Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENYADARI NILAI SETEGUK AIR


sabdarianada.co.id. Kata Air di dalam Alqur'an diulang sebanyak 63 kali [1]. Pengulangan sebanyak ini tentu bukan tanpa alasan. Salah satunya  Allah ingin menunjukkan betapa pentingnya Air bagi keberlangsungan  Hidup semua Mahluq utamanya Manusia. Sebuah penelitian menunjukkan, hanya dengan minum Air saja manusia masih bisa bertahan hidup hingga 41 hari. Akan tetapi tanpa Air hanya dalam 1x24 jam manusia diperkirakan tidak akan mampu bertahan hidup alias Mati. 

Diantara sekian banyak Ayat di dalam Alqur'an yang berbicara Air adalah Surat Hud ayat 7 . 
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۗ 

Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya.

Dari ayat ini dapat kita ketahui bahwa yang ada sebelum Allah menjadikan langit dan bumi, selain dari‘Arsy-Nya, adalah air yang menjadi bahan pokok bagi penciptaan semua yang hidup. Ada yang mengatakan bahwa “air” yang ada sebelum Tuhan menjadikan langit dan bumi, ialah kabut yang tersebut dalam ayat 9-10 surah Fushshilat.  

Bagi kita orang Indonesia di mana persediaan Air sangat melimpah, Air seperti tidak ada harganya. Tetapi bagi Saudara-saudara kita di Timur Tengah, harganya cukup mahal dan tidak jarang melebihi Harga Bensin. 

Di suatu hari yang sangat terik entah kenapa Kholifah Harun Ar Rosyid (766-809M) merasa sangat galau sekali. Disuruhnya Pengawal Istana memanggil seorang Ulama' kawakan bernama Abu As Sammak.

"Nasehatilah aku wahai Abu Assammak", kata Kholifah. Pada saat itu ada seorang Pelayan membawa segelas Air untuk Kholifah.Ketika Kholifah Harun Arrosyid bersiap untuk minum, Abu Assammak memutong. 

"Sebentar Amirul Mukminin, Demi Allah agar pertanyaanku ini dijawab dengan jujur. "Seandainya Tuan haus, kemudian Air ini tidak bisa Tuan minum, berapa harga yang bersedia Tuan bayar demi seteguk Air  untuk melepas dahaga..?". 

"Separuh dari yang kumiliki", jawab Kholifah dan kemudian ia pun meminumnya. Beberapa saat kemudian Abu Assammak kembali bertanya. " Seandainya Air yang baru saja Tuan minum tidak bisa keluar lagi sehingga mengganggu kesehatan Tuan, berapa tuan bersedia membayar demi kesembuhan tuan..?".

"Separuhnya lagi dari Kekayaanku", Jawab Kholifah tegas. " Ketahuilah, sesungguhnya kekayaan dan kekuasaan yang nilainya hanya seharga segelas Air sangat tidak wajar apabila diperebutkan dan dipertahankan tampa hak", kata Abu Assammak kemudian. Kholifah Harun Arrosyid yang kekuasaannya luas dan kekayaannya tidak ternilai itu mengangguk membenarkan perkataan Abu Assammak. 

Lain lagi dengan Kholifah Umar bin Khattab. Kholfiah kedua yang menggantikan Abu Abakar Siddiq yang berkuasa dari Tahun 634-644 ini, juga punya pengalaman menarik terkait nilai segelas Air. 

Ketika Hurmuzan penguasa Persia ditawan dan siap-siap untuk menjalani hukuman mati, tiba-,tiba memohon kepada Kholifah Umar RA. "Berilah aku segelas Air sebelum hukuman dijatuhkan padaku". 

Tanpa curiga Kholifah Umar  menyetui, dan menyuruh salah seorang prajuritnya mengambilakan segelas Air untuk memberikan kesempatan terahir kepada terpida menikmati air minum. Sebelum terpidana itu minum, ia memandang Umar dan bertanya, "Apakah aku memperoleh jaminan keamanan sampai air ini habis aku minum?". Kholifah Umar kembali mengiyakan. 

Tampa diduga Hurmuzan menumpahkan seluruh isi gelas.Dengan senyum penuh Arti Hurmuzan berkata kepada Kholifah Umar, " Tepati Janjimu wahai Umar, berikan aku Keamanan". 

Seluruh Prajurit jaga tersentak, Namun Umar berkata, "Lepaskan dia, kita harus setia memegang janji apapun akibatnya". Segelas Air yang merupakan Sumber Kehidupan bahkan kehidupan itu sendiri, tidak ada artinya jika harus menyalahi janji. 

Inilah harga seteguk Air bagi Kholifah Umar bin Khottab. Lalu bagaimana kita memberi nilai kepada Air yang melimpah di kanan kiri kita..?
Semoga Allah membimbing dan mengampuni kita semua, Amin

[1]. Fuad bin Abdul Baqi, Almu'jamul Mufahros

Posting Komentar untuk "MENYADARI NILAI SETEGUK AIR"