Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ASALAMET KARENAH TERRO SALAMET

Suasana Selamatan di Astah Bujuk Minih
Sabadarianada.id. Viral di Lingkungan Masyarakat Madura Budaya Selamatan karena mengharap beroleh keselamatan. Yaitu Ritual Doa bersama yang dilanjutkan dengan acara makan-makan, dengan mengundang para tetangga, teman dan Karabat dekat. Ada juga sebagian yang merasa sudah terpelajar menyebutnya Tasyakuran. Masyarakat Jawa menyebutnya Tumpengan.

Menurut keyakinan Masyarakat Madura, untuk mendapatkan keselamatan Hidup baik Dunia maupun Akhirat, ada empat Pilar yang tidak boleh ditinggalkan:

Pertama, Pebenyak Nyo'on Salamet, Rajin-rajin memohon keselamatan kepada Allah yang menjadi Sumber Keselamatan.

Kedua, Ajelen neng Ejelen Se Salamet, berjalan dijalan-jalan yang diridhoi oleh Allah, tidak melanggar Hukum dan Tata susila yang diyaki dilingkungan Masyarakatnya. 

Ketiga, Jek Ngetnengnget ka se apreng Salamet, jangan Sering-Sering Maksiat kepada Allah yang telah memberikan Perlidungan dan keselamatan kepada seluruh Mahluqnya. Artinya, sebisa mungkin kita harus merapkan Prinsip Taqwa, berusaha keras menjalankan Perintahnya dan menjahui larangannya dimanapun kita berada. Karena jika Allah mau hanya dalam hitungan detik Planet bumi ini bisa dengan Mudah Allah tenggelamkan.

Keempat, Mun Andik Rajekeh pas Dulih Asalamet. Jika Allah berkenan meluaskan Rizqi kita jangan Pelit. Keluarkan Sebagian untuk Selamatan, berbagi kebahagiaan dengan orang-orang sekitar. Jangan menunggu kaya, karena semakin kaya biasanya orang semakin pelit. Ingat Shadaqah dapat Menolak bencana. 

Dari keempat pilar tetsebut diatas, pilar ke empat yang paling terasa pengamalannya, karena melibatkan banyak orang. Sementara pilar pertama, kedua dan ketiga lebih bersifat perorangan sehingga pelaksanaannya tidak begitu terlihat. 

Tidak ada satupun peristiwa yang dianggap penting oleh Masyarakat Madura yang tidak melibatkan acara Selamatan. Punya motor baru selamatan, menempati rumah baru Selamatan, mendapatkan Tugas baru Selamatan, bahkan di awal musim tanam bagi mereka yang berprofesi sebagai Petani, juga selamatan, demikian pula ketika berahir musim Panen. 

Belum lagi Agenda- Agenda  selamatan yang memang sudah rutin dilaksanakan. Seperti Selamatan Bulan Muharram ( Asorah) bulan Sofar ( Asappar) bulan Maulid ( Amolot) bulan Sya'ban ( Sya'bana) awal Puasa ( Tampaan) pertengahan Puasa ( Nuzulul Quran) Ahir Puasa ( Idul Fitri) dan lain sebagainya. 

Singkatnya, kehidupan Masyarakat madura selalu semarak dengan acara Selamatan. Sehingga ketika Gusdur menjabat sebagai Ketua PBNU pernah berkelekar " Andai biaya- biaya untuk sematan itu kita alih fungsikan untuk membangun Rumah Sakit dan Perguruan Tinggi, pastilah sudah banyak Rumah Sakit dan Perguruan Tinggi besar yang kita miliki". 

Sepintas lalu ungkapan Gusdur ada benarnya, jika acara selamatan hanya kita pahami sebatas acara kumpul dan makan-makan. Akan tetapi apabila acara selamatan kita pandang dari sudut yang berbeda, Rekonsiliasi misalnya, Silaturahim, Shadaqah, Doa bersama atau Taubat Massal, sungguh Demi Allah, tidak ada satupun Ide yang lebih kreatif dari acara Selamatan. Hanya dengan sekali Dayung, beberapa pulau bisa terlampoi. 

Tidak berlebihan Jika Kru Sabrina Albanjari ( Grup Hadrah Sabda Ria Nada)  memegang teguh Ritual Selamatan ini. Mereka adalah sejumlah Santri yang mendapatkan tugas Tambahan berkhidmat ditengah-tengah Masyarakat, membantu Hajatan yang dilaksanakan oleh Masyarakat sebagai kelompok pembaca dan Pengiring Shalawat Nabi. 

Dengan  Semboyan, " Tak Koduh Penter, Tak Koduh Sogi, Sepenteng  pelak" ( tidak harus pintar, tidak harus Kaya, yang penting Peduli), mereka  sabar menyisihkan perak demi perak untuk membiayai Ritual Selamatan yang rutin mereka gelar setiap ahir musim.  

Untuk Selamatan tahun ini dipusatkan di Astah Bujuk Minih, salah satu makam keramat sekitar 50 M sebelah timur Lokasi Yayasan Sabda Ria Nada. Acara terasa semakin semarak karena Bapak Kepada Desa Tlogosari turut hadir serta menyumbangkan 5 Buah Tumpeng lengkap dengan lauk pauknya. 

Turut hadir pada acara tersebut Bapak Ahmad Mukhlisin Anggota DPRD FPKS beserta seluruh Dewan Guru. Seperti biasanya acara diawali dengan Yasin dan Tahlil, pembacaan Shalawat Nabi beserta doanya. Selesai acara ramah tamah dilanjutkan dengan bincang ringan seputar rencana strategis yang akan segera digarap seiring dilantiknya Bapak Ahmad Mukhlisin sebagai Anggota DPRD Situbondo. 

Tak Koduh Penter
Tak koduh Sogi
Sepenteng PELAK
Penter Tak bisa merekayasa kabedeen
Sogi tak Bisa melleh Peluang
Gun oreng sepelak sebisa mamareh Sadejeh kalakoan

Tidak harus Pintar tidak Harus Kaya
Yang penting punya KEPEDULIAN
Walaupun pintar tidak mungkin bisa merekayasa keadaan
Walaupun kaya tidak bisa membeli Peluang
Hanya ditangan orang-orang yang memiliki kepedulian, berbagai persoalan bisa diselesaikan.

Semoga Allah membimbing kita, Amin








Posting Komentar untuk "ASALAMET KARENAH TERRO SALAMET"