Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

WAJAH 112 PESERTA MATSAMA DI HARI KETIGA


Tempat Baru, Teman Baru, Semangat Insyaallah juga Baru
Sabdarianada.co.id. Tegang, Cemas, Gembira, itulah gambaran umum yang terpancar dari wajah 112 Peserta MATSAMA 2018 Yayasan Sabda Ria Nada.  Tegang, karena berada di lingkungan yang Baru. Cemas, karena mulai meragukan Kemampuan yang di bawa dari sekolahnya yang lama. Gembira, karena  banyak sekali harapan yang sebentar lagi akan segera bersemi. 

Tentu menjadi harapan semua pihak, MATSAMA yang dilaksanakan sejak hari Rabu, 18 Juli 2018 dan direncanakan akan berahir pada Hari Sabtu, 21 Juli 2018 mendatang itu, mampu menampilkan potren Sabda Ria Nada sebagai Lembaga pendidikan yang sehat dan kondusif. Tenang sebagai tempat belajar, nyaman sebagai tempat berlatih. Memungkinkan tumbuh dan berkembangnya berbagai potensi tanpa tekanan, cemas  dan rasa Takut, Amin. 

Pendidikan pada Hakekatnya mempunyai jangkauan makna yang sangat luas, dan dalam rangka mencapai kesempurnaannya , memerlukan waktu dan tenaga yang tidak kecil. Diduga keras sebagian besar diantara kita melupakan bahwa pendukung dan pelaksana Pendidikan bukan hanya Tenaga, dana dan sarana yang disediakan oleh Pemerintah. Tetapi lebih dari itu, juga yang tersedia dan disediakan oleh keluarga, masyarakat, peserta didik, baik secara secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. 

Diduga juga banyak diantara Tenaga Kependidikan yang belum melaksanakan fungsinya dengan baik. Yang saya maksud dengan Tenaga Kependidikan disini, tentu bukan hanya guru, melainkan kita semua. Karena edialnya setiap kita harus memfungsikan diri sebagai seorang Pendidik, minimal bagi keluarga dan anak-anaknya. 

Kita ambil contoh sederhana Pendidikan anak di dalam Keluarga. Pembentukan Prilaku anak bermula di sini, sejak ia masih dalam Buaian. Ketika itu pikiran-pikiran pendidik (orang Tuanya) perasaan dan Jiwanya bisa dengan mudah diserap oleh anak bagaikan pasir menyerap tetesan-tesan Air, demikian tulis Alexis Carrel seperti dikutip oleh Bapak Quraish Shihab dalam Lentera Alqur'an. 

Jika di suatu hari saat anda bertugas di sebuah sekolah/Madrasah, tiba-tiba ada murid meminta ijin pulang lebih awal dengan alasan, sebelum berangkat ke sekolah sapinya lupa tidak dikasih makan, atau dengan alasan mau pergi undangan mewakili ayahnya dalam acara hajatan tetangga, menurut anda apa yang terjadi dalam keluarga anak tersebut..? dan apa yang akan anda lakukan..?

Jika murid itu anda ijinkan pulang, anda akan dituduh gagal menegakkan Tata Terbit sekolah yang diyakini bisa mewariskan Karakter baik bagi murid-murid anda. Akan tetapi jika anda melarang murid itu pulang, sebagai guru anda telah melukai perasaannya, padahal anda sadar, sekolah yang anda bangga-banggakan tidak akan mampu mewujudkan semua harapan Siswa.


Bagi anda yang bertugas di Daerah maju kejadian seperti di atas mungkin tidak akan pernah dialami. Akan tetapi bagi guru lain yang bertugas di pinggiran plosok dengan kondisi ekonomi dan kesadaran masyarakatnya yang masih rendah, bisa tiap bulan bahkan mungkin tiap minggu akan mengalami hal lucu seperti di atas. lalu bagaimana sebaiknya kita mendesain lembaga pendidikan kita..?

Kita bikin kaku tanpa pandang bulu, dengan mengeluarkan setiap siswa yang kita anggap tidak disiplin dan tidak berprestasi, atau kita bikin lentur dengan tetap membiarkan baik-buruk berbaur seperti Tahu campur..? 

Ummu Al Fadl bercerita, Suatu ketika aku menibang-nimang seorang Bayi. Rasul kemudian mengambil bayi itu dan menggendongnya. Tiba-tiba sang bayi pipis membasahi pakaian Rasul. 

Segera saja kurenggut bayi itu dengan keras dari gendongan Rasul. Rasulullah menegurku, "Air dapat membersihkan pakaianku yang kotor oleh pipis anak itu. Akan tetapi siapakah yang mampu menjernihkan Perasaan sang bayi yang keruh akibat sikapmu yang kasar itu..?'

Berapa banyak diantara kita yang memperlakukan anak atau peserta didik seperti perlakuan Ummu Fadl..? Berapa banyak diantara kita yang dengan sadar tidak membantu terwujudnya iklim kependidikan yang sehat, baik dalam keluarga, sekolah maupun Masyarakat..?

MATSAMA, adalah wadah belajar untuk anak manusia, bukan keturunan para Dewa. Semoga Allah mengampuni dan membimbing kita semua, Amin.


Posting Komentar untuk "WAJAH 112 PESERTA MATSAMA DI HARI KETIGA"