Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SEDIKIT tetapi BERKAH BAIK, BANYAK BERKAH LEBIH BAIK


Anak-anak ini dibesarkan dalam Kebingungan, Semoga tidak selamanya Bingung
Kamu harus kaya anak-anakku, Miskin jarang dihargai orang. Amin
sabdarianada.co.id. Jika kita ditanya orang, pilih mana satu juta berkah dengan sepuluh juta tetapi tidak berkah. Tentu kita akan menjawab, pilih sepuluh juta tetapi berkah. Alasannya sederhana, jika satu juta saja berkah bisa menyehatkan dan memenuhi kebutuhan keluarga, apalagi sepuluh juta yang berkah. Selain keluarga kita sehat dan kebutuhannya tercukupi, kita masih bisa berbagi dengan orang lain. Kita yang bershadaqah berkah, orang yang menerima Shadaqah kita juga berkah.

Konsep Rizqi berkah dan keberkahan yang kita yakini, terkadang tanpa sadar telah membunuh keinginan kita untuk berpenghasilan  cukup dan menjadi kaya. Selalu saja yang kita bisilkan ke alam bawah sadar kita "Sedikit asal Berkah". Seakan-akan berpenghasilan besar selalu tidak berkah, yang berkah hanyalah penghasilan yang sedikit-sedikit. 

Apa untungnya berpenghasilan besar, kaya tetapi keluarga berantakan, sakit-sakitan, struk lalu mati. Mendingan hidup seadaanya tetapi keluarga tenang, kalimat ini yang selalu kita tanamkan kedalam benak kita. Kita menjadi tidak berani berpenghasilan besar dan menjadi kaya, takut tidak berkah. Padahal semestinya kan tidak demikian. Rizqi sedikit berkah baik, apalagi banyak dan berkah, tentu akan lebih baik. 

Kalau kita mau sadar, sebetulnya tidak ada satu ayat pun atau hadis yang menyuruh kita miskin. Yang ada hanyalah anjuran hidup sederhana, artinya sebesar apapun kekayaan yang kita miliki kita harus tetap dalam kebersahajaan. Tidak beranggapan bahwa materi adalah segala-galanya, karena masih banyak bidang-bidang keshalihan lain yang bisa kita lakukan tanpa selalu dengan materi. Tetapi berpenghasilan besar dan menjadi kaya adalah keharusan. Karena bagaimanapun orang islam yang kaya tentu akan lebih kuat, sedang orang islam yang kuat kata Nabi, lebih baik ketimbang orang islam yang lemah.

Menyadari hal ini mestinya yang kita bisikkan ke alam bawah sadar kita bukan Rizqi yang kecil-kecil. Kita mulai harus berani berharap penghasilan besar dan kaya raya tetapi selalu dalam keberkahan. Kalau kita kaya pasti enak. Guru-guru rajin, murid-murid ceria, lebaran semua bisa tertawa, tidak perlu harap-harap cemas menunggu THRan yang belum tentu ada. Karena kita miskin, ya seperti ini jadinya. Semuanya berjalan tanpa Kemesraan.

Kalau sudah ingat hal ini, dada saya menjadi sesak. Detak jantung semakin tidak beraturan. Saya sadar sepenuhnya yang bernaung di Sabda Ria Nada tidak semuanya benar-benar ingin mengabdi. Ada satu-dua yang ingin mencari penghasilan. Tentu mereka tidaklah salah. Mereka butuh biaya, punya anak punya istri. Dan saya tidak pernah bermaksud menterlantarkan mereka semua. 

Sejak awal Sabda Ria Nada ini saya dirikan, saya selalu bermimpi, gaji karyawan paling tidak sedikit di bawah gaji Pegawai Negeri. Honor terendah antara 500.000 - 750.000,- paling tinggi tidak ada batasnya, karena akan selalu dinaikkan sejalan dengan lamanya mengabdi dan prestasi yang dicapai. Sampai detik ini angan-angan ini tetap menjadi mimpi. Sebagai penanggung jawab saya belum mampu memaksimalkan semua potensi, sehingga mimpi ini belum menjadi nyata.

Ada kawan memberi saran, "Sabar saja semua akan indah pada waktunya". Iya benar. Miskin tidak sabar semakin jadi apa kita. Orang kaya saja tidak sabar berbahaya, apalagi miskin tidak sabar, bisa-bisa jadi gila kita. 

Iya, semoga saja para pengganti saya mampu mewujudkan semuanya. Amin

Allah-ku, saya jadi malu selalu berharap ampunanmu
Kebaikanku selalu tidak sepadan dengan dosa-dosaku
Di malam yang qadar ini, saya bermohon
Kayakan orang-orang yang berada di belakangku, agar mereka tidak mengutukku. Amin.
Maafkan saya.

Malam Lailatul Qadar, Selasa 27 Ramadhan 1439 H. 









Posting Komentar untuk "SEDIKIT tetapi BERKAH BAIK, BANYAK BERKAH LEBIH BAIK"