Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SABDA RIA NADA BOOKING KOLAM RENANG

Sabdarianada.co.id. Seorang Tentara berpangkat Mayor pernah bercerita kepada saya. “Latihan paling berat bagi saya adalah Renang. Kalau melihat nilai Renang saya mestinya saya dulu tidak diterima jadi Prajurit”, akunya polos.  “ Tapi mungkin karena Barokah Do’a ibu dan Do’a Kiai (dia menyebut nama salah seorang Kiai di Probolinggo) saya masih bisa diterima walaupun tidak bisa berenang”, imbuhnya jujur.
Siswa MTs. Sabda Ria Nada
usai latihan Renang
Ekspektasi saya yang terlanjur tinggi terhadap seorang Prajurit, membuat saya sedikit kaget. “Haa, masak pak  tentara tidak bias berenang”, sama dong..!!! Tanya saya keheranan. “Saya kan orang desa tidak ada kolam renang. Kendati dulu waktu kecil sering bermain di sungai, bukan belajar renang, hanya main hanyut-hanyutan karena arusnya deras. Waktu sekolah dulu Pak guru juga tidak pernah mengajari Renang”, Jawab sang Prajurit.

“Waktu sekolah dulu Pak guru tidak pernah mengajari Renang”, ingin rasanya saya mengulang-ulang bagian ini. Untuk menyadarkan kita semua para Pengabdi ilmu, bahwa ketika seseorang merasa gagal memainkan peran-peran tertentu dalam hidupnya, ujung-ujungnya selalu sekolah dan guru yang menjadi tumpuan KESALAHAN. “Waktu sekolah dulu Pak guru tidak pernah mengajari Renang”, ‘Waktu sekolah dulu pak guru tidak pernah mengajari dagang’,  ‘waktu sekolah dulu pak Guru tidak pernah mengajari tata cara pergaulan”, makanya aku gagal, dan seterusnya dan seterusnya.

Benarlah kata orang, hubungan guru dan murid bagaikan Antena dan TV. Ketika gambar di TV jelek,  antenna yang dipersalahkan. Dibolak balik kanan kiri untuk mencari posisi dan arah yang pas.  Tapi giliran Gambar di TV bagus, orang akan bilang TV nya bagus, gambarnya halus, Samsung memang mahal. Kontribusi Antenna yang sebenarnya sangat menentukan serta merta terlupakan sebelum bergantinya kehidupan.


Atau ibarat Gula dan Kopi kata Gusdur. Ketika kopi enak, orang akan bilang Kopinya mantaap. Peran gula yang tidak sedikit menyumbangkan rasa enak terabaikan.  Tapi ketika kopi terlalu pahit, orang akan bilang gulanya kurang. Lebih parah lagi ketika ada seseorang terkena diabet,  serentak orang akan berkata, kelebihan gula.

Begitu juga dengan nasib guru dan sekolah. Ketika murid gagal tidak perlu dikomando orang-orang akan bertanya,  lulusan Mana..? Alumni Madrasah A. Kok sekolah disana.? Sekolah tidak berkelas, Gurunya pemalas, Kepalanya melas, kemana-mana naik Akas. Mestinya belajar di sekolah B. Sekolah berstandar Nasional, Guru-gurunya Profisional, Kepalanya terkenal, kalau ketemu pura-pura tidak kenal. 

Tapi giliran sang murid sukses menjadi orang yang berhasil, tanpa merasa berdosa orang akan berkata, Dia memang anaknya cerdas. Ibunya selalu berpuasa, Bapaknya pengusaha. Jasa Guru dan sekolah dengan mudahnya terlupakan.

Beruntung tidak semua orang mau menjadi guru. Andaikan semua orang mau menjadi guru, tentu banyak para guru yang melakukan aksi balas dendam karena kecewa terhadap ketidakadilan sosial ini. 

Mereka yang bersedia menjadi guru adalah orang-orang khusus yang dipersiapkan oleh Allah untuk melakukan tugas-tugas khusus. Siap memberikan sebagian besar waktunya untuk orang lain. Siap menunda kebahagiaannya untuk waktu yang tidak terbayangkan. Dan yang tidak kalah pentingnya siap untuk tidak menjadi ORANG KAYA.

Pada bagian ini ada gubahan menarik dari Imam As Syafi`i (767-820 ) yang dikutib oleh Imam Azarnuji melalui gurunya, Imam Syadiduddin As-Syirozi di dalam Ta`limul Mutaallim.

ومن الدليل علی القضاء وحکمها 
بٶس اللبيب و طيب الاحمق 

لکن من رزق الحجا حرم الغنی 
ضدان يفترقان اي تفرق

"Sudah menjadi Qodrat dan ketentuannya, bila orang Pandai susah hidupnya dan orang yang bodoh justru Sejahtera hidupnya.
Orang yang dikarunia akal cerdas dijauhkan dari kekayaan, karena keduanya berlawanan dan sangatlah berbeda".

Bagian ini memang sangat sulit dijelaskan, tapi memang demikianlah adanya. Contoh sederhana Para pengajar Al-qur`an di Desa-desa (guru ngaji) adakah diantara mereka yang benar-benar kaya..?

Tunjangan 850 ribu/tahun yang diberikan Pemerintah Daerah kadang menyudutkan mereka kedalam sebuah dilema, antara keharusan bersyukur dan tidak. Jika mereka tidak bersyukur tentu akan dicap durhaka. Tetapi jika bersyukur pemerintah akan menilai mereka sudah SEJAHTERA.

Gaji seorang Baby Sitter dikota kecil dengan kewajiban mengasuh 1-2 orang anak, sudah berkisar di angka 400 ribu -750 ribu/bulan. Sekarang mari kita hitung honor guru ngaji 850 ribu dibagi 12 bulan mentok di angka 71 Ribu/bulan.

Kendati demikian  mereka tetap akan  berusaha sekuat tenaga dalam mengupayakan pendidikan terbaik baik murid-muridnya. Guru sejati selalu menyadari bahwa masyarakat utamanya wali murid, telah menaruk harapan yang besar terhadap buah kerja kerasnya. Mereka berharap sekolah dan guru tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu, tapi juga diharapkan mampu merekayasa kepribadian dan masa depan anak-anaknya. 

Guru yang baik akan selalu berusaha keras meningkatkan kemampuannya di dalam mendidik dan melatih Murid-muridnya. Termasuk memperkenalkan dan melatih murid BERENANG dan ketrampilan lain yang mungkin dibutuhkan.

MTs. SABDA RIA NADA BOOKING KOLAM RENANG

عَلِّمُوا أَوْلاَدَكُم السِّبَاحَةَ وَالرِّمَايَةَ وَرُكُوْبَ الخَيْلِ

"Ajari anak-anakmu berenang, memanah dan naik kuda".

Kebanyakan kalangan menyakini bahwa Riwayat di atas bukan Hadis,  tapi Atsar dari Umar bin Khottab. Diriwayatkan secara marfu`dari jalur  Bakr bin Abdillah, dari Abdullah Al-Anshari dan Jabir bin Abdillah, Abu Rafi' dan Ibnu Umar. 



Sangat beralasan apabila Umar bin Khattab menggalakkan penguasaan tiga macam keahlian tersebut. Pada masanya Umar bin Khattab sangat giat melakukan ekspansi kebeberapa wilayah seperti Damaskus (635M), Palestina (635M), Irak dan Persia (636M) terahir ke Mesir pada tahun 639M. Semua itu tidak hanya membutuhkan biaya dan jumlah pasukan yang banyak, tapi juga pasukan yang Tangguh, terlatih dengan keahlian dan ketrampilan yang memadai.

Sementara Renang diyakini sebagai salah satu cabang olah raga yang sangat bagus untuk meningkatkan daya tahan tubuh, utamanya pernafasan, kekuatan tangan dan kaki, yang tidak hanya dibutuhkan dalam dunia keprajuritan tapi juga bidang-bidang lainnya. Nabi sendiri juga sering menganjurkan para pemuda di masa itu berlatih Renang, memanah dan menunggang Kuda, walaupun hadis yang menyatakan hal itu oleh sebagian kalangan ditengarai Dhaif.

Dengan maksud mengamalkan Sunah Nabi dan Para Sahabatnya, tadi pagi Sabtu, 10 Maret 2018 siswa kelas VIIA MTs. Sabda Ria Nada didampingi langsung oleh guru Penjas Bapak HERI KISWANTO, S.Pd berkunjung kesalah satu kolam renang di wilayah Besuki. 

Tujuannya agar teori yang sudah dipelajari siswa di kelas bisa dipraktekkan langsung dilapangan. Sehingga pengetahuan yang siswa peroleh tidak hanya sebatas Ainul Yaqin tapi benar-benar bisa Haqqul Yakin, ujar pak Heri (sapaan akrap Pak Heri Kiswanto) meyakinkan.

"Asyik pak basah-basahan, sampai bhiruh (biru) bibir", salah seorang siswi menuturkan. "Kalau bisa tiap bulan pak, kor jek ranglarang urunnah (asal jangan terlalu mahal iurannya)", celetuk siswa yang lain. Huuuuuyyyy sahut  seluruh siswa hampir bersamaan.

Selamat untuk anak-anakku
Terima kasih untuk Bapak Heri
Kapan anak-anak dilatih memanah dan menunggang Kuda..?

Teruntuk anakku
MOHAMMAD ROTIB JATI DIRI




Posting Komentar untuk "SABDA RIA NADA BOOKING KOLAM RENANG"