Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TUA BELUM TENTU DEWASA


Posko 4/1 Safari Tarbawi Siswa Akhir Sabda Ria Nada
Masjid Al Akbar Dusun Lembenah Desa Tamsnkursi
Nur Aini, Ahmad Fauzi, Subdal Laili, Susi Herawati, Raudatul H, Edi Santoso, Dendi Irawan
 Syamsul Hadi, Nor Fadhilah, Puryono
Pendamping : Ustad Mohammad Thahir, S.pd.I
Sabdarianada.co.id. Menggelikan memang, ada orang yang tampang luarnya kelihatan tua tetapi prilakunya kekanak-kanakan.  Ada pula yang masih kelihatan muda belia tapi gayanya lebih tua dari usianya. Ada yang dibangga-banggakan malah mengecewakan, tidak sedikit pula yang diragukan malah mengejutkan.  Itulah manusia, mahluq paling mesteri yang pernah Allah ciptakan. Terkadang Allah sendiri kebingungan memperlakukannya. Mahluq lain mendambakan surga, manusia malah melarikan dari dari surga. Mahluq lain serentak menolak Amanat, manusia malah berebut untuk khianat. 

"Ahsani Taqwiim" begitulah cara Allah membangga-banggakan mahluq penghuni Planet bumi ini. Gelar kehormatan dan sekaligus kesempurnaan yang tidak pernah Allah sandangkan kepada Mahluq lainnya. Gelar Ahsani Taqwim ternyata tidak hanya mengambarkan kehormatan dan kesempurnaan manusia, tetapi juga segala keunikan yang melengkupi hidupnya. Sehingga tidak pernah ditemukan dua orang, atau beberapa orang yang benar-banar sama walaupun serupa, kendati terlahir dari rahim yang sama. Setiap individu pasti memiliki kelebihan dan sekaligus kekurangan yang akan membedakannya dengan individu lainnya. 

Bertandang ke SMP Satu Atap Tamankursi
Menjadi tua adalah keharusan, Menjadi dewasa adalah pilihan. Seseorang yang berusia tua tetapi tidak pernah ada keinginan untuk menjadi dewasa, maka selamanya dia akan menjadi seperti anak-anak yang tidak mengerti apa-apa. Yang membedakan orang ini dengan anak-anak, tinggallah kumis, jenggot dan bulu-bulu lainnya yang tumbuh lebat dibagian-bagian tubuhnya.. Sebaliknya seorang anak muda yang punya keinginan keras untuk menjadi Dewasa, maka dewasalah dia walaupun usianya masih muda. Dewasa bukanlah usia. seseorang dikatakan telah dewasa apabila memiliki kematangan emosional, intelektual lebih-lebih spritual. 
Sumpah setia sampai Mata kaki
Menurut sebagian Ahli salah satu cara mempercepat kedewasaan adalah :
  • MANDIRI  FINANSIAL
Inilah anak tangga pertama  untuk dapat dikatakan dewasa. Manalah mungkin seseorang dikatakan dewasa, kalau mengatur belanja saja belum bisa. Jika mengatur belanja belum bisa, apalagi mencarinya, mau terus-terusan ngampung mertua. Walaah, bisa-bisa ditalak tiga, tahu rasa. Mulailah berfikir bagaimana caranya anda bisa menghasilkan uang. Tidak perlu muluk-muluk ingin menjadi Jutawan yang menguasai 17 Gudang dan Perusahaan, bermalam di hotel berbintang. Yang terpenting anda cukup cerdas membaca peluang dan mengerti nomor uang. Kemudian cobalah bidang-bidang tertentu yang sekiranya anda bisa. Singkatnya, yang penting kelihatan bekarja, soal hasil nomor dua, tetapi harus ada. Jadi dukun tidak apa, asal jangan mengada-ada, hahaha.
  • MANDIRI  INTELEKTUAL
Kedewasaan Anda dalam hal finansial harus diimbangi dengan kedewasaan dalam berpikir. Berpikirlah sebelum bertindak agar tidak menyesal kemudian.  Seorang dinyatakan telah dewasa bukan hanya karena telah mampu menyadari dan memperbaiki kesalahannya. Ada banyak masalah yang tidak perlu anda alami sendiri, jika anda bersedia berfikir sejenak, sebelum bertindak.  Kedewasaan Anda juga diukur dari seberapa cerdas Anda dalam mengambil keputusan dan mempertanggung jawabkannya apapun resikonya. Mendramatisir masalah apalagi mencari kambing hitam hanya akan membuat anda semakin terpuruk kedalam masalah yang  bertumpuk-tumpuk.  Hanya saja, ada sebagian orang yang sangat cerdas intelektualitasnya, namun sangat lemah  emosionalnya. Ini juga perlu diketahui anda masuk bagian yang mana. 
  • MANDIRI  EMOSIONAL
Memiliki penghasilan yang mapan dan bisa menyusun rencana kedepan, ternyata belum cukup juga. Setelah keduanya ada masih memerlukan kemandirian emosional. Tidak sedikit orang yang sebenarnya pintar dengan penghasilan yang mapan tapi pelitnya setinggi awan. Sulit sekali berbagi, inginnya hanya bahagia sendiri. Islam mengajar kita agar tidak sekedar menjadi Shalih (baik) tapi juga Mushlih (mampu memperbaiki orang lain). Tidak hanya mampu bahagia sendirian tapi juga mampu membuat orang lain bahagia. Disinilah diperlukan kematangan emosional. Mampu menyikapi perbedaan dan menemukan persamaan, sehingga mampu bekerja bersama-sama, maju bersama-sama dan bahagia bersama-sama.
  • MANDIRI SPRITUAL
Untuk dapat mandiri secara spiritual Anda tidak diharuskan menjadi ustadz atau Kiai.  Dapat bertanggung jawab atas perilaku Anda di hadapan Tuhan, sesama dan alam semesta, Anda sudah dapat dikategorikan dewasa secara spiritual. Karena tidak sedikit orang yang katanya cerdas dan baik, justru menyimpan kebusukan di dalam jiwanya. Jika demikian yang terjadinya, maka anda hanya akan berjaya di dunia tapi sengsara setelah mati. Nama besar yang ada bangun, kesuksesan yang anda bangga-banggakan tidak bernilai apa-apa di hadapan Allah sang Pencipta. Bukankah semua perbuatan bergantung Niatnya....???

Kebanyakan Kurikulum pesantren dan Safari Tarbawi dirancang untuk mewujudkan semuanya. Selanjutnya berhasil tidaknya bergantung kemauan  Santri dan para Pesertanya. Mau segera dewasa atau sekedar tua tetapi tidak mengerti apa-apa.

Selamat bekerja Saudaraku
Satu hal yang selalu kami pinta, berkesempatan melihat kalian semua tersenyum BAHAGIA.
Semoga Allah melindungi dan membimbing kita semua, Amin

Sumber bacaan :

  1. Petter Buffett, Temukan jalan hidupmu sendiri, 2011
  2. Handa Jumhana Bastaman, Meraih Hidup berma'na

Posting Komentar untuk "TUA BELUM TENTU DEWASA"