Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BERLOMBA MENCARI KELEBIHAN, BERSAING MENUTUPI KEKURANGAN

Imam Hanafi Putra Abadi Vs Lilik Indrawati
Menikah, Sabtu Legi 21 April 2018 jam 20 Wib di Baderan Sumbermalang Situbondo
Surat Ar Rum Ayat 21 turut menjadi saksi hari bersejarah dua sejoli Imam Hanafi Putra Abadi bersama Lilik Indrawati Baderan. Sabtu Legi 21 April 2018 dua sejoli ini resmi diglandang mengucapkan akad suci menjadi suami Istri yang sah dengan janji setia sehidup semati. Prosesi akad nikah dipandu langsung oleh Bapak manihar Penghulu KUA Kecamatan sumbermalang. Bertindak sebagai saksi, Ketua Yayasan Sabda Ria Nada, Abdul Mohid, S.pd.I (Modin Desa Baderan) dan saudara Imam baidhawi Staf KUA Kecamatan Sumbermalang. Turut hadir dalam acara tersebut, seluruh kerabat dekat kedua mempelai, Kru Sabrina Al Banjari, dan sebagian tokoh Masyarakat setempat. 

Acara berlangsung sederhana, tanpa kemeriahan, tanpa arak-arakan, tanpa puadai dan petasan. Namun kesan Magis dan Khidmat tetap saja terasa. Sesekali terlihat butir bening mengambang di pipi kedua mempelai. Pertanda ada keharuan yang tiba-tiba  datang. Perasaan itu sangat pribadi, tidak bisa dilukiskan, hanya dapat dirasakan oleh yang bersangkutan. Keluarga kedua mempelai masih merencanakan kenduri susulan, di bulan Syawal dan Bulan Dzulhijjah. Ketoprak Putra Famili pun siap didatangkan. 

Dalam sambutannya ketua Yayasan sempat menyitir Ayat Pamungkas Surat Ar Rum Ayat 21
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan pula diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Di dalam diri Istrimu ada Allah, demikian pula di dalam diri Suamimu, karena keduanya adalah Ayatun min Ayatillah (sebagian dari Tanda-tanda) kebesaran Allah. Seorang suami yang menyadari Istrinya adalah Ayat-ayat Allah, tentu tidak akan pernah belaku keras, apalagi jahat kepada Istrinya. Dia akan selalu berusaha mengagungkan istrinya sebagaimana dia agungkan Ayat-ayat Allah yang lain. 
Demikian pula seorang istri yang menyadari Suaminya adalah Ayat-ayat Allah, pastilah selalu taat dan tidak mungkin Khianat kepada suaminya. Dia menyadari sepunuhnya bahwa suaminya adalah kiblat, sekaligus Imam dalam hidupnya. Berusaha hormat siapapun dia adanya, dan selalu Ridho terhadap semua pemberiannya. Sebagaimana dia selalu berusaha Ridho terhadap semua Anugerah yang Allah berikan padanya. 
Jika tata krama pergaulan dalam rumah tangga sudah berlangsung sedemikian rupa, maka tujuan pernikahan لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا akan bernar-benar tercipta. Kedua belah pihak baik suami maupun istri akan merasa aman, nyaman, dan tentram apabila berdekatan. Sebaliknya akan didera rasa rindu yang tidak tertahankan apabila sebentar  saja saling berjauhan. Lahirlah perasaan saling membutuhkan , saling mengharapkan, saling mendambakan dan saling memasrahkan.

Tidak hanya sampai di sini, untuk menjamin semuanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan, Allah kemudian meletakkan perasaan CINTA (Mawaddah) dan perasaan SAYANG (Rahmah) di hati semua mahluqnya. Dua buah perasaan yang sebenarnya merupakan Ftrah Insaniyah ini, bisa datang secara bersamaan bisa pula bergantian, seiring dengan perkembangan usia, kedewasaan dan kesadaran pada masing-masing pasangan. 

Secara bahasa mawaddah berarti cinta kasih, persahabatan, keinginan untuk bersama.  Dalam hal ini Imam As-Sayuthi رحمه الله (w. 911 H) mengambil  riwayat dari Ibn Al-Mundzir dan Ibn Abi Hatim, dari Al-Hasan rahimahullahu tentang firman Allah : “.. dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah”, beliau berkata, “al-jima” sebagai konsekuensi dari pernikahan.

Sedangkan Rahmah berarti  kasih sayang, kelembutan. Cinta Universal yang tidak bertumpu pada hal-hal yang sifatnya lahiriyah, lebih kepada perasaan belas kasih antar sesama[1]. Perasaan ini timbul terutama karena ada ikatan. Seperti  antar orang yang bertalian darah, cinta orang tua terhadap anaknya, atau sebaliknya. 

Dengan potensi Mawaddahnya pasangan suami istri memungkinkan untuk saling mengeksplorasi kelebihan dan kekuatannya masing-masing, bukan untuk saling mengungguli tapi semata-mata karena ingin selalu dikagumi. Sang suami selalu ingin tampil sempurna agar Istrinya bertambah cinta, sebaliknya sang istri akan selalu tampil menggoda agar suaminya semakin tergila-gila.

Sementara dengan potensi Rahmahnya, baik suami maupun  istri akan bersaing untuk saling menutupi kekurangannya. Singkatnya dengan Mawaddah dan Rahmah seseorang akan terdorong untuk selalu ingin megenang kelebihan pasangannya dan melupakan kekurangannya.

Pada bagian ahir sambutannya, Ketua Yayasan juga sempat membagi-bagikan tips keluarga bahagia. Salah satu tradisi Salafus Shalih Imam Abu Muslim Al Khulani. Dikisahkan bahwa Imam Abu Muslim Al Khulani memiliki kebiasaan, setiap kali mau memasuki rumahnya terlebih dahulu ia mengucapkan salam. Istrinya menjawab salamnya dari dalam rumah. Lalu ia bertakbir, istrinya pun menyambut takbirnya. Setelah masuk, di dalam rumah ia kembali bertakbir, dan istrinya kembali membalas takbirnya dengan penuh bahagia. Barulah ia melepas surbanya, seterusnya menuju meja makan untuk menyantap hidangan yang disediakan oleh Istrinya[2].

Kebiasaan ini terbukti telah menjadikan keluarga Imam Muslim Al Khulani terbilang sangat bahagia, walaupun secara materi keluarga mereka bukan termasuk orang kaya. Semoga tradisi sederhana ini bisa diamalkan oleh mempelayai berdua, dan dijawab Amiiin oleh seluh hadirin yang ada.
Semoga Allah membimbing kita semua, Amin

Teruntuk Lilik Indrawati & Imam Hanafi
dan siapa saja yang masih suka membaca

Sumber bacaan

  1. Agus Musthafa, Poligami yuk, 2007
  2. Habiburrahman El Shirazy, Di atas Sajedah Cinta, 2008








Posting Komentar untuk "BERLOMBA MENCARI KELEBIHAN, BERSAING MENUTUPI KEKURANGAN"