Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

GELIAT PARA PENCARI TUHAN

Posko 3 Safari Tarbawi Siswa Kelas Akhir Sabda Ria Nada
Masjid Baitul Jannah Dusun Sumbertengah Laok
Desa Sumber Argo
Dari kanan : Moh.Hamim, Abdul Hasan, Syaiful Rahman, Vita Oktavia, Lilik Indrawati, Husnul Fadhilah, Lailatul Karomah, Arya Soma


sabdarianada.co.id.- Mungkin judul di atas dirasa terlalu istimewa untuk menjadi lebel tulisan ini. Tetapi begitulah Dunia, penampakan dari luar kadang sangat tidak sepadan dengan isinya. Ibarat buah lerkambing contohnya. Dari kulitnya menggiurkan, tetapi jika dimakan bisa mematikan. 


Analogi serupa juga pernah dipakai oleh Rasulullah ketika menggambarkan Prilaku orang mukmin terhadap AlQur'an. Menurut Nabi orang Mukmin yang Rajin membaca Alqur'an ibarat buah yang luarnya bagus isinya pun Sogus. Orang mukmin yang tidak rajin membaca Alqur'an laksana buah kurma, tidak berbau tapi rasanya enak. Orang Munafik yang rajin membaca Alqur'an ibarat buah Raihanah, baunya harum tapi rasanya pahit. Sedangkan orang Munafik yang tidak rajin membaca Alqur'an, bagaikan buah hondalah, rupanya jelek rasanya pahit.

Akan tetapi berharap banyak dari yang seharusnya, tentu juga bukan sesuatu yang dilarang. Agama membolehkan dan bahkan sangat menganjurkan kita berharap banyak dan berkhusnudzan terhadap pemberian Tuhan. Perhatikan misalnya Surat Yusuf Ayat 87 : " Janganlah kalian berputus asa dari Rahmad Allah, sesungguhnya yang betputus asa dari Rahmad Allah hanyalah orang-orang yang Kafir".
Berbagi mimpi
 dengan Siswa SMP satu Atap Tamankursi
Lha betul khan..!! Salah-salah kita dinilai kafir oleh Allah apabila kita Apatis, putus asa dan tidak berani berharap lebih dari jatah yang semestinya kita terima. Dalam Hadist Qudsi lebih tegas lagi Allah menyatakan diri "Tidak akan kubiarkan Tangan-tangan hambaku kosong, jika ia tengadah dan bermohon padaku".

Akan tetapi kita tentu tetap harus memiliki standart kepuasan yang jelas, agar kita tidak terjebak pada prilaku Ambisi yang melampoi batas, tidak Qonaah dan kufur Nikmah.
"Andaikan engkau mau bersyukur, pastilah Nikmat kan kutambah. Tetapi bila kalian Kufur, ketahuilah Siksaku tidak mengenal kata sudah" (Ibrohim :7).

Sampai di sini, rasanya judul di atas tidak terlalu mengada-ada. Saya hanya berharap, di sela-sela tugasnya, Anak-anak peserta SARITABAWI mampu menangkap keberadaan "TUHAN", sebuah titik terang yang akan mempercepat proses kematangan dan Kedewasaan dirinya. Mungkinkah...? Kenapa tidak..!!!

Jika anda membutuhkan seseorang, dicari ditempat kerjanya tidak ada, kemana anda akan mencarinya..? Tentu anda akan mengunjungi rumahnya. Jika belum bertemu juga, pastilah anda akan memcarinya di tempat-tempat yang ia sukai. Masjid sebagai Baitullah (Rumah Allah) sangat mungkin sekali Allah sering mengada di sana. Bukankah tidak ada satu tempat pun di muka Bumi ini, selain Masjid yang paling Allah hormati dan paling Allah cintai..?

" Lebaayy, seloroh orang yang berhati lalai. Sekali lagi saya tegaskan, ini tidak lebay, tidak berlebihan dan tidak mengada-ada. Perhatikan, bagaimana Rasulullah mengangkat Usamah bin Zaid sebagai Panglima tertinggi Pasukan Muslim ketika harus berhadapan dengan tentara Romawi..?

Tidak sedikit Sahabat besar seperti Umar Bin Khatthab menyangsikan keputusan Rasulullah ini. Mereka meragukan kemampuan dan Pengalaman Usamah yang masih belia. Usamah yang baru berusia 18 Tahun harus memimpin 3000 Pasukan Muslim yang terdiri dari 1000 orang Pasukan berkuda dan 2000 orang pasukan pejalan kaki. Diantara para Pasukan itu ada Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam dan sahabat-sahabat besar lainnya.

Apa yang terjadi kemudian? Usamah hanya butuh waktu satu bulan untuk mengubur mimpi seluruh pasukan Romawi. Pasukan Usamah pulang ke Madinah membawa kemenangan Gemilang, jumlah harta rampasan tidak terbilang tanpa satupun pasukan muslim yang hilang. Penduduk madinah berkata, belum pernah ada kemanangan seperti yang diraih Pasukan Usamah.

Ah, pelimpahan tanggung jawab dari orang tua kepada yang muda, seringkali membuat yang muda merasa ada. Kemudian berusaha keras mewujudkan yang belum ada menjadi ada. Sekali lagi semua itu bukan mengada-ada, tetapi untuk membuktikan bahwa ALLAH benar-benar ADA.

Saya yakin dengan sebenar-benarnya Keyakinan, ada banyak Usamah-Usamah muda diantara peserta SAFARI TARBAWI Sabda Ria Nada, yang sudah siap sedia mewujudkan yang belum ada menjadi ada, sehingga para orang tua sadar, kalau mereka benar-benar ada.
Selamat bekerja
Semoga Allah membimbing kita semua, Amin


Sumber rujukan

  1. Abdurrahman asyarqawi, Muhammad sang pembebas, 1997
  2. Khalshah Nurul yaqin, Ust. Umar bin Abdul Jabbar.
  3. Usman bin Hasan bin Ahmad Asyakir, Dzarratun Nashihin

Posting Komentar untuk "GELIAT PARA PENCARI TUHAN"