MELIHAT JAUH DI BALIK YANG TERSEMBUNYI
sabdarianada.co.id. Ada banyak sebab seseorang menjatuhkan ketertarikannya kepada orang lain. Ada orang yang tertarik karena kecantikan atau ketampanannya, dan ini yang lumrah terjadi. Kecantikan dan ketampanan seringkali mendapat perhatian pertama kali sebelum seseorang memperhatikan bagian-bagian lainnya.
Makanya orang yang memiliki wajah cantik atau tampan harus banyak-banyak bersyukur kepada Allah. Kelompok ini biasanya di awal kompetisi sudah menang beberapa poin dibandingkan yang berwajah pas-pasan. Ada juga yang tertarik karena kekayaannya yang mengiurkan. Tidak sedikit pula yang tertarik karena Status sosialnya atau jabatannya dalam masyarakat.
Semua sebab-sebab ketertarikan sebagaimana disebutkan di atas semua dihalalkan oleh Agama senyampang tidak dijadikan sebagai satu-satunya tujuan di dalam membina rumah tangga. Sehingga Nabi berpesan
فعليك بدات الدين تربت يداك "Pilihlah yang kuat agamanya, maka kamu akan beruntung".
Pada kesempatan yang lain lebih tegas lagi Rasulullah bersabda :
من تزوج امرءة لعزها لم يزده الله الا ذلا من تزوجها لمالها لم يزده الله الا فقرا من تزوجها لحسنها لم يزد الله الا دناءة
"Siapa saja yang menikahi seorang perempuan karena kemuliaannya, Allah tidak akan menambah kecuali kehinaan. Siapa saja yang menikahinya karena kekayaannya, Allah tidak akan menambah kecuali kefaqiran. Dan siapa saja yang menikahinya karena kecantikannya, Allah tidak akan menambah kecuali Penyesalan".
Pesan Nabi di dalam memilih jodoh ini telah dipraktekkan dengan sangat memukau oleh salah seorang Ulama' Tabiin Said bin Musayyab [642-715M]. Maha guru yang aktif mengajar di Masjid Nabawi ini memiliki putri yang sangat terkenal kecantikan dan kesalihannya seantero Negeri. Sampailah berita tetsebut ketelinga Khalifah Abdul Malik bin Marwan [685-705M] dan Putra Mahkotanya Alwalid bin Abdul Malik [705-715] di Damaskus.
Dengan penuh percaya diri berangkatlah Rombongan Khalifah menuju Madinah. Dengan segala kebesarannya Khalifah bermaksud melamar Putri Jelita Ulama' Sejati Said bin Musayyab untuk putra Mahkotanya Alwalid bin Abdul Malik yang tentunya juga gagah, tampan dan kaya raya.
Setiap melewati kota besar, rombongan Khalifah selalu menyempatkan diri singgah satu-dua hari untuk melihat langsung kondisi Rakyatnya. Tidak lupa juga berkomonikasi dengan Ulama-ulama' terkenal di kota tersebut untuk menambah pengetahuan. Sesekali di sampaikan pula maksud kedatangannya kemadinah. Hampir dapat dipastikan, setiap ulama' yang ditemui disepanjang perjalanan selalu berkata : " Betapa beruntungnya Said Bin Musayyab putrinya akan dilamar Putra Khalifah".
Setibanya di Madinah, tanpa Ragu Khalifah langsung menemui Said bin Musayyab di kediamannya dan menyampaikan maksud kedatangannya. Di luar dugaan, menantu Gudang beribu Hadist-Sahabat besar Abu Hurairah ini- dengan tegas menolak Lamaran Khalifah Abduk Malik bin Marwan.
Seperti di sambar petir muka khalifah merah padam. Khalifah murka sampai keubun-ubun. Dipanggilnya para pengawal satianya untuk melakukan hukuman cambuk kepada Said bin Musayyab. Terlambat, Said bin Musayyab tetap pada pendiriannya. Tidak peduli badannya babak belur dicambuk 100 kali dengan tuduhan melawan Khalifah.
Tak lama setelah kejadian itu, Said bin Musayyab kembali mengajar di Masjid Nabawi. Beliau adalah Ulama' Sejati yang sangat sayang dan perhatian kepada murid-muridnya. Jika ada salah seorang muridnya tidak hadir, beliau pasti menanyakan kepada murid yang lain. Begitulah Ahlaq Said bin Musayyab kepada murid-muridnya.
Suatu hari salah seorang muridnya yang bernama Abdullah bin Abi Wada'ah tidak hadir ke Halaqah Said bin Musayyab. Seperti biasanya Said bin Musayyab menanyakan kepada murid-murid yang lain. Namun tidak satu muridpun yang tau kenapa Abdullah bin Abi Wada'ah tidak hadir.
Berselang beberapa hari berikutnya Abdullah bin Abi Wada'ah hadir, Imam Said bin Musayyab langsung menanyakannya. "Abdullah, kenapa kemaren tidak hadir?".
"Maaf Imam, kemaren istri saya meninggal dunia, saya tidak sempat menyampaikan berita ini kepada Imam".
"Berarti sekarang kamu belum menikah lagi", tanya sang Imam selanjutnya.
"Maafkan saya Imam, siapa gerangan wanita yang mau menikah dengan saya. Saya hanyalah laki-laki miskin", jawab Abdullah gugup.
" Kalau kamu mau saya akan menikahkamu dengan putriku", tegas sang Imam tiba-tiba.
"Semoga Allah merahmati Imam, benarkah yang saya dengar ini?", tanya Abdullah bin Abi Wada'ah bimbang.
"Benar, malam ini saya akan menikahkanmu dengan putriku".
Malam itu juga tanpa ragu Said bin Musayyab menikahkan putrinya yang cantik jelita itu dengan salah seorang muridnya Abdullah bin Abi Wada'ah yang miskin hanya dengan maskawin Dua Dirham.
Begitulah Imam Said bin Musayyab lebih memilih laki-laki Miskin tetapi ia tahu persis Ketaqwaan dan kedalaman Ilmunya, ketimbang putra Raja yang kaya raya dan punya kuasa. Beliau memahami standar kufuk bukan pada ketampanan dan kekayaannya, tetapi kepada hal lain yang jauh dan tersembunyi, yaitu Keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah, Swt. Ia sangat merasa Yakin putrinya akan selamat di Dunia dan Akhirat apabila berada dalam bimbingan laki-laki Shalih dan bertaqwa.
Bagaimana dengan kita..? atas dasar apa kita mencintai pasangan kita..??
Semoga Allah membimbing kita Semua, Amin.
Sumbermalang, Sabtu 9 Syawal 2018
Menyimpan sejuta Misteri : Pemandangsan di kaki Bukit Argopuro |
Semua sebab-sebab ketertarikan sebagaimana disebutkan di atas semua dihalalkan oleh Agama senyampang tidak dijadikan sebagai satu-satunya tujuan di dalam membina rumah tangga. Sehingga Nabi berpesan
فعليك بدات الدين تربت يداك "Pilihlah yang kuat agamanya, maka kamu akan beruntung".
Pada kesempatan yang lain lebih tegas lagi Rasulullah bersabda :
من تزوج امرءة لعزها لم يزده الله الا ذلا من تزوجها لمالها لم يزده الله الا فقرا من تزوجها لحسنها لم يزد الله الا دناءة
"Siapa saja yang menikahi seorang perempuan karena kemuliaannya, Allah tidak akan menambah kecuali kehinaan. Siapa saja yang menikahinya karena kekayaannya, Allah tidak akan menambah kecuali kefaqiran. Dan siapa saja yang menikahinya karena kecantikannya, Allah tidak akan menambah kecuali Penyesalan".
Pesan Nabi di dalam memilih jodoh ini telah dipraktekkan dengan sangat memukau oleh salah seorang Ulama' Tabiin Said bin Musayyab [642-715M]. Maha guru yang aktif mengajar di Masjid Nabawi ini memiliki putri yang sangat terkenal kecantikan dan kesalihannya seantero Negeri. Sampailah berita tetsebut ketelinga Khalifah Abdul Malik bin Marwan [685-705M] dan Putra Mahkotanya Alwalid bin Abdul Malik [705-715] di Damaskus.
Dengan penuh percaya diri berangkatlah Rombongan Khalifah menuju Madinah. Dengan segala kebesarannya Khalifah bermaksud melamar Putri Jelita Ulama' Sejati Said bin Musayyab untuk putra Mahkotanya Alwalid bin Abdul Malik yang tentunya juga gagah, tampan dan kaya raya.
Setiap melewati kota besar, rombongan Khalifah selalu menyempatkan diri singgah satu-dua hari untuk melihat langsung kondisi Rakyatnya. Tidak lupa juga berkomonikasi dengan Ulama-ulama' terkenal di kota tersebut untuk menambah pengetahuan. Sesekali di sampaikan pula maksud kedatangannya kemadinah. Hampir dapat dipastikan, setiap ulama' yang ditemui disepanjang perjalanan selalu berkata : " Betapa beruntungnya Said Bin Musayyab putrinya akan dilamar Putra Khalifah".
Setibanya di Madinah, tanpa Ragu Khalifah langsung menemui Said bin Musayyab di kediamannya dan menyampaikan maksud kedatangannya. Di luar dugaan, menantu Gudang beribu Hadist-Sahabat besar Abu Hurairah ini- dengan tegas menolak Lamaran Khalifah Abduk Malik bin Marwan.
Seperti di sambar petir muka khalifah merah padam. Khalifah murka sampai keubun-ubun. Dipanggilnya para pengawal satianya untuk melakukan hukuman cambuk kepada Said bin Musayyab. Terlambat, Said bin Musayyab tetap pada pendiriannya. Tidak peduli badannya babak belur dicambuk 100 kali dengan tuduhan melawan Khalifah.
Tak lama setelah kejadian itu, Said bin Musayyab kembali mengajar di Masjid Nabawi. Beliau adalah Ulama' Sejati yang sangat sayang dan perhatian kepada murid-muridnya. Jika ada salah seorang muridnya tidak hadir, beliau pasti menanyakan kepada murid yang lain. Begitulah Ahlaq Said bin Musayyab kepada murid-muridnya.
Suatu hari salah seorang muridnya yang bernama Abdullah bin Abi Wada'ah tidak hadir ke Halaqah Said bin Musayyab. Seperti biasanya Said bin Musayyab menanyakan kepada murid-murid yang lain. Namun tidak satu muridpun yang tau kenapa Abdullah bin Abi Wada'ah tidak hadir.
Berselang beberapa hari berikutnya Abdullah bin Abi Wada'ah hadir, Imam Said bin Musayyab langsung menanyakannya. "Abdullah, kenapa kemaren tidak hadir?".
"Maaf Imam, kemaren istri saya meninggal dunia, saya tidak sempat menyampaikan berita ini kepada Imam".
"Berarti sekarang kamu belum menikah lagi", tanya sang Imam selanjutnya.
"Maafkan saya Imam, siapa gerangan wanita yang mau menikah dengan saya. Saya hanyalah laki-laki miskin", jawab Abdullah gugup.
" Kalau kamu mau saya akan menikahkamu dengan putriku", tegas sang Imam tiba-tiba.
"Semoga Allah merahmati Imam, benarkah yang saya dengar ini?", tanya Abdullah bin Abi Wada'ah bimbang.
"Benar, malam ini saya akan menikahkanmu dengan putriku".
Malam itu juga tanpa ragu Said bin Musayyab menikahkan putrinya yang cantik jelita itu dengan salah seorang muridnya Abdullah bin Abi Wada'ah yang miskin hanya dengan maskawin Dua Dirham.
Begitulah Imam Said bin Musayyab lebih memilih laki-laki Miskin tetapi ia tahu persis Ketaqwaan dan kedalaman Ilmunya, ketimbang putra Raja yang kaya raya dan punya kuasa. Beliau memahami standar kufuk bukan pada ketampanan dan kekayaannya, tetapi kepada hal lain yang jauh dan tersembunyi, yaitu Keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah, Swt. Ia sangat merasa Yakin putrinya akan selamat di Dunia dan Akhirat apabila berada dalam bimbingan laki-laki Shalih dan bertaqwa.
Bagaimana dengan kita..? atas dasar apa kita mencintai pasangan kita..??
Semoga Allah membimbing kita Semua, Amin.
Sumbermalang, Sabtu 9 Syawal 2018
Posting Komentar untuk "MELIHAT JAUH DI BALIK YANG TERSEMBUNYI"
Silahkan berkomentar maupun bertanya tentang Info / Kegiatan / Konsultasi gratis di Website Sabda Ria Nada, Kami akan menjawab secepatnya. Terimakasih...