Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BERGURU KEPADA SANG RESI ( Wasiat Ghaib Alm. KH. BADRI MASDUQI )



Sabdarianada.id. Sebenarnya tulisan ini sudah cukup lama saya buat. Kalau tidak salah, pada tanggal 21 April 2016 Sudah pernah saya Publikasikan lewat Akun FB Sabda Ria Nada. 

Pesan Moral dari Almarhum Hadratus Syeh KH. Badri Masduqi, yang saya rasakan sangat berkesan dan sangat berharga dalam perjalanan hidup saya. Kendatipun saya selalu mengalami keterbatasan dan keterlambatan dalam memahaminya. 

Ketika dalam minggu-munggu ini saya kembali banyak mengalami masalah baik keluarga maupun Lembaga, saya jadi teringat kembali Wasiat tersebut dan ada keinginan yang kuat untuk mempublikanya kembali lewat Blog Sabdarianada.Id. dengan harapan bisa menjadi tambahan Khasanah buat semuanya. 

Apalagi jika mengingat bahwa Alm Hadratus Syeh KH. Badri Masduqi bukan hanya menjadi milik para Santri dan Alumni Pondok Pesantren Badridduja, beliau adalah milik seluruh Umat Islam Indonesia dan Jutaan Ikhwan Thariqoh Tijani di berbagai belahan Bumi. 

"S@BAR, S@BAR, S@BAR dan ISTIQOMAH".
Wasiat ini disampaikan oleh Alm. Almaghfurlah Hadratus Syeh KH. BADRI MASDUQI kepada Alfaqir lewat mimpi dipertengahan Tahun 2008. 

Pada waktu itu Alfakir mengalami banyak kesulitan terkait pengembangan PADEPOKAN kecil yangg alfakir bina. Disatu sisi Alfakir harus menambah RUANG dan MASJID untuk tempat kegiatan para Thullab, sementara di lain sisi lokasi yang Alfakir inginkan tak kunjung 
diberikan oleh pemiliknya, padahal sudah alfalir tawar  degan harga  melebihi batas wajar. 

Hingga pada suatu malam HADRATUS SYEH KH. BADRI MASDUQI hadir dalam mimpi alfakir. Beliau berwasiat, "SABAR, SABAR, SABAR dan ISTIQOMAH". 

Alfakir rasa wasiat ini berlaku untuk seluruh keluarga, para santri dan orang-orang yang mencintai beliau. Karenanya alfakir merasa perlu menyampaikannya sebelum semuanya HILANG dan TERLUPAKAN. 

Beberapa tahun kemudian sekitar tahun 2011 alfakir mulai sedikit mengerti kenapa Beliau mengulang KATA SABAR sampai 3x. Menurut pemahaman alfakir yang awam maksudnya adalah :

SABAR PERTAMA, kita harus SABAR dengan kelebihan dan kekurangan yang kita miliki. Kerena jika kita tidak sabar dengan kelebihan yang kita punya, kita akan terjerumus pada sifat Takabbur, Ujub, Riyak, dan Sum'ah yg akan merusak citra karya kita sensidiri. 

SebaLiknya jika kita tidak Sabar dengan kekurangan kita, kita akan digerogoti sifat JABUN, pengecut dan rendah diri. Padahal untuk memulai sesuatu memerlukan keberanian dan Rasa percaya diri yang Tinggi. 

SABAR KEDUA, kita pun harus BERSABAR degan kelebihan dan kekurangan keluarga kita, dalam hal ini Orang tua/mertua, suami/istri, saudara-saudara dan anak-anak  kita.

Bagian ini sangat perlu mendapatkan penekanan. jika sampai kita tidak sabar dengan kelebihan yang dimiliki oleh keluarga kita, kita akan terbuai berada di bawah bayang-bayang  nama besar mereka.  

Kita merasa besar dibawah bayang-bayang kebesaran orang lain. Sungguh memalukan sekali. Dalam hal ini Imam Syafii berpesan ;
ليس الفتى من يقول هذا ابي # ان الفتى من يقول ها اناذا
 "Bukan pemuda hebat jika hanya berkata, " ini lho Bapak gue". tapi pemuda yang sesungguhnya adalah mereka yang mampu berkata " inilah gue".

Lebih parah lagi jika kita tidak sabar dengan kekurangan keluArga kita.  kita akan hadir sebagai sosok yang selalu mengutuk masa lalu dan menyesali diri. kita akan berkata, kenapa bapakkku bukan bupati, bukan orang kaya, bukan presiden, bukan kiai, bukan, bukan dan bukan-bukan lainnya. 

Rasulullah bersabda,   من صبر على سوء خلق امرئته اعطاه الله من الاجر مثل ما اعطي ايوب عليه السلام على بلائه. ومن صبرت على سوء خلق زوجها اعطاها الله من الاجر مثل ثواب أسية امرئة فرعون

"Siapa saja yang bersabar terhadap kekurangan sang Istri, maka Allah akan memberinya pahala seperti Pahala Nabi Ayyub dalam menghadapi ujian hidupnya. Dan siapa saja yang bersabar terhadap keterbatasan suaminya, maka Allah akan memberinya pahala seperti pahala siti Asiyah Istri Firaun Laknatullah". 

SABAR KETIGA, kitapun harus Sabar dengan kelebihan dan kekurangan Teman2 kita dan orang2 disekitar kita. jangan IRIAN jika ada diantara mereka yang melebihi kita dalam hal2 tertentu. Sebaliknya jangan sampai mengecilkan arti mereka siapapun merekA adanya. 

Imam Alghazali berpesan :
فاحذر عدوك مرة وحذر صديقك الف مرة
Waspadalah terhadap musuhmu satu kali sàja. Tapi waspadalah kepada teman2mu seribu kali.

TERAHIR, kitàpun harus ISTIQOMAH dalam artian teguh memegang prinsip dan kebenaran yang kita yakini. 

Menurut Ibnu Abbas RA, Istiqomah memiliki 3 arti yaitu, istiqomah dengan lisan (bertahan dalam 2 kalimat syahadat), istiqomah dalam dengan jiwa (melaksanakan ibadah dan ketaatan kepada Allah secara terus-menerus tanpa terputus) dan istiqomah dari hati (melakukan segala sesuatu dengan niat yang ikhlas dan jujur).

Dalam Al-Qur'an Allah berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami adalah Allah kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (Q.S Fushilat: 30)

Ayat ini diperkuat dengan sebuah hadits. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW: "Ya Rasulullah, Tolong ajarkan sesuatu kepadaku hal yang paling penting dalam islam dan saya tidak akan lagi bertanya kepada engkau". Kemudian beliau menjawab: 


"Katakanlah aku beriman kepada Allah, kemudian beristiqomahlah (Konsisten dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Kemudian dalam hal WIRID, Istiqomah menurut Hadratus Syeh KH. Badri Masduqi adalah,  مادام وان قل  
( perbuatan/wirid  yang dilakukan terus menerus walaupun sedikit). Beliau menjelaskannya begini, membaca Shalawat Fatih 1x setiap sekesai Shalat dan dilakukan terus tanpa henti, nilainya masih lebih baik ketimbang membacanya 100x tapi hanya sekali. 

Demikian pula dalam hal belajar. Seorang Santri/Pelajar lebih baik membaca kitab setiap hari walaupun hanya beberapa baris saja,  dari pada membaca semalam suntuk karena besok ada ujian. 

Selanjutnya beliau membagi ISTIQOMAH menjadi TIGA bagian : (1) ISTIQOMAH WAKTU (2) ISTIQOMAH TEMPAT dan ( 3) ISTIQOMAH JUMLAH. 

ISTIQOMAH WAKTU, artinya Wirid tertentu yang dilakukan Ba'da Subuh jam 6 misalnya, sebisa mungkin harus selalu dilakukan pada jam tersebut, tidak boleh pindah pada waktu yang lain kecuali sangat berhalangan. 

ISTIQOMAH TEMPAT, jika sesorang telah membiasakan diri melakukan Wirid-wirid tertentu di pojok Masjid sebelah kanan misalnya, maka wirid tersebut selamanya harus dilakukan pada tempat tersebut tidak boleh pindah ketempat yang lain terkecuali karena hal-hal tertentu yang menyebabkan dia harus pindah. 

Demikian pula ISTIQOMAH JUMLAH, wirid yang harus di baca 21x selamanya harus dibaca dengan jumlah tersebut. Tidak boleh lebih juga tidak boleh kurang. 

Setiap santri yang menututi masa sehat beliau pasti mengakui, betapa kuatnya beliau menjaga 3 Prinsip Istiqomah tersebut di atas. 

Ketika Shalat Jumat, posisi beliau pasti selalu dipojok sebelah kanan Masjid.  Begitu pula ketika memberikan tausyiah ba'da Shalat Jumat, beliau selalu berada di sebelah kanan Mimbar. Katika beliau mengajar Santri-santrinya tenpat beliau duduk juga tidak pernah berubah. Bahkan warna Jubuh dan Surban yang beliau kenakan, sepertinya juga tidak pernah berubah. 

Singkatnya, istiqomah memiliki arti konsisten dalam melakukan kebaikan. Teguh dalam satu pendirian dan tidak akan tergoyahkan oleh berbagai macam rintangan dalam rangka mendapatkan ridho Allah Ta’ala. Dan Almarhum Hadratus Syeh KH. Badri Masduqi telah memberikan contoh semuanya dengan baik. Tinggal sekarang bagaimana kita mengamalkannya.

Sekian semoga bermanfaat.Amin
الفاتحة الى حضرة المرحوم كياهي بدري مصدوقي واصوله وفروعه ان يغفرهم الله ويعلي درجتهم في الجنة الفاتحة......  .....   
                                  

Posting Komentar untuk "BERGURU KEPADA SANG RESI ( Wasiat Ghaib Alm. KH. BADRI MASDUQI )"