GEBYAR MOHARRAM DI SABDA RIA NADA
Sabadarianada.id. walaupun tidak semeriah perayaan Tahun Baru Masehi, geliat Masyarakat Muslim dipelbagai daerah di dalam mengisi dan memeriahkan Tahun Baru Hijriyah sudah mulai terlihat.
Jika terlihat sepi mungkin karena perayaan Tahun Baru Hijriyah tidak terpusat di jalan-jalan, seringkali berupa kegiatan Keagamaan dan Sosial. Sedangkan perayaan Tahun Baru Masehi ramai dijalan-jalan, berbentuk kegiatan Hiburan, jalan-jalan dan Rekreasi.
Demikian pula Kegiatan Muhaarram di Lingkungan Yayasan Sabda Ria Nada, dikemas dalam kegiatan Keagaamaan dan Sosial. Setelah di hari-hari sebelumnya dilaksanakan acara Ziarah ke Makam-makam sesepuh Desa, hari ini Selasa 10 September 2019 bertempat di Halaman Madrasah, Para siswa di bawah komando Pengurus Osis dan Dewan Guru, menggelar acara Khotmil Qur'an, Istghasah dan Tahlil bersama.
Direncanakan esok hari akan dilanjutkan dengan kegiatan Ta'ziyah dan penyerahan Paket Batuan kepada Korban Kebakaran di Dusun Sumogo Desa Kalirejo Kecamatan Sumbermalang. Sejak kemaren pagi Pengurus Osis menggalang bantuan, baik berupa uang, Peralatan masak serta baju layak pakai untuk meringankan beben mereka yang terkena Musibah.
Selain dikenal sebagai Bulan Pertama dalam Kalender Hijriyah, Bulan Muharram juga diyakini sebagai salah satu bulan yang sangat dimuliakan oleh Allah (اشهر الحروم ) dimana berbagai bentuk kebajikan sangat dianjurkan untuk dilaksanakan, sedangkan tindak kejahatan terutama perang sangat dilarang.
Terdapat sebuah ayat yang menerangkan perihal eksistensi bulan haram. Hal ini tertuang dalam surah at-Taubah ayat 36, yang berbunyi,
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya, sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa".
Dalam kitab tafsir Ath-Thabari disebutkan terdapat empat bulan dalam bulan haram yang dimaksud ayat tersebut. Yakni Dzulkaidah, Dzulhijah, Muharram, dan Rajab.
Penafsiran tersebut sesuai dengan apa yang pernah dikatakan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis. "Sesungguhnya zaman ini telah berjalan (berputar), sebagaimana perjalanan awalnya ketika Allah menciptakan langit dan bumi, yang mana satu tahun ada 12 bulan. Di antaranya ada empat bulan haram, tiga bulan yang (letaknya) berurutan, yaitu Dzulkaidah, Dzulhijah, dan Muharam. Kemudian Rajab yang berada di antara Jumadil (Akhir) dan Syaban." (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam kitab tafsir Ath-Thabari disebutkan terdapat empat bulan dalam bulan haram yang dimaksud ayat tersebut. Yakni Dzulkaidah, Dzulhijah, Muharram, dan Rajab.
Penafsiran tersebut sesuai dengan apa yang pernah dikatakan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis. "Sesungguhnya zaman ini telah berjalan (berputar), sebagaimana perjalanan awalnya ketika Allah menciptakan langit dan bumi, yang mana satu tahun ada 12 bulan. Di antaranya ada empat bulan haram, tiga bulan yang (letaknya) berurutan, yaitu Dzulkaidah, Dzulhijah, dan Muharam. Kemudian Rajab yang berada di antara Jumadil (Akhir) dan Syaban." (HR Bukhari dan Muslim)
SEJARAH PENETAPAN KALENDER HIJRIYAH
Bermula dari keluhan Sahabat Ubu Musa Al Asy'ari selaku Gubernur Bashra, tentang banyaknya Dokumen penting Negara, terutama Surat-surat Kholifah yang tidak bertanggal dan tidak bertahun, Kholifah Umar bin Khottab memanggil sejumlah sahabat penting untuk bermusyawarah perlunya ditetapkan Kalender Islam sebagai acuan Umat Islam di dalam melakukan berbagai kegiatan.
Menanggapi hal tersebut, para Sahabat aktif memberikan masukan. Ada yang mengusulkan agar Kalender Islam dihitung sejak lahirnya Rasulullah. Sahabat yang lain menyarankan agar dimulai dari Wafatnya Rasulullah. Sementara Ali bin Abi Thalib lebih setuju dihitung sejak Hijrahnya Rasulullah dari Mekkah ke Madinah.
Nampaknya Kholifah Umar bin Khottab lebih memilih pendapat Ali bin Abi Thalib, kemudian beliau berkata :
الهجرة فرقت بين الحق والباطل فأرخوا بها
”Peristiwa Hijrah menjadi pemisah antara yang benar dan yang batil. Jadikanlah ia sebagai Patokan Penanggalan".
Selanjutnya Kholifah menetapkan bulan Muharram sebagai permulaan bulan, dengan Alasan Umat Islam baru saja menunaikan Ibadah Haji.
Sementara Alhafizd Ibnu Hajar memberikan keterangan tambahan, penetapan Bulan Muharram sebagai Awal bulan Kalender Islam, karena Keinginan untuk Hijrah terjadi di Bulan Muharram, mengingat peristiwa Bai'at antar Rasulullah dengan kaum Anshar terjadi pada pertengahan bulan ZdulHijjah.
Semoga Allah membimbing kita, Amin
Posting Komentar untuk "GEBYAR MOHARRAM DI SABDA RIA NADA"
Silahkan berkomentar maupun bertanya tentang Info / Kegiatan / Konsultasi gratis di Website Sabda Ria Nada, Kami akan menjawab secepatnya. Terimakasih...