Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PACARKU BAU KETEK

sabdarianada.co.id - Sebut saja Noni (nama samaran) Siswa Kelas 11/IPS sekolah SMA. Gunung Putri Kabupaten Sukahati. Tidak ada hujan tidak ada petir sore itu dia pulang kerumahnya bersungut-sungut. Wajahnya ditekuk 40 derajat seperti krepik tempe.


Awas kelilipan
Gerbang...., terdengar pintu kamarnya dibanting keras. Ibunya yang mulai tadi di dapur datang menghampiri. "Kenapa, ada apa? apa kamu bertengkar dengan Pacarmu?". Noni menggeleng. "Zain nyakiti kamu..?". Noni tetap saja menggeleng. "Lalu kenapa, ada apa..?sergah ibunya tambah khawatir. "Ketek Pacarku bau", jawab Noni ketus. 

Merasa tidak perlu ada tanggapan lanjutan, ibunya ngacir segera kembali kedapur. Dalam hati ibunya bergumam, "Keteknya Bau..?, berarti Noni tadi berpelukan dengan Zain, atau jangan-jangan juga berkecupan..?"

"Tidak mungkin, ini tidak mungkin terjadi. Saya dulu tidak pernah begituan. Kalau saya jalan sama Joko (suaminya sekarang) jaraknya 2 meter. Tidak ada gandengan Tangan. Amit-amit kalau sampai berpelukan, menatap wajahnya saja tidak berani. Tolah-toleh takut ketahuan orang malu".

Betapa banyak disekitar kita, para orang tua yang lugunya tetap 29 karat semisal ibunya Noni. Tetap menggunakan Paradigma 60-an di dalam menilai prilaku putra-putrinya di luar. Mereka lupa kemajuan Teknologi informasi sudah merubah semuanya. Remaja yang dulu pemalu, sekarang malu-maluain. Tidak jarang pula Muda-mudi jaman now, yang merasa kurang gaul apabila masih berkutat dengan isu-isu Kesucian dan Keperawanan. Perawan atau tidak, perbedaannya tipis sekali, kilahnya.

TUNANGAN SUDAH, PACARAN JALAN TERUS

Sedikitnya ada dua istilah yang biasa kita gunakan untuk menyebut keintiman laki-laki - perempuan yang belum terikat perkawinan. PACARAN dan TUNANGAN. Entah siapa yang pertamakali mengkampayekan, yang pasti kedua istilah ini amat sangat populer hampir disemua usia, mulai anak-anak sampai Dewasa. Apabila ada dua orang beda jenis berduaan, dengan mudah kita menyebutnya, dia Pacaran atau dia sudah Tunangan


Set, Jangan berisik ada orang lewat

Sepintas lalu kedua istilah (pacaran dan Tunangan) sepertinya sama, padahal sebenarnya sangat berbeda. yang kedua cenderung lebih intim bahkan kadang kebablasan, karena sudah mengantongi Sertifikat HALAL berdua dari masing-masing keluarga besar kedua belah pihak. Ada juga yang sampai menginap. Kendati ketahuan orang luar (yang bukan keluarga) paling banter bilang, mereka memang sudah lama tunangan. 

Praktek keintiman yang dikemas dalam bentuk Tunangan, cenderung kebal moral. Apapun yang dilakukan terkesan wajar dan biasa-biasa saja.Tidak ada orang yang merasa perlu comment apalagi usil terhadap keintiman yang mereka lakukan.

Secara bahasa Pacaran berasal dari bahasa Arab (فجورا) dari Fiil Madi (فجر-يفجر-فجرا-فجورا) yang artinya berbuat jahat, berdusta, berbuat cabul atau berbuat lacur. Orang Madura menyebutnya SIR-SIRAN dari 
kata ( ٌؔسِر ) yang artinya rahasia, tepatnya merahasiakan perbuatan yang dianggap terlarang untuk menghindari tanggung jawab. Orang Jawa menyebutnya GENDAAN dari kata GODAAN, artinya perbuatan yang bisa menggoda Iman. 

Di dalam Alqur`an terdapat satu ayat yang mengisyaratkan hal ini. Surat Asy-Syams Ayat 8 : 
فالهمها فجورها وتقواها 
"Lalu dia beritahu kepada Jiwa jalan kejahatanya (فجورها) dan jalan ketakwaannya".

Jadi ditinjau dari sudut Budaya manapun (Arab, indonesia, Madura dan Jawa) Praktek Pacaran selalu berkonotasi jelek dan jahat yang sebaiknya dihindari. Alumni Pesantren manapun jarang ada yang kuat menghadapi rayuan mautnya, apalagi hanya anak Madrasah atau anak SMA, walah jebol-jebol.

Ramonasari (1996:304) mengungkapkan bahwa hampir 80 % remaja melakukan seks bebas dengan pacarnya dalam jangka waktu pacaran kurang dari 1 tahun
Euforia berlebihaan
kadang membuat lupa

Lebih parah lagi ahir-ahir ini muncul Istilah baru "PACARAN GAUL" yaitu praktek pacaran yang dilakukan bukan dalam rangka memilih calon suami atau istri. Tapi hanya sekedar iseng untuk mengisi waktu dan mencari hiburan. Karena motifasinya sekedar mengisi waktu, maka muncullah Budaya Gonta ganti pacar.  Satu orang bisa saja memiliki beberapa orang Pacar. orang yang sudah terlanjur asyik dengan model pacaran gaul ini, biasanya tidak mau kalau diajak serius kejenjang perkawinan. Mereka lebih suka dijadikan pacar ketimbang jadi suami ataupun Istri.Walah, benar-benar nemmen saiki rek rek.

Sedangkan Istilah Tunangan terdiri dari dua buah kata yaitu TUN dan ANGAN (Tone dan Angan) yang artinya Nada atau lagu yang dapat menimbulkan angan-angan kosong. Masa-masa tunangan adalah masa-masa dimana kedua belah pihak sama-sama mengumbar rayuan gombalnya. 

" Apa bedanya melakukan sekarang atau nanti, toh keluarga kita sudah sama-sama merestui. Sekarang atau nanti, kita tetap akan menjadi pasangan yang saling mencintai sayaang". Kalau sudah demikian bisa ditebak, apa yang selanjutnya akan terjadi. 

Orang Madura menyebut BEKALAN dari kata (بکل) Artinya mencampur. Maksudnya mencampur yang Haq dengan yang Bathil. Keintiman lawan jenis (belum menikah) yang sebenarnya dilarang, berusaha dibungkus dengan baju SILATURAHIM sehingga seakan-seakan wajar dan biasa-biasa saja.

Oleh karena itu katakan dengan tegas,
PACARAN NO, TUNANGAN NO WAY
Kalau sudah ketemu yang cocok, langsung lamar, langsung nikah. Bebas urusan. Buat anak lancar, makan minum mormal.

من حمی حول الحمی يوشک
 ان يقع فيه
Siapa yang berani bermain-main di tepian jurang, dikhawatirkan dia akan terperosok kedalamnya. Nauzdubillah. Amin.

Teruntuk anakku
MOHAMMAD ROTIB JATI DIRI

Posting Komentar untuk "PACARKU BAU KETEK"