Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KELOMPOK KECIL YANG INGIN MENJADI BESAR

Wakil Bupati Situbondo Bapak Ir. H.YOYOK MULYADI Berkenan mengunjungi 
Stan SMK. Sabda Ria Nada dalam Acara Pamiran ULTAH Kecamatan Sumbermalang ke 35
sabdarianada.co.id.- Ajang ULTAH Kecamatan Sumbermalang yang ke-35 baru-baru ini,  menyisakan banyak pengalaman berharga bagi anak-anak SMK. Pertanian Sabda Ria Nada yang baru saja belajar menjadi Entrepreneur, bahwa untuk memenangkan persaingan dalam usaha apapun, tidak cukup hanya berbekal keberanian, penampilan yang menarik, kwalitas produk yang meyakinkan, tapi juga kemampuan Bargaining  yang memadai, baik kepada konsumen secara langsung, lebih-lebih kepada penentu kebijakan.

Dalam sebuah kegiatan bersama, entah itu pasar, pamiran, bursa, atau apapun namanya, pemilik kebijakan (baca Pemerintah atau panitia) biasanya sudah mengantongi minimal 1-2  nama kelompok  yang akan dinobatkan sebagai pemenang utama dan pemenang pendamping dengan konpensasi tertentu yang dianggap saling menguntungkan. Sementara kelompok sisanya  hanya dimaksudkan sebagai penghibur untuk meramaikan suasana. 
Dalam situasi yang demikian, bargaining  diperlukan tidak untuk mengontrol harga, tapi juga untuk menjamin rasa Aman, nyaman kepada setiap pelaku  untuk menawarkan produknya dan mendekati konsumen secara adil dan fair.

Ketika Bargaining tidak jalan, yang muncul adalah aksi penguatan diri yang berlebihan dari kelompok yang akan dimenangkan. Ujung-ujungnya  lahirlah  sikap diskriminasi terhadap kelompok lain yang hanya akan dijadikan hiburan. Jika demikian yang terjadi, tujuan berkelompok menjadi salah arah. Berkelompok mestinya menjadi usaha bersama agar semua kelompok  beruntung dan berdaya bersama-sama, menjadi usaha bersama untuk melakukan pembunuhan berencana.

"Kami rugi berat pak, Produk kami  habis bukan dijual, tapi hanya untuk bingkisan dan Oleh-oleh", salah seorang siswa melaporkan. 'Betul pak, ditambah lagi pada malam terahir stan kami dipindah tanpa pemberitahuan sebelumnya. Hampir dua jam kami kehilangan pelanggan, karena Stan kami jauh dari jangkauan. Beruntung sekitar jam 8 Bapak Wakil Bupati berkenan mampir, sehingga kami tidak merasa diusir", siswa yang lain menambahkan.

Salah seorang guru yang mulai tadi menjadi pendengar setia keluh kesah mereka, hanya geleng-gelengkan kepala. " Anak Muda, kelompok kecil yang ingin segera menjadi besar", bisiknya dalam hati. Dengan penuh pengayoman dan senyum kekeluargaan guru yang Alumni Manajemen Bisnis salah satu Perguruan Tinggi terkemuka ini, memberikan pencerahan. " Jangan membiasakan diri mengutuk keadaan. Apapun hasil yang kita dapatkan, biasanya selalu berbanding lurus dengan usaha yang kita jalankan. Kalau sekarang gagal, mungkin karena kita kurang maksimal. Sebaiknya belajar terus jangan gampang puas. Jadikan pengalaman ini sebagai pedoman, untuk menjadi yang terbaik di hari kemudian".

"Secara umum pelaku pemula seperti kita ini, dikelompokkan menjadi 4 bagian", guru itu melanjutkan.
Pertama dan KeduaPemula yang BERUNTUNG dan Pemula yang BUNTUNG. Pelaku pemula  adalah orang yang memiliki mimpi besar menjadi orang sukses yang kaya raya.  Ibarat   orang dari desa datang mengadu nasib ke kota besar. Mereka ini belum memiliki pengalaman yang cukup. Ada yang hanya bermodal nikat, ada pula yang hanya sekedar mencoba-coba, berpegang pada prinsip siapa tau aja?
Setiap Pemula nasibnya selalu terbagi dua; GAGAL karena pasar memang sedemikian kejamnya, atau BERUNTUNG dengan kemampuan seadanya.

Ketiga dan Keempat, RUGI KURANG AJAR dan RUGI MAU BELAJAR. Keberhasilan pada langkah pertama kadang membuat seorang pemula memiliki kepercayaan diri yang membubung tinggi. Akibat terlalu percaya diri, dia menjadi sangat agresif di dalam melakukan Transaksi tanpa banyak berfikir untung rugi. Melakukan Transaksi tanpa analisa dan perencanaan yang matang, ahirnya dia benar-benar merugi. Pada saat itulah dia mulai tersadar bahwa hidup tidak selalu indah dan ramah seperti yang dibayangkan. Menyikapi kenyataan seperti ini, kelompok pemula juga terbagi dua; RUGI TIDAK MAU BELAJAR sehingga selamanya menjadi KURANG AJAR dan melarikan diri dari Pasar, ada juga yang RUGI lalu sadar, dan mau BELAJAR.

Bagi kelompok pemula yang SADAR dan mau BELAJAR, menyikapi kerugian yang dialami sebagai kesalahan pribadi. Berusaha untuk tidak mengutuk hari, apalagi kambing hitam dicari-cari. Malah dia semakin rajin belajar, berusaha keras menyadari letak kesalahannya dan mencari analisa baru untuk menjadi Raja baru, guna menebus kerugiannya yang lalu. 

Sekarang  anda tinggal memilih, sang guru menambahkan. Menjadi pemula yang GAGAL dan selamanya GAGAL karena tidak mau belajar. Atau menjadi pemula yang GAGAL tapi ahirnya beruntung karena segera sadar dan mau BELAJAR.? "Pilih yang kedua paaaak" jawab siswa serentak.

Kalau begitu mari lebih giat lagi belajar. Jangan keburu menjadi BESAR selama kita masih kurang BELAJAR.
Selamat berjuang, Semoga Allah membimbing kita semua, Amin.

Teruntuk Saudaraku
Para Santri, siswa dan para Alumni dan anak-ankku semua, Rotib, Anas dan Mely







Posting Komentar untuk "KELOMPOK KECIL YANG INGIN MENJADI BESAR"