Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

IMAM AHMAD DAN KEAJAIBAN ISTIGHFAR

sabdarianada. co.id. Ada banyak cara Allah mengambulkan Do'a hamba-hambanya. Ada orang yang dikabulkan do'anya secara langsung sebelum tangannya diturunkan. Ada juga yang baru dikabulkan keesokan harinya, tiga hari, seminggu, enam bulan, delapan bulan, setahun dan sebagainya. Ibarat biji-bijian dari masa tanam hingga waktunya panen berbeda-beda. Dibutuhkan kesabaran menunggu terkabulnya do'a. Yahya Ibnu Mu'ad berkata: "mengapa kamu tidak bisa bersabar menunggu terkabulnya do'a, padahal kamu sendiri yang telah memperlambat datangnya jawaban itu dengan dosa-dosa yang tetap kamu lakukan". 
Bersama orang lain terkadang kita mengetahui  banyak hal yang sebelumnya
belum kita ketahui
Jika sudah tahu kalau dosa-dosa yang kita perbuat yang menjadi penyebab terhambatnya do'a-doa kita, maka tidak ada cara paling mudah untuk melebur dosa-dosa tersebut selain memperbanyak Istighfar. Rasulullah menegaskan:
لكل داء دواء ودواء الذنوب الاستغفار
" Setiap penyakit ada obatnya, Obat dosa adalah Istighfar".
Pada kesempatan lain Rasulullah juga menyatakan:
اكثروا من الاستغفار فمن اكثر منه جعل الله له من كل غم وهم مخرجا ورزقه من حيث لا يحتسب
"Perbanyaklah membaca Istighfar, siapa saja yang banyak membaca Istighfar maka Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesusahan dan keresahan serta memberinya Rizqi dari jalan yang tidak terduga".

Tentang keajaiban Istighfar, Imam Ahmad bin Hambal Pakar Fiqih dan Hadits, murid Imam Syafi'i, RA. Pernah memberikan kesaksian. " Di Akhir kehidupan saya, tidak tahu kenapa, tiba-tiba saya ingin sekali menuju  Bashra. Padahal tidak ada janji dengan seseorang dan tidak ada keperluan".

Akhirnya Imam Ahmad pergi sendiri menuju ke kota Bashrah. Beliau bercerita; 
Tiba di Bashra waktu Isya', saya ikut shalat berjamaah  di masjid, hati saya merasa tenang,  dan membuat  saya sangat ingin beristirahat.

Begitu selesai shalat dan jamaah bubar, imam Ahmad ingin tidur di masjid, tiba-tiba penjaga masjid datang menemui imam Ahmad sambil bertanya; "Ada keperluan apa Kamu tetap di sini syaikh?." Rupanya penjaga masjid itu tidak tau kalau yang diajaknya bicara adalah Imam Ahmad dan Imam Ahmad juga tidak memperkenalkan diri.

Imam Ahmad menjawab,  "Saya ingin istirahat, saya musafir". "Tidak boleh, tidak boleh tidur di masjid." hardik penjaga masjid. Imam Ahmad bercerita,
"Saya didorong-dorong oleh orang itu disuruh keluar dari masjid, Setelah keluar masjid, dikuncinya pintu masjid. Lalu saya ingin tidur di teras masjid."

Ketika sudah berbaring di teras masjid penjaga masjid itu datang lagi, marah-marah kepada Imam Ahmad. "Mau apa lagi syaikh?" Kata penjaga.
"Mau tidur, saya musafir" kata imam Ahmad.

Penjaga masjid itu kembali menghardik, "Di dalam masjid tidak boleh, di teras masjid juga tidak boleh."_ Imam Ahmad diusir. Imam Ahmad bercerita, "saya didorong-dorong  oleh penjaga itu sampai kejalan".

Tidak jauh dari masjid itu ada rumah kecil yang oleh pemiliknya juga digunakan sebagai tempat berjualan roti. Pemilik rumah itu  sedang membuat adonanan roti, sambil melihat kejadian imam Ahmad didorong-dorong oleh  penjaga masjid. 

Masih dalam keadaan ngantuk, Tiba-tiba Imam Ahmad mendengar  penjual roti itu memanggil dari jauh; "Kemari syaikh, Syekh boleh menginap di rumah saya, saya punya  rumah, meskipun kecil."

Kata imam Ahmad, "Baik". Imam Ahmad masuk ke rumahnya, duduk dibelakang penjual roti yg sedang membuat roti (dengan tetap tidak memperkenalkan siapa dirinya, hanya bilang sebagai musafir).

Tidak disanggka penjual roti itu sangat ramah  dan memiliki perilaku khusus.  kalau imam Ahmad mengajak bicara, dia menjawab dengan ramah. Kalau tidak, dia terus membuat adonan roti sambil terus menerus membaca  ISTIGHFAR "Astaghfirullah". Saat memberi garam, Astaghfirullah, memecah telur Astaghfirullah,  mencampur gandum Astaghfirullah. Dia senantiasa mengucapkan istighfar. Sebuah kebiasaan mulia. Imam Ahmad memperhatikan terus.
"Sudah berapa lama kamu  melakukan ini?" tanya Imam Ahmad.

Orang itu menjawab; 
"Saya  berjualan  roti sudah 30 tahun,  selama itu pula  saya melakukan kebiasaan ini". Imam Ahmad  kembali bertanya;
"Apa hasil dari perbuatanmu ini?"

Orang itu menjawab;
Berkat  istighfar tidak ada hajat/keinginan yang saya pinta, kecuali PASTI dikabulkan Allah. semua yang saya pinta Allah langsung diwujudkan." kecuali satu  belum Allah  kabulkan." penjual roti itu melanjutkan. 

Imam Ahmad penasaran lantas bertanya;
"Apa itu?" Penjual Roti itu menjawab, "Saya minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan imam Ahmad."

Seketika itu juga imam Ahmad bertakbir, "Allahu Akbar..!  Allah telah mendatangkan saya jauh dari Bagdad pergi ke Bashrah dan bahkan - sampai didorong-dorong oleh penjaga masjid - Sampai ke jalanan ternyata karena ISTIGHFARMU."

Betapa penjual roti itu terperanjat kaget.  Ia memuji Allah, ternyata yang berada didepannya adalah Imam Ahmad. Ia pun langsung memeluk dan mencium tangan Imam Ahmad dengan penuh syukur.

Semoga Allah jadikan kita semua Ahli Istighfar.Amin

Sumber:
  •  Kitab Manakib Imam Ahmad
  • Imam jalaluddin as syuyuthi, Lubabul Hadits



Posting Komentar untuk "IMAM AHMAD DAN KEAJAIBAN ISTIGHFAR"