SELAMAT TINGGAL KEBODOHAN
sabdarianada.co.id. Ada anekdot klasik yang seringkali dijadikan bahan lulucon oleh para Santri di selala-sela kesibukan mereka yang padat belajar dan mengaji. Bahwa sekolah/madrasah/Pesantren tidak jauh berbeda dengan Rumah sakit
Pantai Duta, Fitriyah Rohmadani,Lailatul Qamariyah, Moh. Hamim, Muzayyin Ilmana, Moh. Solihin, Usai mengukuti Ujian Juz 30 di Probolinggo Selamat Tinggal Kebodohan |
Ada orang sakit masuk rumah sakit, keluar dari rumah sakit penyakitnya sembuh. Ada juga orang sakit keluar dari rumah sakit penyakitnya tetap tidak sembuh. Tidak sedikit pula orang masuk rumah sakit pulang dari dari rumah sakit malah mati.
Begitu juga halnya dengan orang belajar baik di sekolah/madrasah ataupun Pesantren. Ada anak yang awalnya bodoh, nakal suka bikin susah orang Tua, lulus sekolah berubah. Orangnya pinter, Prestasinya super, ahlaqnya Superior jadi kebanggaan orang Tua, guru dan keluarga.
Rasa penat membiayai, mendidk dan membesarkan nyaris tidak terasa bahkan hilang sama sekali. Alhamdulillah, orang Tua, guru dan keluarga memanjatkan syukur yang sedalam-dalamnya mendapatkan karunia besar ini. Pengorbanan orang tua yang membiayai dan membesarkan, jerih payah para guru yang mendidik dan mengarahkan, lunas sudah terbayarkan kendati mereka tidak beroleh imbalan.
Pada saat-saat seperti ini kadang orang Tua/guru merindukan datangnya mati. Terbayang kenikmatan surgawi sudah menannti. Buah Amal Shalih dan Doa anak-anaknya seperti yang dijanjikan Allah dan Rasulnya.
Ya Allah jadikanlah kematian sebagai istirahat panjngku dari berbagai kejelekan.
Orang Tua/guru yakin sepenuhnya. Amal Shalih dan doa dari anak-anaknya mampu mengantarkannya meraih surga walupun dulu mungkin pernah berlumuran Dosa.
Lain halnya jika anak sebelum dan sesudah belajar tetap tidak ada perubahan. Inilah situasi paling sulit yang pernah dirasakan. Orang tua/guru didera rasa bersalah yang tidak terperikan. Tidak mungkin dia menyalahkan anaknya apalagi menyalahkan guru-gurunya.
Dilemparkan kembali ingatannya kebelakang. Satu persatu kesalahan yang dulu pernah dilakukan mulai menyesakkan dadanya. Tanpa terasa ada butiran bening membasahi pipinya yang mulai termakan usia. Ya Allah jangan kau timpakan dosa-dosaku kepada anak-anakku.
Ingin rasanya dia mengulang waktu, memulai lagi dari angka satu, untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang lalu. Tapi tidak mungkin itu zterjadi, waktu terus berlalu peristiwa harus berganti yang baru. Tidak ada lagi yang bisa dia lakukan selain menyalahkan diri sepanjang waktu. Terbayang siksa pedih yang sudah menunggu.
ان اشد الناس عذابا يوم القيامة من جهل اهله
Sesungguhnya paling beranya siksa kelak di hari kiamat, adalah siksa orang yang keluarganya bodoh (Hadist).
Takut rasanya menghadapi kematian, tapi enggan pula melanjutkan kehidupan. Dunia serasa tidak lagi memberikan harapan. Kemana duka hendak diemban..?
berbeda lagi jika anak/murid sesudah menjalani pendidikan lebih parah dari sebelumnya. inilah musuh bebuyiutan seperti yang disebutkan di dalam Alqur`an
ان من ازواجکم واولادکم عدوا لکم فاحذروه
Sesuangguhnya ada diantara istri dan anak-anakmu, yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah (At-Taghabun 14)
Menurut Imam Al-ghazali menghadapi musuh seperti ini 1000x jauh lebih berat ketimbang menghadapi musuh yang sesungguhnya.
فاحذر عدوک مرة واحذر صديقک الف مرة
Waspadalah menghadapi musuhmu sekali saja. Tapi waspadalah menghadapi (teman,keluarga, anak, muridmu) seribu kali.
Tapi jika dibanding kelompok kedua, kelompok ketiga ini relatif lebih ringan dampak batinya kepada orang tua maupun guru. Jumlahnyapun lebih sedikit. Kalau diprosentase kelompok pertama 10-20%, kelompok kedua 70% baru sisanya kelompok ketiga sekitar 10%.
Orang tua maupun guru benar-benar merasa ditipu dihadapan kelompok kedua. Dalam keseharian prilaku mereka normal, sekolah/ mengaji seperti kebanyakan siswa/santri yang lain. Tetapi karena tidak sungguh-sungguh hasilnya tidak sesuai harapan. Kelompok kedua inilah mungkin yang dimaksud orang GILA oleh Imam Azzarnuji dalam kitbnya:
Untuk mendapatkan harta saja memerlukan kesungguhan, apalagi ilmu, bagaimana kau kawan.
Sedangkan kelompok ketiga dari awal sudah memperlihatkan prilaku menantang. Orang Tua maupun guru sudah memaklumi kalau pada ahirnya akan semakin belingsatan. Tapi paling tidak orang Tua/guru tidak merasa ditipu karena prilakunya memang seperti itu. Bahkan orang tua/guru semakin memacu doanya agar anaknya segera mendapatkan kesadarannya.
Beda dengan kelompok kedua, kelihatan baik tapi Munafik. Kelihatan Rajin tapi ngibulin.
Bersungguh-sungguhlah
Berikan jatah kebahagian orang Tuamu dan Guru-gurumu
Buah kerja kerasnya mendidik dan membesarkanmu.
Selamat Tinggal KEBODOHAN
Teruntuk Anakku
MELYNIA ROSYADA
Begitu juga halnya dengan orang belajar baik di sekolah/madrasah ataupun Pesantren. Ada anak yang awalnya bodoh, nakal suka bikin susah orang Tua, lulus sekolah berubah. Orangnya pinter, Prestasinya super, ahlaqnya Superior jadi kebanggaan orang Tua, guru dan keluarga.
Rasa penat membiayai, mendidk dan membesarkan nyaris tidak terasa bahkan hilang sama sekali. Alhamdulillah, orang Tua, guru dan keluarga memanjatkan syukur yang sedalam-dalamnya mendapatkan karunia besar ini. Pengorbanan orang tua yang membiayai dan membesarkan, jerih payah para guru yang mendidik dan mengarahkan, lunas sudah terbayarkan kendati mereka tidak beroleh imbalan.
Pada saat-saat seperti ini kadang orang Tua/guru merindukan datangnya mati. Terbayang kenikmatan surgawi sudah menannti. Buah Amal Shalih dan Doa anak-anaknya seperti yang dijanjikan Allah dan Rasulnya.
اللهم اجعل الموت راحة لي عن کل شر
Ya Allah jadikanlah kematian sebagai istirahat panjngku dari berbagai kejelekan.
Orang Tua/guru yakin sepenuhnya. Amal Shalih dan doa dari anak-anaknya mampu mengantarkannya meraih surga walupun dulu mungkin pernah berlumuran Dosa.
Lain halnya jika anak sebelum dan sesudah belajar tetap tidak ada perubahan. Inilah situasi paling sulit yang pernah dirasakan. Orang tua/guru didera rasa bersalah yang tidak terperikan. Tidak mungkin dia menyalahkan anaknya apalagi menyalahkan guru-gurunya.
Dilemparkan kembali ingatannya kebelakang. Satu persatu kesalahan yang dulu pernah dilakukan mulai menyesakkan dadanya. Tanpa terasa ada butiran bening membasahi pipinya yang mulai termakan usia. Ya Allah jangan kau timpakan dosa-dosaku kepada anak-anakku.
Ingin rasanya dia mengulang waktu, memulai lagi dari angka satu, untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang lalu. Tapi tidak mungkin itu zterjadi, waktu terus berlalu peristiwa harus berganti yang baru. Tidak ada lagi yang bisa dia lakukan selain menyalahkan diri sepanjang waktu. Terbayang siksa pedih yang sudah menunggu.
ان اشد الناس عذابا يوم القيامة من جهل اهله
Sesungguhnya paling beranya siksa kelak di hari kiamat, adalah siksa orang yang keluarganya bodoh (Hadist).
Takut rasanya menghadapi kematian, tapi enggan pula melanjutkan kehidupan. Dunia serasa tidak lagi memberikan harapan. Kemana duka hendak diemban..?
berbeda lagi jika anak/murid sesudah menjalani pendidikan lebih parah dari sebelumnya. inilah musuh bebuyiutan seperti yang disebutkan di dalam Alqur`an
ان من ازواجکم واولادکم عدوا لکم فاحذروه
Sesuangguhnya ada diantara istri dan anak-anakmu, yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah (At-Taghabun 14)
Menurut Imam Al-ghazali menghadapi musuh seperti ini 1000x jauh lebih berat ketimbang menghadapi musuh yang sesungguhnya.
فاحذر عدوک مرة واحذر صديقک الف مرة
Waspadalah menghadapi musuhmu sekali saja. Tapi waspadalah menghadapi (teman,keluarga, anak, muridmu) seribu kali.
Tapi jika dibanding kelompok kedua, kelompok ketiga ini relatif lebih ringan dampak batinya kepada orang tua maupun guru. Jumlahnyapun lebih sedikit. Kalau diprosentase kelompok pertama 10-20%, kelompok kedua 70% baru sisanya kelompok ketiga sekitar 10%.
Orang tua maupun guru benar-benar merasa ditipu dihadapan kelompok kedua. Dalam keseharian prilaku mereka normal, sekolah/ mengaji seperti kebanyakan siswa/santri yang lain. Tetapi karena tidak sungguh-sungguh hasilnya tidak sesuai harapan. Kelompok kedua inilah mungkin yang dimaksud orang GILA oleh Imam Azzarnuji dalam kitbnya:
تمنيت ان تمسي فقيها مناظرا بغير عناء والجنون فنون
وليس اکتساب المال دون مشقة تحملها فالعلم کيف يکون
Engkau berharap menjadi Ahli Fiqih yang luas pandangan, tanpa perlu susah payah memaksimalkan perjuangan. Sungguh orang Gila itu beraneka Ragam.Untuk mendapatkan harta saja memerlukan kesungguhan, apalagi ilmu, bagaimana kau kawan.
Sedangkan kelompok ketiga dari awal sudah memperlihatkan prilaku menantang. Orang Tua maupun guru sudah memaklumi kalau pada ahirnya akan semakin belingsatan. Tapi paling tidak orang Tua/guru tidak merasa ditipu karena prilakunya memang seperti itu. Bahkan orang tua/guru semakin memacu doanya agar anaknya segera mendapatkan kesadarannya.
Beda dengan kelompok kedua, kelihatan baik tapi Munafik. Kelihatan Rajin tapi ngibulin.
Bersungguh-sungguhlah
Berikan jatah kebahagian orang Tuamu dan Guru-gurumu
Buah kerja kerasnya mendidik dan membesarkanmu.
Selamat Tinggal KEBODOHAN
Teruntuk Anakku
MELYNIA ROSYADA
Posting Komentar untuk "SELAMAT TINGGAL KEBODOHAN"
Silahkan berkomentar maupun bertanya tentang Info / Kegiatan / Konsultasi gratis di Website Sabda Ria Nada, Kami akan menjawab secepatnya. Terimakasih...