Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MEMBURU SATU HADIS, NYARIS JADI PENGEMIS

sabdarianada.co.id.- Habiburrahman El Shirazy salah seorang Novelis kebanggaan Indonesia, Penulis Novel Best Seller Ayat-ayat Cinta. Meraih beberapa jenis penghargaan di Bidang Sastra seperti, Sastra Terpuji Pena Award 2005, The Most Favorite Book 2005, Fiksi Dewasa Terbaik IBF Award 2006 dan mungkin masih banyak lagi penghargaan lainnya yang tidak saya ketahui.

Sederet Penghargaan dan Nama Besar, tidak serta merta membuatnya puas. Belau lebih giat lagi berbagi, menulis dan mengasah potensinya melalui Pesantren Karya Wirausaha Basmala dan FLP (Forum Lingkar Pena) yang beliau bina. Bermacam Karya tulisnya bukan hanya laris di Pasaran tapi juga sudah ada beberapa judul  yang mulai Diangkat di Layar Kaca sebagai Senetron Relegi yang ditayangkan di beberapa Stasiun Telivisi.

Dikabarkan Beliau sangat mengagumi dan banyak di Ilhami oleh Novelis Mesir Najib Kailany. "Kehalusan Bahasanya dalam berda'wah lewat cerita dan Kekuatan Visinya dalam menulis, memacu saya untuk menyamai Prestasinya", Aku Habiburrahman atau Kang Abik (sapaan Habiburrahman) penuh kesan mendalam.

Gaya bahasanya yang mengalir renyah, Analisanya yang tajam mendalam, penampilannya yang ramah menghikmah, serta bintang keberuntungan yang sering berpihak padanya, membuat Bapak Taufik Ismail Penyair dan Sastrawan Senior, penulis Syair kebanyakan lagu-lagu Sam Bimbo, merasa perlu angkat bicara,  " Anggota FLP tidak hanya mampu menulis dengan baik, tapi juga menerbitkan Karya-karya mereka dan laku. FLP adalah Hadiah Indah dari ALLAH untuk Bangsa Indonesia yang mulai belajar tidak Ramah".

Saya (Sabda) merasa masih sangat beruntung diberi kesempatan membeli dan membaca dua buah Karya Habiburrahman El Shirazy, Di atas Sajadah Cinta cetakan ke XXII yang diterbitkan Atas kerjasama Republika dan Basmala April 2008  dan Ketika Cinta Bertasbih (KCB), ketimbang orang lain yang mungkin banyak tidak sempat membaca apalagi membeli.

Dalam bukunya yang berjudul Di Atas Sajadah Cinta halaman 128, Habiburrahman El Shirazy sempat mengangkat salah satu Safari Ilmiah Imam Ahmad bin Hambal di dalam memburu Hadis- hadis Nabawi langsung pada Sumber utama.

Dikisahkan, pada suatu hari Imam Ahmad mendengar ada salah seorang di daerah Khurasan memiliki sebuah Hadis yang Sanadnya sampai kepada kepada Baginda Nabi Muhammad, SAW. Di siapkanlah perbekalan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya untuk menempuh perjalanan jauh yang melelahkan itu.

Setelah semua persiapan dirasa cukup, dengan modal BISMILLAH berangkatlah Imam Ahmad dengan mengendarai unta menempuh jarak beratus-ratus Kilo. Siang kepanasan, malam kedinginan menembus lautan Padang Pasir yang luas mencekam.

Belum separuh perjalanan Bekal Imam Ahmad mulai kedodoran. Sudah dua hari Imam Ahmad tidak makan tidak minum. Tenggorokan kering kerontang, perut lapar keroncongan. Langkah kakinya mulai lunglai mengapai-gapai, pandangan matanya pun mulai kabur berkunang-kunang. 

Ada keinginan berhenti di Baitul Mal di salah satu kota terdekat untuk meminta sedikit bekal guna melanjutkan perjalanan. Tetapi tiba-tiba ada rasa malu yang sangat mendalam. Imam Ahmad merasa Malu berat kepada ALLAH  apabila harus meminta-minta kepada sesama manusia. 

Ahirnya Imam Ahmad memutuskan untuk bekerja sebagai kuli pasar untuk mendapatkan sesuap makan. Besok paginya  bekerja lebih giat lagi dengan harapan mendapatkan upah yang lebih besar. Hampir satu minggu Imam Ahmad bekerja di pasar sambil mengumpulkan pembekalan. Setelah bekal dirasa cukup, Imam Ahmad kembali melanjutkan perjalanan memburu Hadis-Hadis pilihan. Siang dan malam terus saja berjalan, menahan lelah, lapar dan dahaga, menerjang rintangan dan mara bahaya.

Setelah berbulan- bulan terus berjalan, sampailah Ahirnya dirumah orang Tua yang dicarinya di daerah khurasan. Terlihat olehnya dari luar orang tua itu sedang asyik memberi makan seekor Anjing. Imam Ahmad memberanikan diri mengucapkan salam, "Assalamu Alaikum", " Waalaikum salam" terdengar orang tua itu menjawab. Sebentar saja orang itu melihat wajah Imam Ahmad, seperti tidak peduli dia Asyik kembali dengan pekerjaannya.

Imam Ahmad yang sudah merasa kelelahan tetap berusaha Sabar menunggu orang Tua itu menyelesaikan pekerjaannya. "Di daerah ini tidak ada anjing", sahutnya tiba-tiba. Anjing ini datang sendiri padaku dalam keadaan lapar, sangat berharap aku memberinya makan. Aku tidak ingin memutus harapannya hanya karena kedatanganmu".

"Mungkin kamu berfikir, aku lebih memperhatikan Anjing dari pada engkau. Ketahuilah, aku pernah mendengar dari Abu Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, " Siapa saja yang memutus harapan orang yang datang padanya, maka Allah akan memutus harapannya kelak di Akhirat dan tidak akan masuk surga".

Sekarang katakan apa tujuan anda menemuiku, "satu Hadis yang sudah Syeh sampaikan sudah cukup bagiku", jawab Imam Ahmad penuh hormat.

Demikian semangat Imam Ahmad di dalam menuntut Ilmu. Beliau rela menempuh jarak beratus-ratus kilo hanya demi satu Hadis. Adakah para santri jaman kini yang memilki semangat seperti ini...????
Somoga Allah membimbing kita semua, Amin

Teruntuk semuanya
Yang masih suka membaca












Posting Komentar untuk "MEMBURU SATU HADIS, NYARIS JADI PENGEMIS"