Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BUAH DARI YANG DAHULU KITA TANAM

sabdarianada.co.id. Walaupun kita sebagian besar sudah mengetahui, tetapi sedikit sekali yang selalu menyadari, bahwa apapun yang kita alami  hari ini, sebenarnya adalah buah dari apa yang pernah kita lakukan sebelumnya.Jika kebaikan yang kita tanam maka kebaikan pula yang akan kita panen. Begitu juga sebaliknya, jika kejelekan yang kita budayakan maka kejelekan pula yang akan selalu membuntuti kehidupan kita. Kenyataan ini sepertinya sudah menjadi ketetapan yang pasti, akan menimpa dan terjadi kepada siapa saja, kapan saja dan di mana saja tanpa terkecuali. 
Hentikan Petualangan, Sadari Kenyataan
Selain merupakan balasan dari kebaikan dan keburukan yang kita lakukan, hal lain yang juga akan menimpa kita adalah Ujian. Ujian bentuknya bisa berupa hal-hal yang baik (menyenangkan) ada pula yang berupa keburukan ( tidak menyenangkan) Banyak orang bisa bersabar ketika diuji dengan kesengsaran tetapi tidak bisa bersabar ketika diuji dengan kesenangan. 

Tidak sedikit orang rajin bershadaqah ketika masih miskin, giliran sudah kaya pelitnya minta ampun. Banyak orang rajin beribadah ketika menderita sakit, giliran sudah sehat ibadahnya terlupakan. Firaun kafir karena kekuasaannya. Qorun sombong karena kekayaannya. Tsa'labah menjadi malas Shalat berjemaah karena sibuk dengan kambing-kambingnya. Tetapi banyak sekali wali-wali besar yang mampu mencapai tingkatan Ma'rifat dengan kesengsaraannya. 

Di bawah ini akan dikemukan dua buah kisah nyata yang pernah terjadi pada beberapa orang anak manusia. Pembaca dipersilahkan membedakan sendiri, mana diantara dua kisah tersebut yang merupakan balasan dan mana pula yang termasuk ujian. Jawaban pembaca bisa disampaikan melalui kolom komentar yang tersedia. Jawaban saudara akan sangat berpengaruh terhadap cara anda menyikapi berbagai persoalan yang akan menimpa kehidupan anda di hari-hari berikutnya.

Pertama, KISAH TIGA ORANG PEMUDA YANG TERJEBAK DI DALAM GOA 

Tiga orang sahabat yang masih sama-sama muda melakukan perjalanan di sebuah hutan. Karena hujan lebat yang tiba-tiba datang, ketiganya berteduh di dalam sebuah goa tidak jauh dari tempat mereka berada. Hujan lebat yang disertai badai menyebabkan area disekitar goa banyak terjadi longsor. Naas, sebauah batu besar yang berada disalah satu tebing tiba-tiba runtuh menutupi pintu goa. Tiga orang pemuda itu panik, sambil memutar otak bagaimana caranya bisa keluar dari goa terkutuk itu. 

Salah seorang diantara mereka berseru, "kawan, ingatlah kebaikan-kebaikan yang dahulu pernah kalian lakukan. Berdoalah kepada Allah dengan wasilah kebaikan tersebut, mudah-mudahan Allah berkenan menggeser batu di depan pintu goa ini barang sedikit, agar kita semua bisa melihat langit". 

Salah seorang dari mereka maju kedepan dan berdoa, " Ya Allah saya memiliki dua orang tua yang sudah tua renta, satu orang istri dan dua orang anak yang masih kecil-kecil. Saya bekerja sebagai pengembala agar bisa menghidupi mereka. Pagi-pagi sekali saya berangkat dari rumah menjelang petang baru bisa pulang. 

Setibanya di rumah saya langsung memerah susu untuk diminumkan kepada kedua orang tua saya. Biarpun anak dan istri saya merengik dan meratap di bawah kaki, saya belum pernah memberikannya sebelum kedua orang tua meminumnya terlebih dahulu. Jika yang saya lakukan ini baik menurutmu, geserlah sedikit batu di depan pintu goa ini". Batu yang menutup pintu goa itu bergeser sedikit, mereka benar-benar bisa melihat langit. 

Pemuda kedua maju kedepan, "Ya Allah saya memiliki tetangga yang sangat cantik sekali. Saya tergila-gila padanya dan sangat ingin menidurinya. Tetapi dia selalu menolak ajakanku sebelum aku mampu memberikan saratus dinar padanya. Saya bekerja siang dan malam agar bisa mengumpulkan seratus dinar demi bisa menidurinya. 

Setelah seratus dinar itu saya peroleh, sayapun menyerahkan padanya. Sesuai janjinya wanita cantik itu  pasrah. Ketika saya sudah  berada di atas kedua pahanya, tiba-tiba saya merasakan takut yang tidak terhingga. Sayapun meninggalkanya tanpa meminta kembali seratus dinar yang sudah saya berikan. Jika yang saya lakukan ini baik menurut penilaianmu, Geserlah batu di depan pintu goa ini".  Batu itu kembali bergeser, tetapi ketiga pemuda itu tetap belum bisa keluar. 

Giliran pemuda ketiga maju kedepan, " Ya Allah saya memiliki seorang pekerja yang sudah cukup lama bekerja padaku. Setiap kali saya mau membayar upahnya dia selalu menolak dan begitu seterus. Upah-upah itu saya kumpulkan dan saya kembangkan dalam usaha peternakan. Suatu ketika dia pergi meninggalkanku. Peternakan itu tetap saya kembangkan sehingga beranak pinak dengan jumlah yang sangat besar. 

Setelah beberapa tahun dia pergi, dia kembali datang menemuiku meminta upahnya yang sudah lama tidak dia terima. Saya berikan peternakan itu seluruhnya beserta pengembalaannya tanpa sedikitpun saya mengambilnya. Jika yang akau perbuat ini baik menurutmu, bukalah pintu goa ini agar kami bisa keluar". Pintu goa itu benar-benar terbuka dan mereka bertiga bisa keluar dengan selamat. (HR.Bukhari Muslim dari Abdullah bin Umar)

Kedua, KISAH DUA ORANG YANG MEMINTA DOA KEPADA NABI MUSA 

Pada suatu hari ada dua orang menemui Nabi Musa AS. Kedua orang ini sama-sama meminta Nabi Musa mendoakan agar Allah mengabulkan yang mereka inginkan. 

Orang pertama meminta agar  Nabi Musa mendoakannya menjadi orang yang kaya raya. Dia  mengaku sudah bosan hidup serba kekurangan. Dia pun tidak lupa berjanji akan menjadi orang kaya yang baik. Rajin Ibadah, gemar Shadaqah, menyantuni fakir miskin dan Anak yatim. Seperti biasanya Nabi Musa tersnyum dan manggut-manggut mendengar penuturan tamu pertama. 

Berbeda dengan tamu pertama, Tamu kedua  meminta Nabi Musa mendoakan agar ia menjadi orang Miskin.Berbagai kekayaan yang dia urus selama ini dirasa terlalu banyak menyita waktunya betibadah. Dia juga mengaku sangat takut dengan ancaman Hisab yang teramat berat nanti di Akhirat yang akan ditimpakan  orang yang kaya. Dia merasa sudah bosan menjadi orang kaya, ia sangat ingin menjadi orang miskin sehingga lebih konsentrasi beribadah. Kembali Nabi Musa tersenyum mendengar keluh kesah tamu kedua. 

Setelah hening sejenak, giliran Nabi Musa memberikan Solusi. Kepada Tamu pertama Nabi Musa menyarankan agar ia banyak bersyukur sekecil apapun karunia yang diberikan Allah. "Dengan bersyukur Allah akan membuka pintu-pintu Rizqi  lain yang belum kamu terima", jelasnya. Dengan setengah membentak tamu pertama berdiri, " Bagaimana saya bisa bersyukur selama ini saya sudah tidak memiliki apa-apa, apa yang harus saya Syukuri", sergahnya. Tamu pertama lalu pergi dengan wajah bersungut-sungut. 

Kepada tamu kedua Nabi Musa menyarankan agar berhenti Bersyukur. "Selama masih bersyukur Allah akan semakin melimpahkan karunianya padamu", tandasnya. Tamu kedua juga Protes, " Bagaimana mungkin saya tidak akan bersyukur. Allah sudah memberikan semuanya. Kekayaan, kesehatan, anak-anak yang baik", jawabnya. Merasa tidak menemukan solusi tamu kedua pun pergi meninggalkan Nabi Musa.

Beberapa Tahun kemudia dua orang tamu ini kembali datang. Tamu pertama semakin miskin hampir tidak ada sepotong kainpun yang melekat di tubuhnya. Sedangkan tamu kedua kekayaannya semakin bertambah-tambah. Melihat semua itu, Nabi Musa tertawa, "Apa gua bilang, lho sih ndak percaya".

Semoga Allah membimbing kita semua menjadikan kita hamba-hambanya yang baik, Amin.

Sumbermalang, Selasa 5 Syawal 2018


Posting Komentar untuk "BUAH DARI YANG DAHULU KITA TANAM"