Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

WAWASAN NUSANTARA DAN BELA NEGARA : MATERI MATSAMA SABDA RIA NADA HARI KETIGA

Sabdarianada.co.id. Di Jaman Perjuangan Kemerdekaan, kita mengenal sosok  Panglima Besar Jenderal Sudirman (1916-1950) Perwira Tertinggi Pertama kebanggaan Para Santri dan Umat Islam Indonesia. Gigih, Pemberani, Khusu' Tawadu' dan Ahli Strategi, begitulah orang-orang mengenal Beliau.


Kecintaannya terhadap Rakyat dan Negeri ini beliau wujudkan dengan terus mengajar dan memimpin pergerakan melawan Penjajah. Bahkan ketika kesehatan beliau mulai uzur dan Presiden Sukarno memintanya untuk istirahat, Beliau masih tetap aktif bergrilya keluar masuk hutan, walaupun terpaksa harus ditandu oleh Pasukan yang menghormati, mengagumi dan mencintainya. 

Ketika ditanya orang, jimat apa yang beliau kenakan sehingga selalu selamat dan memenangkan setiap pertempuran melawan pasukan Penjajah, dengan Tegas beliau menjawab, "saya miliki  tiga Jimat Sakti yang selalu melindungi saya dari kepungan musuh. Satu Dawamil Wudhu' dua stiqamah dalam Shalat, dan ketiga Ikhlas dalam berbuat".  

Tanah air kita ibarat sekeping surga yang Allah turunkan ke bumi. Itulah anugerah terindah yang Allah berikan untuk Bangsa Indonesia. Kemanapun kaki melangkah dan mata memandang, akan terlihat hamparan tanah yang subur, pepohonan yang rindang, serta sawah ladang terbentang. Belum lagi aneka ragam kekayaan yang di kandung di dalam buminya. Air, Batu, batu bara, Logam, Perak, emas, semuanya tersedia di bumi indonesia tercinta


Sejak beribu-ribu tahun, Tanah air ini tidak pernah jemu-jemu mempersembahkan kepada Putra-Putrinya aneka ragam hasil bumi yang melimpah ruah. Tidak sesaatpun ia mogok atau lesu berproduksi. Kerja sama yang sedemikian harmonis diperagakan oleh segala unsurnya. Tumbuh-tumbuhan mengeluarkan oksigen agar dihirup oleh binatang, sementara binatang dan manusia pun mengeluarkan korbondioksida agar pepohonan dapat mekar dan berbuah. 

Sekeping Tanah Surga terbentang di Bumi Indonesia. sekeping Tanah surga itu telah kita rebut dengan darah dan air mata. Darinya kita harus bisa mengambil pelajaran untuk meraih surga di Negeri seberang. 

Bagi kita saat ini, mencintai dan merawat negeri ini tidak perlu bergrilya seperti yang dilakukan Pangliman Sudirman, atau pura-pura bingung mencari mendera Merah Putih seprti yang dilakukan  Moh. Zuhri ketika menjuarai lari, atau main obong-obongan seperti yang dilakukan saudara kita di Surabaya. 

Kita cukup melakukan apa saja yang kita mampu, dengan penuh Tanggung Jawab, penuh kepedulian. Mampu meluruskan sendiri apa saja yang bengkok dari perjalanan kita, dan mampu menyembuhkan apa saja yang sakit. Kita harus bisa seperti tumbuh-tumbuhan yang tidak pernah keberatan dengan rimbunnya dedaunan dan tidak pula mengeluh. Meminjam istilah salah seorang pakar, "Kemerdekaan sejati baru benar-benar bisa kita rasakan, pada saat kita mampu meniru Rumput-rumput hijau yang selalu bergoyang".

Semoga Allah mengampuni dan membimbing kita semua, Amin



Posting Komentar untuk "WAWASAN NUSANTARA DAN BELA NEGARA : MATERI MATSAMA SABDA RIA NADA HARI KETIGA"