Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PENGAMEN YANG ENGGAN MASUK SURGA

sabdarianda.co.id. Duduk dengan gitar di tangan bagi sebagian orang memang terlihat anggun. Ada kesan genius, cerdas, terampil sekakigus romantis. Apalagi jika dia orangnya ganteng atau cantik, waduh, so pasti dia dikagumi banyak kawan dari berbagai varian, mulai dari yang jenis kelaminnya sama sampai kepada yang jenis kelaminnya berbeda. 
Cara sebagian Karyawan mengusir Kejenuhan
Tetapi bagi sebagian yang lain kesan miring pun tidak jarang terjadi. Pengangguran, kurang kerjaan, ongkang-ongkang, gelandangan, sok seniman dan berjuta panggilan-panggilan nigatif lainnya. 

Ibarat makanan yang  hadir dengan cita rasa  berbeda-beda di lidah penikmatnya, Kehadiran musik dan alat musik juga demikian adanya. Ada sebagian orang jika melihat alat musik atau mendengar suara musik ekspresinya langsung seperti berada di Neraka, sambil mencak-mencak, haram-haram, suara syaithan. Tetapi bagi sebagian yang lain dengan mendengarkan musik, menikmati dan menghayatinya dengan santai, justru bisa merasakan ketenangan dan relaksasi. 

Diakui beragam alat musik dan Jenis Musik tidak sedikit pengaruhnya di dalam membentuk Peradaban dan Karakter manusia. Salah satu hasil studi mengungkapkan bahwa jenis musik tertentu biasanya menghasilkan pengaruh yang berbeda terhadap kepribadian seseorang.

  • JINIS POP.  Termasuk dalam jenis ini adalah Dangdut. Konon penggemar Jenis musik ini orangnya terbuka, jujur dan cenderung konvensional. Perlu juga dicatat di sini, Para penikmat musik jenis ini biasanya pekerja keras dan punya harga diri yang tinggi. Para peneliti menemukan bahwa mereka pada umumnya kurang kreatif dan nyaman dengan keadaannya sekarang.
  • JENIS ROCK/HEVY METAL. Berbeda dengan tampilan luarnya yang selalu terlihat garang, penikmat jenis musik ini ditengarahi kurang percaya diri,  sehingga meskipun selalu ingin berkreasi, tapi lebih banyak menutup diri.
  • JENIS JAZZ. Secara umum penggemar jenis ini orangnya terbuka  dan punya harga diri yang cukup tinggi. Orang-orang penyuka jazz juga adalah orang-orang yang kreatif, cerdas dan cenderung tenang.
  • JENIS RAP dan HIP HOP. Walaupun penggemar jenis ini biasanya adalah keturunan Afro-America, yang terbiasa dengan kekerasan dan daerah-daerah berbahaya,   para peneliti justru menemukan bahwa  penggemar musik rap atau hip hop, adalah pribadi yang ramah dan memiliki harga diri yang tinggi.
  • JENIS KLASIK. Walaupun cenderung tertutup, secara umum orangnya cebderung tenang di dalam menghadapi berbagai gejolak. Mereka adalah pribadi yang kreatif dan mampu menjaga harga diri dengan baik.
  • JENIS COUTRY.  Walaupun kebanyakan  lirik lagu-lagu country bercerita tentang seseorang yang tengah patah hati, Namun kebanyakan penikmat jenis ini memiliki emosi yang stabil, pekerja keras, konvensional dan ramah.
Di dalam khasanah Tasawuf tidak sedikit wali-wali terkenal semisal syeh Jalaludin Rumi, Imam Ahmad Al Ghazali, Zunnun Almisri yang seringkali menggunakan Musik didalam aktifitas Ubudiyah mereka. Bagi mereka bermain musik tidak sekedar sebagai sarana menghibur diri, tetapi lebih sebagai sarana untuk mencapai martabah-martabah tertentu yang mereka inginkan. Bahkan Syeh Imam Zunnun Almisri sebagaimana dikutip oleh KH.SAID AQIL SIRAJ dalam ceramahnya, berkata :
الموسق صوت الحق يشعج القلوب الی الحق فمن اصغی الی الحق تحقق ومن اصغی الی الشهوة تزندق
Bahwa "Musik adalah suara kebenaran yang dapat menggugah hati untuk memperoleh kebenaran. Maka siapa saja yang bermain musik dengan tujuan mencari kebenaran, pastilah kebenaran itu dia dapat. Tapi siapa saja yang bermusik dengan tujuan Syahwat, diapun pasti sesat".

Sebagai sarana yang diyakini bisa menghantarkan seseorang pada tingkat keberan tertentu, uniknya musik terkadang mampu menghadirkan wajah kebenaran yang berdeba dengan potret kebenaran yang diyakini manusia pada umunya. Sesuatu yang terlihat "SURGA" dalam  pandangan manusia pada umumnya, bisa terlihat berbeda dalam penilain para pencinta musik. 

Ilustrasi menarik yang disampaikan oleh M. Kanedi (2011) di bawah ini, mudah-mudahan bisa membantu kita memahami bagian ini. 

Dikisahkan, Dani yang masih duduk di bangku kelas IV SD harus membagi waktunya antara sekolah dan mengamen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang serba kekurangan. Walaupun demikian Dani belum pernah sekalipun bolos sekolah. Baginya Mengamen harus tetap berjalan dan sekolah wajib berlanjut. 

Sebagai anak jalanan yang  kenyang pengalaman, Dani hafal betul rupa-rupa wajah manusia berikut karakter dan kepeduliaanya, mulai dari yang bergelar haji, Ustad, Kiai, Pejabat bahkan sampai yang bergelar pelacur. Hingga pada suatu hari ketika Pelajaran agama berlangsung, Gurunya bercerita tentang Surga dan Neraka.  


GURU : Ketahuilah anak-anakku, nasib kita di Ahirat kelak sangat bergantung pada amaliyah kita di dunia ini. Siapa saja yang rajin Ibadah dan baramal Shaleh, dia pasti masuk surga dengan aneka ragam kenikmatan yang tiada berbatas. sebaliknya, orang  yang malas beribadah dan sering berbuat dosa, dia akan dimasukkan ke Neraka dengan siksa yang teramat pedih. 

MURID : (semua terdiam, kelas  hening seperti kuburan) tidak ada satupun yang berani angkat muka apalagi berbicara.

GURU : Tarsih, coba berikan contoh, amaliyah apa saja yang menurutmu layak menjadikan seseorang dimasukkan ke dalam Surga. 

TARSIH : Contohnya para kiayai, ustad, dan ulama Bu Guru.
GURU   :  Tepat sekali.  Bisakah kamu jelaskan kenapa?
TARSIH : Karena mereka rajin sholat, puasa, zakat, naik haji, dan sering mendoakan orang Bu.

GURU  : Kamu pintar sekali Tarsih !, sekarang coba Dirga, kamu berikan contoh orang-orang yang akan menjadi penghuni Neraka. 

DIRGA : ( yang yang rajin mengikuti ceramah di salah satu Masjid dekat rumahnya ) fasih sekali menyebut, Para pelacur, penjudi, perampok, tukang palak, copet, dan koruptor Bu Guru.

GURU : (sambil bertepuk tangan ) Luar biasa, pintar sekali kamu dirga.  Nah, sekarang Ibu mau tanya siapa diantara kalian yang ingin masuk surga?
MURID : Sontak seluruhnya  angkat tangan, sambil berseru “Saya!”, kecuali Dani yang mulai tadi hanya tertunduk diam sambil berusaha keras menahan kantuk.
GURU : Bagus sekali, untuk itu  kalian  harus rajin beribadah dan beramal shaleh. Tetapi Ibu tadi tidak melihat   Dani ikut angkat tangan. Kenapa, Dan?
Apa kamu tidak tertarik masuk surga seperti teman-teman mu yang lain ?

DANI : Pengalaman  dani sebagai pengamen membuat Dani bingung Bu. Dani selalu berusaha menghindar untuk ngamen di depan  rumah para ustad dan pak haji. Mereka kalo ngasih cuma sedikit, kadang malah ngomel begini: “Kecil-kecil sudah ngamen, bukannya sekolah. Brisik. ganggu orang sedang sholat saja”

GURU : Huss,  Mungkin mereka bermaksud baik,Supaya Dani  rajin  belajar.
DANI : Betul juga sih, tetapi kalau dani ngamen di gang-gang kompleks hiburan, dapatnya bisa banyak Bu. Mereka tidak segan-segan ngasih sampai sepuluh ribu. Dani pernah ditanggap selama setengah jam untuk menyanyikan lima lagu lalu  dikasih seratus ribu.

GURU :Lalu apa hubungannya pengalaman mu dengan tidak bersedianya kamu angkat tangan untuk menjawab pertanyaan Ibu tadi.
DANI : Maaf Bu Guru, Dani hanya bingung saja.   Kalau nanti  Dani ngamen di surga berarti Dani akan bertemu lagi  dengan orang-orang yang sering ngomelin Dani sementara hasilnya cuma uang recehan. Tetapi kalau dani ngamen di neraka,  pasti berhadapan dengan orang-orang yang royal, ngasihnya gak pernah uang logam recehan, selalu uang kertas Bu.
GURU : Maksudmu dani ? bicara yang jelas.!!
DANI   : Sepertinya Dani lebih tertarik  ngamen di Neraka saja buk
GURU  : Kalau ngomong hati-hati  Dani...!
DANI    : Tidak apa-apa bu, dari kecil Dani sudah terbiasa di Neraka.
MURID : Huuu, kelas menjadi ramai, sementara bu guru hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar pengakuan polos si Dani.
Bagaimana menurut anda..?

Semoga Allah membimbing dan mengampuni kita semua, Amin.

Sumber bacaan
  1. Azeus Alfah, Pengaruh Musik terhadap kepribadian seseorang, 2014



Posting Komentar untuk "PENGAMEN YANG ENGGAN MASUK SURGA"