Ini juga dikarantina, tapi masih sempat main Ular Tangga
Benar ADANYA Pesantren juga laksanakan Lautan. Baik buruk berkumpul saling bertautan. Hanya Kearifan dan kesabaran Para pengasuh, para kiyai dan para guru yang akan mampu mengurai semunya. Pantaslah jika Imam Ali Karramallahu Wajhah berkata :
ْلَيْسَ الْعَاقِلُ مَنْ يَخْتَرَ الْخَيْرَ وَالشَّرَّ بَلِ الْعَاقِلُ مَن ِيَخْتَرَ الْخَيْرَ بَيْنَ الشَّرَّيْن
Bukanlah orang pintar, jika hanya mampu membedakan ini baik dan ini buruk. Orang pintar yang sesungguhnya adalah mereka yang mampu mencari sisa-sisa kebaikan diantara bergumulnya aneka ragam kejelekan.
PESERTA UNBK MASUK PENJARA
Sejak Ahad Sore 8 April 2018 Peserta UNBK MA. Sabda Ria Nada mulai berdatangan. Layaknya orang yang mau mondok, kedatangan mereka juga ada yang diantar beberapa orang keluarga. Ada yang mengendarai sepeda, ada pula yang berjalan di atas dua roda (jalan kaki). Gaya merekapun beraneka warna, ada yang menggendong Rangsel seperti pelancong mencari nasi pecel, juga ada yang hanya berlenggang kangkong, sambil nenteng kresek berisi tahu lontong. sesekali terdengar gelak tawa mereka seperti bahagia, walaupun sebenarnya kepala mereka terasa berat dengan tugas-tugas sekolah yang belum purna.
Selama UNBK berlangsung seluruh Peserta diwajibkan bermalam di Asrama. Mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Pesantren terintegrasi dengan santri lain yang menetap. Mereka juga ikut mengaji, Shalat berjemaah, Shalat malam dan Shalat Dhuha. Selain itu mereka juga akan mendapatkan tambahan pendalaman Materi UN di sore dan di malam hari, di dampingi langsung oleh guru yang bersangkutan dan TIM yang dibentuk oleh Madrasah. Tradisi seperti ini sudah berlangsung semenjak tahun 2008 sembilan tahun yang lalu. Berlaku untuk semua jenjang, mulai dari MI, MTs, MA dan juga SMK.
Usaha ini dimaksudkan agar seluruh siswa bisa lebih fokus belajar, tidak terganggu oleh kegiatan-kegiatan di luar. Selain itu kesempatan bermalam di Pesantren selama UN berlangsung, agar benar-benar dimanfaatkan untuk melakukan Muhasabah diri, menyadari semua kesalahan selama menjadi siswa, sehingga lulus nanti semuanya menjadi Khusnul Khatimah, tidak ada lagi luka dan noda, baik kepada guru, sekolah, lebih-lebih kepada kedua orang tua. Untuk tahun ini UNBK di MA. Sabda Ria Nada diikuti oleh 51 orang siswa. 28 peserta calon Papa, sementara sisanya 23 orang calon mama.
"Assalamu alaikum wr.wb", salah seorang guru pendamping memberikan pengarahan. "Adik-adiku semua, usahakan selama empat hari di sini adik-adik benar-benar menjadi Santri. Siang dan malam harus ikut mengaji, jangan keluar masuk seperti hantu baru jadi. Ikuti semua Peraturan yang berlaku. Belajar hidup bersama-sama jangan saling mengganggu. Teman-temanya yang kesulitan tolong dibantu. Harus berlajar irit tapi jangan terlalu pelit. Sadari semua yang kita punya hakekatnya hanyalah titipan. kesehatan kita, pengetahuan kita, harta benda kita semuanya Allah yang punya, kita hanya dititipi saja. Semua itu Allah berikan bukan hanya untuk kebahagiaan kita pribadi, tapi juga ada hak orang lain yang harus kita bagi. Karena itu belajarlah berbagi. Adik-adik mengerti..?" "Mengerti paaak", jawab siswa serentak.
Kalau adik-adik sudah mengerti, mari kita mulai mengaji. Saya doakan , lulus nanti yang laki-laki semua jadi kiyai, yang perempuan menjadi ibu Nyai, " Amiiiiiiiinn ya Allah sahut siswa bersemangat. Salah seorang pengurus pesantren yang juga ikut dalam pertemuan tersebut bergumam dalam hati, " Mondok empat hari, pulang ingin jadi Kiyai, mana bisa begini, enaknya kamu ini", grutunya dalam hati.
Memasuki malam kedua, suasana mulai beda. Sudah ada satu-dua siswa yang mulai berani bertingkah pola. Lewat tengah malam, "Buuuk" terdengar suara benda keras terjatuh dari atas. Salah seorang petugas jaga yang mulai tadi sore siaga, segera keluar mendatangi sumber suara. Benar saja, ada dua orang siswa yang mengusik ketenangan buah pepaya yang mulai tua di depan Kantor MA. "Hai kamu, ngapain di situ, nyolong kates ya..!!" Ti..tii tidak pak, kami tidak mencuri. Kami tadi sudah pamit pada yang punya. " Pamit sama siapa, sergah petugas jaga sedikit wibawa. "kepada ALLAH pak yang memiliki dan menguasai semua benda". Seperti yang Ustad sampaikan kemaren malam, semua yang ada hakekatnya hanyalah titipan, semuanya Allah yang punya. Dan itu sudah kami amalkan sesuai yang ustad inginkan".
Merasa dipermainkan, petugas jaga mulai mengambil pegangan. Sebilah gagang sapu siap di tangan, dan... plak..plak.. plak.. mendarat telak di betis kedua santri yang menjadi buronan. Ampun pak... ampun pak.... kenapa bapak memukul betis saya, sakit dong paaaak.."Saya tidak memukul betismu, Saya memukul betis Allah yang dititpkan padamu. Tadi saya sudah pamit pada yang punya", jawab petugas jaga mantab. Plak... plak.... Ampun paaakkk, dua orang santri itu lari berhamburan, masuk kamar lalu menghilang.
Weleh-weleh, alumni Pesantren empat hari, pulang ingin menjadi Kiyai.
Selamat berjuang anak-anakku
Semoga semakin jaya, semakin mulia di hadapan Allah dan Manusia, Amin.
Teruntuk semuanya
yang masih Suka membaca
Keseluruhan cerita ini fiksi hanya untuk menghibur diri
|
Posting Komentar untuk "PESERTA UNBK MASUK PENJARA"
Silahkan berkomentar maupun bertanya tentang Info / Kegiatan / Konsultasi gratis di Website Sabda Ria Nada, Kami akan menjawab secepatnya. Terimakasih...