Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SETELAH BUNTING MEREKA PERGI

sabdarianada.co.id. Ketika memasuki usia Puber, saya  sering mendengar dari orang-orang Tua, bahwa menikah di bulan Syawal Jhube' (tidak baik) bisa menyebabkan rumah tangga kedua mempelai gampang dililit hutang (ekarajeh otang).  Benar saja ketika itu jarang sekali saya mendengar ada orang menikah di bulan Syawal. Walaupun ada biasanya terburu-buru, karena sebab-sebab tertentu bukan direncanakan dari jauh-jauh hari. 
Aksi Pejantan Tangguh
Ketika saya beranjak dewasa, saya berusaha mencari sumber keyakinan tersebut. Ahirnya saya menemukan sebuah buku yang berjudul MUJARROBAT BAITAAL JEMUR ADAM MA'NA yang disusun oleh salah seorang Seniman dari Kesultanan Yogyakarta. Di dalam buku tersebut ternyata ada keterangan yang persis sama dengan keyakinan yang beredar di Masyarakat, Menikah di Bulan Syawal tidak baik ekarajeh otang ( kedua mempelai mudah dililit hutang). Dengan begitu keyakinan tersebut bukan sekedar Taqlid Buta, minimal ada dasarnya walaupun sekedar buku Mujarrobat. 

Seiring berjalannya waktu, di mana kebutuhan dan kesibukan manusia semakin meningkat, keyakinan sebagaimana tersebut di atas perlahan namun pasti berangsur-angsur pudar. Kurang lebih sejak lima tahun terahir Resepsi Pernikahan yang dilaksanakan di Bulan Syawal jumlahnya mulai meningkat. Bahkan di tahun 2018 ini sejak masuk hari ke 3 bulan Syawal di beberapa Daerah beragam Jenis Hajatan seringkali kita temukan.

Apakah ini pertanda bahwa keyakinan sebagian besar masyarakat sudah mulai bergeser,  dari hal-hal yang berbau klennik menjadi lebih rialistis? Atau justru ini menandakan bahwa masyarakat kita sudah sedemikian sibuknya, sehingga tidak sempat lagi membedakan mana waktu yang baik dan yang  tidak baik, untuk melakukan hal-hal penting di dalam hidupnya.? 

Dari segi Bahasa kata Syawal sendiri diyakini memiliki ragam arti. Ada yang mengartikan kata Syawal sebagai Naik, Ringan, membawa atau mengandung[1]. Ada juga yang mengatakan diambil dari kata شالت الابل atau شالت الناقة بذنبها yang Artinya Onta betina telah mengangkat ekornya[2]. 

Diberi nama demikian karena memasuki bulan Syawal Masyarakat Arab Jahiliyah sama-sama menggantung alat perangnya karena sudah mendekati bulan Haram yang dilarang untuk berperang. Selain dari pada itu, setiap memasuki bulan Syawal onta-onta betina biasanya mulai bunting, sehingga tidak mau lagi didekati onta jantan yang ditandai dengan diangkatnya ekor-ekor mereka. 

Bertolak dari makna Syawal yang terahir ini lah, kemudian masyarakat Jahiliyah berkeyakinan melaksanakan perkawinan di bulan Syawal tidak baik, bisa mendatangkan petaka kepada kedua mempelai. 

Ketika Islam datang, Rasulullah berusaha keras mengkikis habis khurafat ini. Rasulullah sendiri menikahi Siti Aisyah di bulan Syawal. Menikahi Ummu Salamah di bulan Syawal, bahkan menikahkan putrinya Siti Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib juga di bulan Syawal. 

Tentang hal ini Siti Aisyah memberikan kesaksian. 
تزوجني رسول الله صلى الله عليه وسلم في شوال وبنى بي في شوال فاي نساء رسول الله صلى الله عليه وسلم احظى 
عنده مني
Siti Aisyah berkata: "Rasulullah menikahiku di bulan Syawal. Mengunpuliku juga di bulan Syawal. Adakah istiri-istri lain yang dicintai Nabi melebihi diriku..?" [3]. 

Imam Malik sebagaimana dikutib oleh Ibnu Yunus berkata :
لا تعاد الأيام فتعا ديك
"Jangan kau musuhi hari-hari tertentu, maka dia akan benar-benar memusuhimu"

Syeh khalil di dalam kitab Jami'nya juga memberikan komentar :
اعمل ماشئت في كل ايام فان الأيام كلها لله لا تنفع ولا تضر

"Lakukan apa saja yang kamu mau di dalam semua hari, karena semua hari adalah milik Allah, tidak berguna tidak pula berbahaya".
Bagi teman-teman yang telah menikah di bulan Syawal ini saya ucapkan selamat. Semoga mendapatkan keberkahan seperti keberkahan Siti Aisyah dan Rasulullah dan Keberkahan Siti Fatimah dan Ali bin Abi Thalib, Amin 

Bagi yang sampai saat ini belum ketemu juga, he selamat berjuang semoga Allah membimbing kita semua, Amin

Sumbermalang, Jumat 8 Syawal 2018

Sumber bacaan
[1] Kamus Besar Bahasa Indonesia
[2] Imam Annawawi, Syarah Riyadus Shalihin
[3] Syeh Abi Muhammad Attihami, Qurratul Uyun

Posting Komentar untuk "SETELAH BUNTING MEREKA PERGI"