Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

JALAN PANJANG PASKIBRAKA INDONESIA

Paskibra Sumbermalang 2018
MA. Sabda Ria Nada Tlogosari, MA. Tuhfatul Ulum Plalangan, MA. Raudhatus Shalihin Tamansari, SMPN 1 Sumbermalang

sabdarianada.co.id. Paskibraka adalah sebutan bagi Pasukan yang bertugas mengibarkan dan menurunkan duplikat Bendera Pusaka  di lingkungan Istana Negara, Halaman Kantor Gubernur  dan Halaman Kantor Bupati/Wali Kota  dalam Upacara HUT Kemerdekaan Indonesia setiap Tanggal 17 Agustus. Sedangkan untuk tingkat Kecamatan dan Sekolah disebut Paskibra. 

Nama Paskibraka (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka) untuk tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan nama Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera) untuk tingkat Kecamatan dan Sekolah, baru dikenal pada Tahun 1973 atas ide H. Didik Sulaeman Nataatmaja (1933-2013) atau biasa dipanggil Idik Sulaeman seorang Sarjana Seni Rupa yang banyak berjasa didalam menyempurnakan kelengkapan Paskibraka sebagai sebuah Korps. 

Beliau juga yang menjadi Pencetus Seragam Sekolah mulai dari Tingkat Sekolah dasar Putih-merah, SMP putih-biru dan Tingkat SLTA putih-abu-abu, lengkap dengan Lambang sekolah Dasar dan Lambang Osis yang hingga kini selalu melekat di saku kiri seragam Sekolah. 

Sebelum Tahun 1973 Petugas Pengebar bendera disebut dengan Pasukan Pengerek Bendera Pasuka. Nama ini dipakai sejak Peringatan HUT RI pertama di Yogyakarta pada Tahun 1946. 

,AWAL MULA TERBENTUKNYA PASUKAN PENGEREK BENDERA

Pada Tanggal 29 September 1945 Pasukan Belanda kembali mendarat di Indonesia dengan membonceng  tentara Sekutu. Tidak butuh waktu lama Daerah Ibu Kota Jakarta dan daerah-daerah penting lainnya diindonesia dengan mudah mereka kuasai. Atas Saran Sultan HB IX yang disampaikan melalui kurir yang dikirimkannya ke Jakarta pada tanggal 2 Januari 1946, Ibu Kota Negara untuk sementara waktu dipindahkan ke Yogyakarta. 

Hotel Merdeka yang beralamat di Jalan Pahlawan Yogyakarta dijadikan sebagai Pusat Kegiatan Pemerintahan. Gedung Agung digunakan sebagai Tempat Kepala Negara, sedangkan Departemen Sosial menempati sebuah rumah di belakang Geraja Kotabaru. 

Memperingati HUT RI ke-1 pada Tahun 1946, Presiden Soekarno memanggil salah seorang Ajudannya - Muhammad Husain Bin Salim bin Ahmah bin Salim bin Ahmad Al Muthahar atau yang lebih dikenal dengan Mayor (Laut) Husain Mutahar (1916-2004). Seorang Pemuda  yang  memilih membujang seumur hidupnya, keturanan Arab Kelahiran Semarang, pencipta Lagu SYUKUR dan lagu HARI MERDEKA. Kepada Husain Mutahar Preseden Soekarno memerintahkan agar mempersiapkan petugas Pengibar bendera Pusaka di Halaman Gedung Agung Yogyakarta.



Mendapat tugas yang sama sekali baru itu, membuat Husain Mutahar berpikir keras. Seperti apa Formasi Pengibaran Bendera dan siapa yang pantas mengemban tugas tersebut. ILham dari Allah pun datang.Terbersit di hati Husain Mutahar bahwa yang layak mengemban tugas tersebut adalah perwakilan pemuda dari berbagai daerah di Indonesia, karena di tangan merekalah kelak kepemimpinan Bangsa ini berada. 

Dengan berbagai keterbasan yang ada, pada waktu itu Husain Mutahar hanya mampu mengumpulkan lima orang. Tiga orang Putra dan dua orang Putri. Penetapan angka 5 juga dimaksudkan sebagai simbol dari Pancasila. Formasi seperti ini tetap dipakai hingga Tahun 1966, walaupun sejak Tahun 1950 ketika Ibu Kota dikembalikan ke Jakarta Husain Mutahar tidak lagi sebagai pembina Pasukan Pengerek Bendera Pusaka. Selama kurun waktu 1950-1966 urusan Pasukan Pengerek bendera Pusaka sepenuhnya ditangani oleh Keluarga Presiden Soekarno. 

Ketika pada tahun 1976 Jenderal Suharto naik tahta, Husain Mutahar dipanggil kembali untuk menangani Pengebaran Bendera. Mendapatkan kembali tugasnya yang sudah lama ditinggalkan, Husain Mutahar mengembangkan kembali formasi pengibaran bendera menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok diberi nama sesuai jumlah pasukannya. 

Pasukan 17 : pasukan pengiring (pemandu)
Pasukan 8   : Pasukan Pembawa Bendera (inti)
Pasukan 45 : Pasukan Pengawal.
Jumlah tersebut merupakan simbol dari Tanggal, bulan dan tahun Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 ( 17-08-1945).

Ahirnya di tahun 1973 Idik Sulaeman yang sebelumnya menjabat sebagai Staf Husain Mutahar sebagai Pembina Pasukan Pengibar Bendera mencetuskan nama baru bagi Pasukan Pengerek Bendera Pusaka menjadi PASKIBRAKA yang artinya Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. 

Husain Mutahar meninggal Dunia di Jakarta dengan usia 88 tahun pada tanggal 9 Juni 2004 akibat sakit tua. Selain dikenal sebagai pendiri Paskibraka, Husain Mutahar juga telah berjasa menyelamatkan Bendera Pusaka ketika Ibu Kota Jakarta jatuh ketangan Pasukan Sekutu. 

Ketika situasi menjadi sangat genting, Presiden Soekarno memotong Bendera Pusaka menjadi dua bagian. Separuhnya dipegang Bung Karno sendiri, dan separuhnya lagi diserahkan kepada Husain Mutahar agar diselamatkan dengan taruhan seluruh jiwa dan raganya. Setelah keadaan berangsur aman, Husain Mutahar menyerahkan kembali separuh Bendera tersebut kepada Presiden Soekarno dan menjahitnya kembali menjadi satu. 

Perlu dicatat disini, orang dengan setunpuk Jasa seperti Beliau janazahnya tidak dimakamkan di Taman makam Pahlawan. Jenazah beliau dikebumikan di Pemakaman Umum Jeruk Purut Jakarta Selatan.

Semoga Allah mengampuni dan membimbing kita semua, Amin.








Posting Komentar untuk "JALAN PANJANG PASKIBRAKA INDONESIA"