Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENCARI TEMPAT SEMBUNYI

sabdarianada.co.id. Sudah jamannya serba terbalik. Yang tidak normal kelihatan wajar, yang benar terlihat nyasar. Dulu banyak anak berbakti kepada orang tuanya, sekarang banyak orang tua jadi babu bagi anak-anaknya. Dulu banyak santri sowan kepada gurunya, sekarang berubah banyak guru harus sowan kerumah murid-muridnya.Orang tua dulu minum jamu agar sehat, anak sekarang meneguk miras agar terlihat hebat.
Suasana Sabda Ria Nada di Pagi Buta
Moh. Zaini, susah memikirkan anak buah
"Asslamu alaikum,  Assaaalamu alaikum" terdengar suara salam dari luar beulang-ulang.  "waalaikum salam, waalaikum salam", Entah karena kesal atau ingin mengamalkan Alqur`an, pemilik rumah menjawab salam tamunya juga berulang-ulang. Dalam hatinya berkata, pagi-pagi hari Jumat ada tamu biasanya undangan selametan.

Belum sempat tamunya dipersilahkan masuk, dari arah pintu sang tamu menyeruduk duluan, " anak saya Si A tadi malam mabuk, baru sadar jam 10 malam. Bilangkan pada guru-gurunya agar si B diingatkan kalau perlu dikeluarkan dari sekolah. Dia yang mempengaruhi anak saya jadi ikut-ikutan mabuk".

"Ya ampun mimpi apa saya semalam. Masih pagi, belum minum kopi, rokok belum jadi, sudah diomili", gerutu pemilik rumah membatin.

Rupanya pemilik rumah adalah guru swasta di salah satu Madasah. Tamunya yang datang adalah salah seorang wali  murid yang melaporkan daftar kegagalan sang guru di dalam mendidik murid-muridnya. Anaknya pulang tidak sadarkan diri akibat mabuk oleh minuman keras yang menurutnya karena pengaruh dari teman-temannya.

Ada tiga daftar  kegagalan sekaligus yang pagi itu menimpel di jidak sang guru. Muridnya si A pulang kerumah mabuk, yang mempengaruhi  si B yang juga muridnya. Berarti di sekolah itu banyak murid yang suka mabuk.

Bisa saja sang guru berkelit untuk sementara waktu dengan mengatakan "Kami tidak mengajari murid-murid untuk mabuk. Apalagi mereka mabuk diluar jam sekolah, sudah bukan urusan kami. Tugas kami para guru hanya di dalam sekolah, selebihnya menjadi Tanggung Jawab orang tua".

Jawaban seperti ini bisa untuk sementara waktu melindungi sang guru dari rasa malu. Tetapi cepat atau lambat semua orang akan tersadar, bahwa pembuktian hasil pendidikan dilakukan bukan hanya di dalam kelas, tetapi juga di alam bebas. Seorang pendidik belum bisa dikatakan telah berhasil, apabila anak didiknya hanya baik di dalam kelas tapi culas di luar kelas. Ketika seorang murid melakukan penyimpangan diluar kelas, dengan serempak orang akan berkata "Pendidikan telah GAGAL".

Sejauh ini seorang guru tidak bisa lepas tangan atau tutup mata dari perilaku menyimpang yang dilakukan murid-muridnya. Terlebih lagi apabila sang guru coba mengingat sabda Nabi,
 اذا کثرت ذنوب العبد ابتلاءه بالعيال ليغفره الله له
Jika dosa-dosa seorang hamba sudah banyak, maka Allah akan mengujinya dengan keluarganya sendiri agar Allah bisa mengampuninya.

Atau sang guru berusaha mengingat hadits lainya
من کثرت ذنوبه دهب بهاٶه
Siapa yang banyak dosanya maka lenyap pula wibawanya.

Perilaku menyimpang yang dilakukan seorang murid atau anak adalah buah dari dosa orang tua dan guru-gurunya. Menumpuknya dosa melenyapkan wibawa. Ketidak adaan wibawa akan menyebabkan sebaik apapun Metode, media, meteri yang sampaikan oleh sang guru/orang tua, menjadi sangat sulit membekas dihati sanubari murid-muridnya.

Atas alasan inilah mengapa Allah terpaksa mengirim Nabi Yunus kedalam perut ikan untuk menyesali dosa-dosanya. Alam raya sudah tidak aman lagi menyembunyikan kegagalannya di dalam mendidik umatnya. Lalu kemana sang guru hendak sembunyi..?
لااله الا انت سبحانک اني کنت من الظالمين
Tidak ada tuhan melainkan engkau (Allah) maha suci engkau sesungguhnya aku termasuk orang yang aniaya.

Semoga Allah mengampuni kita semua.Amin

Teruntuk anakku
MELYNIA ROSYADA

Posting Komentar untuk "MENCARI TEMPAT SEMBUNYI"