidak sedikit santri menggunakan benda atau peralatan temannya serampangan (betslabut) kata orang madura. Biasanya prilaku ini dilakukan oleh senior kepada juniornya. Menggunakan sabun , sandal, sarung, baju temannya semaunya. 

Prilaku ini sangat berbahaya dan merugikan. Penularan penyakit terutama gatal-gatal seperti yang dilaporkan edisi sebelumnya  semakin menemukan ruangnya. Lebih berbahaya lagi jika barang-barang tersebut sampai tega dilenyapkan (dicuri). 

"Waduh berbahaya, berani mencuri sabun, pulang mencuri Songun", bentak kepala Asrama kepada santri-santrinya.

Perlu kerja keras, pengawasan dan pembinaan yang berkisinambungan terutama dari para guru untuk memperbaiki semuanya.
Semoga Allah membimbing kita semua. Amin.

Teruntuk anakku
MOHAMMAD ROTI JATI DIRI

Posting Komentar untuk "MEMBURU BERKAH DI ANTARA TUMPUKAN SAMPAH"