Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SENJAPUN TAK MEREDUPKAN ASA


SENJAPUN TAK MEREDUPKAN ASA
senja di ketinggian 800 mdpl

‘Tak ada orang baik yang tak punya masa lalu, dan tak ada orang jahat yang tak punya masa depan, semua bergantung niat serta proses”,(ANONIM).

Tahun 20020 di negeri  “DEMO(KREASI)’’  semua berisik, membicarakan tentang hukum yang seperti pisau belati, 
tajam kebawah namun tumpul keatas,

Atau riuh dengan jual beli pengetahuan,  bahkan disesaki dengan persaingan menanam beton betingkat, 
bahkan money-pulasi tahta seolah cerita biasa yang dipahami sebagai perlombaan atas nama kepemimpinan.
 “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di muka bumi “Mereka berkata : “Mengapa Engkau hendak menjadikan (Khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuja dan mensucikan Engkau ?” Tuhan berfirman : “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” .(Q.S Al-Baqarah : 30)

Pada hakikatnya setiap manusia adalah pemimpin yang bertanggung jawab atas kewajibannya sabagai mahluk, yang berkewajiban berlomba-lomba berbuat kebajikan.

Berisiknya negeri “DEMO(KREASI)” tidaklah senantiasa bermakna negatif syahdan di tahun 20020 Teknologi dan Sains berkembang pesat, 
rekayasa pengetahuan seolah mampu menyulap jarak ribuan mil menjadi begitu dekat, bahkan waktu bisa dilipat bak kertas origami.

Semua sektor penuh keriuhan,,,

Namun ada yang seolah menjadi anak tiri dari kemajuan negeri “DEMO(KREASI)” yakni suara yang berhembus kencang, konon sang Kaisar adalah orang sangat yang bersahaja, 
ia mempunyai banyak impian namun apa daya ia tidak memiliki sikap diktator karena ia selalu dikontrol oleh para tangan kotor, di kiri dan di kanannya, yang kerap kali memikul gandum dari kekayaan negeri (hasil upeti dari rakyat).

suara yang berhembus kencang tersebut “SI KAYA BOLEH SEKOLAH, SI MISKIN FIKIR DUA KALI” (Bahkan puluhan atau ribuan kali oh my GOD,,,,,).

Setiap upeti yang sampai di gudang negara selalu terlapor 70% untuk “PENDIDIKAN”, namun hitam diatas putih selalu berlaku fakta yang hitam putih, 
kenyataan tak selamanya menyenangkan ada yang diluar kendali, yang sirna,,, ya,,, sudahlah (Rada lebay biar ikutan yang lagi hits,,,,,) .

Dibawah kekuasaan sang Kaisar ada Perdana Menteri, kemudian ada dewan perunding dapur negara, kemudian rakyat.

Ya Rakyat,,,

Sepenggal prolog singkat dari negeri  “DEMO(KREASI)” diatas,,
...

Di negeri DEMO(KREASI) ada sebuah pelosok di ketinggian 800 mdpl yang dipenuhi dengan pemuda kreatif berjiwa seni tinggi,
namun tak jarang mereka bingung kemana harus mendemontrasikan jiwa seni mereka, yang kerapkali agak bikin "snewen" diri mereka sendiri.

Mungkin petuah lama berkeyakinan seperti berikut ada benarnya “diantara riuhnya ketidakberdayaan akan menciptakan sosok pendobrak”.
www.sabdarianada.co.id
tak akan ada perubahan kecuali ada niat dan ikhtiar


Pemuda sederhana bertubuh tinggi tegap, bermata sayu, dan memiliki aura meneduhkan dengan senyum yang senantiasa tergurat tipis,  
disela-sela cangkul dan paculnya berfikir keras untuk menciptkan wadah untuk kreatifitas seni yang dapat mendidik generasi di 800 mdpl yang notabene “KAUM FIKIR-FIKIR UNTUK PENDIDIKAN” (bahkan mungkin pendidikan dimasa itu luput dari pemikiran he).

Pemuda sederhana dan beberapa rekannya itu terus mendendang banyak syair mungkin kala itu terdengaR seperti agak asing , mengumpulkan anak petani kemudian belajar sambil berdendang.

dari belajar soal kosa kata bahasa asing sampai ranah aqidah.

namun memang sangat asing metode yang dipakai bahkan tak jarang kala itu menjadi lelucon yang sedikit menggelitik,yakni melalui belajar sambil "berdendang"

jika di flashback ulang di tahun 20020 saat ini (karena duplikat dari metode itu bermunculan dengan subur di negeri “DEMO(KREASI)” saat ini meski tak serupa ).

Padepokan ‘’Pemuda sederhana” itu mulai berganti wajah seiring berjalannya usia, 
bahkan tak jarang berganti aktor dan peran.
Namun Syair masih cukup merdu hingga detik ini
...
Di salah satu hari tahun 20020 senjapun mulai merah marun, terdengar sayup-sayup kumandang adzah maghrib, 
tak ada yang spesial masyarakat sekitar mengangap itu wajar.
www.sabdarianada.co.id
kumandang Adzan


Memang tak ada syair mendayu-dayu bernada yang mengajak berdendang apalagi bernada galau yang mampu menyulap pendengarnya meneteskan airmata,

Hanya anak remaja laki-laki berumur 14 tahun berkopyah rapi ditemani dua rekannya yang duduk bersila dengan khidmad seolah suara rekannya yang berdiri begitu dapat diterima telinga dengan baik.

Ditengah tugas akhir di PADEPOKAN mereka seolah benar-benar berganti peran (Padepokan mulai memberanikan diri menyebar anak didiknya untuk berguru langsung dengan masyarakat).

Teori tabularasa  dalam hipotesisnya  John Locke (1704 - 1932) yang mengembangkan  berpendapat , yakni anak lahir di dunia bagaikan kertas putih yang bersih.
www.sabdarianada.co.ida
anak-anak dan lingkungan


Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan akan sangat berpengaruh menentukan perkembangan anak
bahkan Islam telah mengawali melalui sabda sang pembawa perubahan Muhammad SAW  jauh sebelum ada teori tabularasa diatas :

www.sabdarianada,co,id

Setiap bayi dilahirkan atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi (HR. Muttafaq ‘Alaih)


Ketiganya adalah anak-anak yang terlahir dari generasi “Fikir-fikir’’ yang secara sengaja masuk PADEPOKAN dan tak jarang, 

Trouble Maker alias pembuat onar selalu dialamatkan pada mereka bertiga si remaja berkopyah dan dua rekannya, bahkan tidak sedikit yang menyangsikan kebaikan mereka.

Bahkan keluhan bernada kesal sering terdengar dari para Senior di PADEPOKAN tersebut, padahal hampir semua sering membaca

“TIDAK ADA ANAK YANG NAKAL HANYA ANAK YANG BELUM MENEMUI GURU YANG TEPAT”

memang mereka seolah menemui jalan buntu meski dalam kitab ta’lim Syekh Az-Zarnuji menulis beberapa syarat mencari ilmu adalah memilih guru yang tepat di syaratkat mengambil yang alim, waro’ dan juga lebih tua usianya

namun tak ada pilihan lain kecuali menerima apa adanya yang ada didepan mereka yang tak jarang tak faham dengan yang diajarkan, seolah Anak-anak dipaksa menemukan cahaya sendiri di ruang yang gelap.

Namun dengan usaha PADEPOKAN tersebut berkeyakinan tak ada yang sia-sia karena Tuhan semesta alam memiliki segenap kemungkinan, 
dan tugas yang berikan pada anggotanya merupakan usaha sadar untuk belajar dari sudut yang  berbeda,
melalui alam sekitar yakni bermasyarakat.

Rasa haru menggelayut di dibenak salah satu seniornya yang menyaksikan bahwa anak-anak yang sebelumnya dianggap pembuat onar, 
apatis dengan keadaan sekitar, bahkan dekat dengan hiruk pikuk gelapnya dunia,

tak selamanya bisa menjadi kesimpulan akhir dari pribadi seseorang, setiap anak, remaja, bahkan orang dewasa mampu merubah, berubah, dan berbagi peran.

PENDIDIKAN sebagai anak tiri di Negeri “DEMO(KREASI)” seolah menjerit-jerit hingga di tahun ini dan tidak boleh meREDUPKAN apalagi membunuh ASA generasinya,,,

hingga kidung cinta dari 800 mdpl tetap bisa berdendang  
...

selamat berjuang semoga perjuangan kita semua mendidik diri diridhoiNYA
Aamiin...

Snada Anty










Posting Komentar untuk "SENJAPUN TAK MEREDUPKAN ASA"