Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TINGKATKAN BERJEMAAH bukan BERJIMAAH

sabdarianada.co.id. Shalat berjemaah perintah yang sebenarnya mudah tetapi selalu terasa susah. Masuk kedalam jajaran perintah yang FARDU KIFAYAH, yaitu kewajiban kelompok yang apabila ada salah seorang mau melakukan yang lain dianggap bebas tanggungan.
  1. Jamaah Shalat Dzuhur di Masjid Abdurahman Hamzah Sabda Ria Nada
Pemaknaan Fardu Kifayah yang kadang hanya setengah-setengah, melahirkan pemahaman yang juga salah. Merasa tidak bersalah walaupun tidak ikut bersusah payah. Padahal apabila dipahami yang sesungguhnya,  semangat mengamalkan yang farduh kifayah mestinya harus lebih ditekankan ketimbang yang Farduh Ain.

Apabila fardu Ain diabaikan yang menerima akaibatnya hanya perseorangan. Tapi bila farduh kifayah tidak di indahkan yang menderita semua orang. Jika fardu Ain dilaksanakan yang beruntung hanya kita seorang. Namun bila Farduh kifayah  digalakkan penerima manfaatnya semua kalangan.

Tegakah kita mengorbankan banyak orang hanya demi kesenangan pribadi..?
Jawabannya tentu tidak bagi mereka yang hati nuraninya sehat. Tapi bagi orang lain yang sudah tidak sehat, pastilah bilang SIAP.

Melalui Ali bin Abi Thalib Nabi pernah berpesan
يا علي     
من کرامة المٶمنين  زوجة موافقة وصلاة                 جماعة  وجران يجبونه 
Hai Ali, salah satu sumber kemulyaan orang mukmin adalah : (1) suami istri yang serasi (2) Shalat berjemaah (3) Tertangga yang saling mencintai.

Pengabaian kewajiban dengan alasan pasti sudah ada orang lain yang melakukan, Telah menyebabkan banyak Masjid dan Mushalla kesepian. Shalat berjemaah yang oleh nabi diharapkan menjadi simbol kegagan umat islam tidak akan pernah terjadi,  selagi masih banyak masjid dan Mushalla yang sepi.

MEMAHAMI SHALAT BERJEMAAH

Secara bahasa jemaah artinya berkumpul dari kata جمع - يجمع - جمعا - جماعة yang artinya berkumpul, bersatu untuk melakukan sesuatu.
Ada padanan kata lain yang serupa tapi digunakan untuk maksud yang bebeda yaitu جمع-يجمع -جمعا -جماعا yang artinya berkumpul untuk bersetubuh/berhubungan badan.

Keduanya sama-sama memiliki arti berkumpul. Hanya yang membedakan yang pertama berkumpul untuk melakukan Shalat bersama-sama di Masjid. Sedangkan yang kedua berkumpulnya laki-laki dan Perempuan untuk bersebadan. Dengan demikian yang benar adalah BERJEMAAH bukan BERJIMAAH.

Bagian ini perlu dipertegas agar tidak salah ucap dan tidak salah membedakan. Mungkin karena salah membedakan, di jaman Nabi ada sebagian sahabat yang kadang melakukan dua aktifitas tersebut di atas sama-sama di dalam Masjid. Prilaku mereka disindir oleh Allah di dalam Alqur`an
ولا تباشروهن وانتم عاکفون في المساجد
janganlah kalian bercumbu rayu (menggauli) istrimu-istrimu sedang kalian sedang melakukan Iktikaf di masjid. (Albaqarah:187)

Sedangkan yang dimaksud Shalat berjemaah adalah Shalat yang dilakukan bersama-sama minimal oleh Imam dan satu orang makmum.

Laki-laki boleh menjadi Imam bagi makmum laki-laki, perempuan, dan Wariya. Wariya boleh menjadi imam hanya bagi makmum perempuan. Sedangkan  perempuan hanya boleh menjadi Imam bagi makmum Perempuan.


Ulama berbeda pendapat mengenai kapan Shalat berjemaah mulai disyareatkan. Sebagian berpendapat sejak Nabi masih di Mekah. Dengan alasan sesaat susudah peristiwa Isro`Nabi selalu berjemaah bersama Malaikat Jibril yang mengajarkan rinci tata cara melaksanakan Shalat. Nabi juga sering berjemaah bersama Siti Khadijah istrinya dan Ali bin Abi Thalib.

Sebagian lainnya berpendapat beda. Shalat berjemaah disyareatkan pertama kali sesudah nabi Hijrah ke Madinah. Nabi melakukan Shalat berjemaah pertama kali di Masjid Quba Masjid pertama yang dibangun nabi setibanya di Madinah. Sejak saat itulah Nabi bersama para Sahabatnya selalu berjemaah di Masjid.

Sahabat Abdullah  Ibn Mas’ud r.a. memberikan kesaksian : “Saya melihat semua kami (para shahabat) menghadiri jama’ah. Tiada yang ketinggalan menghadiri jama’ah, selain dari orang-orang munafiq yang telah nyata kemunafiqannya".

Pada bagian ini Ibnu Taimiyyah memberikan komentar bahwa, “Shalat berjamaah termasuk amal ibadah dan syi’ar Islam yang sangat agung. Siapapun yang beranggapan shalat  sendirian lebih utama dari pada berjamaah, maka dia telah keliru dan tersesat. Lebih sesat lagi jika sampai ada anggapan tidak ada shalat berjamaah kecuali dibelakang imam yang ma’sum sehingga mereka menjadikan masjid sepi dari  pengunjung .

AKIBAT MELALAIKAN SHALAT BERJEMAAH

Syeh Usman bin Hasan bin Ahmad Assyakiri berkata :

من تهاون بالصلاة مع الجماعة عقبه الله باثنتي عشرة بلية ثلاثة فى الدنيا وثلاثة في عند الموت وثلاثة في القبر وثلاثة يوم القيامة

Siapa saja yang mengentengkan Shalat Berjemaah Allah akan menyiksanya dengan 12 macam siksaan. Tiga macam siksaan akan diberikan di dunia, 3 macam lagi akan diberikan ketika dia mati, 3 macam lainnya akan diberikan di dalam kubur dan 3 macam sisanya akan diberikan pada Hari Kiamat.

واما لثالثة التي في الدنيا 
الاول يرفع الله البركة من كسبه ورزقه
الثانية ينزع منه روح الصالحين
الثالثة يكون مغبوضا في قلوب المؤمنين

TIGA MACAM SIKSAAN yang akan di alami di dunia :
1. Allah akan melenyapkan KEBERKAHAN dari setiap usaha dan RIZQINYA
2. Allah akan mencabut Potensi Keshalihan dari dalam dirinya
3. Akan menjadi pusat kebencian orang lain
وامالتي عند الموت 
  الا ول يقبض روحه عطشان ولو شرب ماء الانهار
الثانية يشتد عليه نزع روحه
الثالثة يخاف عليه من زوال الايمان

Sedang Tiga macam siksaan yng akan di alami ketika mati
1. Ruhnya dicabut dalam keadaan sangat haus walau berusaha minum air satu sungai
2. Ruhnya di cabut dengan  keras
3. DIkhawatirkan mati tidak membawa iman.
واماالتي في القبر 
يضيق عليه سؤال منكر ونكير
 تشتد عليه ظلمة القبر
يضيق قبره حتى تنتظم اضلا عه

TIGA SIKSAAN yang di alami di Alam kubur :
1. Kesulitan di dalam menjawab pertanyaan Mungkar dan Nakir
2. Kuburannya sangat gelap
3. Kuburanya disempitkan hingga tulang belulangnya bertumpukan

واما التي في يوم القيامة :
يشتد عليه حسابه
يغضب عليه ربه
يعاقبه الله بالنار

Sedang Tiga Macam siksaan yang akan dirasakan pada hari Kiamat :
1. Perhitungan Amalnya dipersulit
2. Allah akan murka padanya
3. Allah akan menyiksanya di Neraka

SEKALI LAGI Tingkatkan BERJEMAAH bukan BERJIMAAH.
Semoga Allah mengampuni kita semua. Amin.

Malam Jumat kliwon, Maret 2018
Teruntuk anakku
USMAN HAJI  NASHRULLAH

Posting Komentar untuk "TINGKATKAN BERJEMAAH bukan BERJIMAAH"