Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SUMBERMALANG JAYA - JAYA SUMBERMALANG

sabadarianada.co.id. Perhelatan Akbar hari Jadi Kecamatan Sumbermalang yang ke 35 usai sudah hari Ahad, 1 April 2018 kemaren. Namun kenangan indah di hati para Muspika, Kepala Desa, Panitia penyelenggara, para peserta dan Masyarakat Sumbermalang Umumnya  hingga kini masih terasa. Kecamatan Sumbermalang dua Tahun terahir memang terlihat rajin sekali berbenah. Mulai dari peningkatan mutu Pelayanan, Penertiban dan Renovasi Taman Kecamatan, sampai pada dilaksanakannya even-even strategis yang membuat kagum banyak mata.
Suasana Khidmat upacara Hari Jadi Kecamatan Sumbermalang ke 35 Kamis, 29 Maret 2018
Dikomandani camat Muda Bapak Sopan Efendi,S.STP  yang energik dan mampu bersenergi dengan banyak kalangan, Kecamatn Sumbermalang sebagai Kecamatan termuda di Kabupaten Situbondo mampu meraih Predikat  terbaik 1 Kecamatan paling Senergi dan Harapan satu pada kategori yang sama di tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 kamaren.
Mensyukuri berbagai karunia tersebut, di Ulang Tahunnya yang ke 35 Kecamatan Sumbermalang menggelar berbagai kegiatan, seperti lomba Karaoke, jalan sehat, Gerak Jalan Unik, event Trail, yang tidak hanya diikuti oleh Masyarakat lokal tapi juga oleh masyarakat lain dari luar Sumbermalang. Puncaknya kemaren Kamis 29 Maret 2018 juga digelar acara Tasyakuran dan Upacara Bendera yang dipinpin langsung Oleh Bapak Wakil Bupati Situbondo Ir.H.Yoyok Mulyadi. 
Kesan Magis sangat terasa pada upacara tersebut, pasalnya setiap peserta selain siswa dan Wanita mengenakan Kontum Sakera yang melegenda. Baju khas madura dengan Baju pesak celana Gombor dikombinasi dengan kaos doreng merah Putih. Kenapa dipilih baju Sakera..? Kenapa bukan baju lainnya? Batik Situbondo misalnya, yang sudah mulai digalakkan.
Tentu selain karena masyarakat sumbermalang 99% berbahasa Madura, usaha tersebut juga dimaksudkan menghormati para pendahulu Sumbermalang yang secara umum berasal dari Madura. Seperti Bujuk Mineh di Tlogosari selatan, Bujuk Usa Tlogosari krajan, Bujuk Inya Baderan, Bujuk Marseh Tamankursi, Bujuk Aser Sumberargo, Bujuk Marengan Kalirejo, Bujuk Agung Kramat Tamansari dan Bujuk Essi Plalangan, Beliau semua menurut pitutur para sepuh berasal dari Kepulauan Madura. 
Makanya tidak heran jika kebanyakan tradisi dan budaya Masyarakat sumbermalang ada kemiripan dengan Tradisi dan Budaya Madura.  Selamatan Desa (Kadisah) dan kerapan sapinya yang sampai saat ini masih lestari terutama di Desa Baderan dan Tlogosari. ludruk, macopat, Ru'dat (arisan Pancak), sabung ayam yang tetap digemari terutama daerah Tamankursi, Sumberargo dan Kalirejo.
Kepala Desa se Kecamatan Sumbermalang
 Usai Upacara Hari Jadi Kecamatan Sumbermalang ke 35

 SAKERA SANG LEGENDA 
Kendati Nama Sakera tidak kita temukan dalam daftar nama-nama Pahlawan Nasional, tetapi ketokohan Sakera cukup melegenda di telinga masyarakat Jawa Timur terutama di Pasuruan dan Madura. Bahkan Tahun 1982 Kisah pak Sakera pernah di Filmkan dengan WD.MUKHTAR sebagai Sakera.
Menurut Catatan Ahmad Taufik Reporter Merdeka Com, Sakera bernama asli Sadiman lahir dari keluarga ningrat dari kelas MAS di Kelurahan Raci, Kota Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, pada abad 19 ketika negeri ini di jajah Belanda. Sakera memiliki dua orang Istri Genten dan Marlena. Selain hidup dengan Dua orang Istrinya Sakera juga merawat keponakannya yang bernama Brodin. 
Sementara Situs Resmi Kabupaten Pasuruan Sendiri menyebutkan, Sakera asli kelahiran Madura yang merantau ke Jawa bekerja sebagai Mandor Pabrik Gula milik Pemerintah Belanda di Kampung Rembang Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Sakera Tinggal bersama Istrinya Marlena dan teman dekatnya Brodin. 
Praktek Kapitalis, Hidonis dan Nipotis yang dijalankan oleh Pembesar Pabrik gula yang Belanda itu, membuat Sakera merasa wajib tampil membela rakyat kecil yang acapkali dirugikan terutama cara Pembebasan tanah yang semena-mena. Keputusan Sakera ini telah memicu kemarahan para Pembesar Belanda. Sakera ditangkap dan dipenjara setelah sebelumnya Sakera membunuh salah satu Pegawai Pabrik  dengan Clurit saktinya. 
Perbedaan lainnya antara laporan Reporter Merdeka Com dengan Situs resmi Kabupaten Pasuruan adalah penyebab kematian Sakera. Reporter Merdeka Com melaporkan, sakera mati di tiang gantungan ketika dipenjara oleh Pemerintah Belanda. Situs Resmi Kabupaten Pasuruan mencatat, Pemerintah Belanda  menyatakan Sakera tidak bersalah kemudian dibebaskan dari penjara. 
Naas setibanya di rumah, istrinya Marlena sudah diambil alih sepenuhnya oleh Brodin sahabatnya sendiri. Terjadilah perseteruan antar dua orang sahabat ini. Brodin melarikan diri sambil terus mencari cara bagaimana melenyapkan Sakera. Hingga di suatu malam Sakera terpancing oleh jebakan yang dibuat Brodin dan teman-temannya. 
Dalam sebuah pertunjukan tayub sakera digiring naik ke Panggung setelah sebelumnya di bawah panggung disediakan jurang untuk mengubur Sakera. Ketika Sakera Asyik menari, dengan rekayasa tertentu panggung ambruk, Sakera Jatuh ke jurang kemudian dilempar batu ramai-ramai oleh Brodin dan teman-temannya. Sakera mati, dengan tubuh tidak berbentuk lagi.  
Kata Sakera dalam bahasa kawi artinya ringan tangan, akrab atau banyak teman. Sedangkan makna baju Sakera yang terdiri dari Baju Pesa' dan celana gombor warna hitam menurut Aisha Safira (2017), warna hitam menunjukkan sikap gagah dan pantang menyerah, baju dan celanya yang longgar, melambangkan keterbukaan dan kebebasan. Potongan bajunya yang sederhana mengisyaratkan kesederhanaan.
Masih menurut Safira Kombinasi Kaos bergaris merah putih  memperlihatkan sikap tegas yang dimiliki orang Madura. Mereka juga memiliki semangat yang tinggi dalam menghadapi segala hal. 
Ahirnya kita hanya bisa berharap, semoga baju Sakera yang dikenakan tidak hanya menjadi seragam tahunan, tapi benar-benar bisa menanamkan semangat berkata TIDAK terhadap segala bentuk penyimpangan, Amin
Teruntuk Seluruh Siswa dan Alumni
SABDA RIA NADA 
Sumber :

  1. Situs Resmi Kabupaten Pasuruan
  2. Mohammad Taufik Sejarah Perlawan Sakera, 2015
  3. Aisha Safira, Makna Baju Sakera, 2017 

  1.  



Posting Komentar untuk "SUMBERMALANG JAYA - JAYA SUMBERMALANG"