Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENGADU NASIB DI KOTA UNTUNG SURAPATI

Siswa Sabda Ria Nada
Sesaat setelah menjalani Interview seleksi Masuk Beasiswa Bidikmisi
STIKES Ar Rahmah Pasuruan
Sabdarianada.id. Azan Subuh baru saja dikomandankan, ketika dua buah Mobil Avanza warma hitam dan Abu-abu perlahan memasuki Halaman Sabda Ria Nada. Suasana masih gelap, Aktifitas Santri baru saja dimulai. Bahkan Ada beberapa orang yang masih lelap di kamarya terbuai dinginnya Udara Pengunungan. 

Terlihat salah seorang Asatid berusaha menggugah mereka yang masih tercecer. Walaupun hasil ahirnya selalu saja sama seperti hari-hari sebelumnya. Dia harus menyerah kalah, karena santri yang biasa tercecer setiap kali digugah biasanya semakin merapikan selimutnya. 

Tak lama berselang, terlihat dua orang berperawakan sedang turun dari Mobil yang baru saja datang. "Siaplah nakkanak" ( sudah siap anak-anak) " Siap pak", terdengar beberapa orang santri menjawab dari Kamar sebelah. 

Rupanya dua orang yang baru saja turun dari mobil itu bukan orang baru. Wajah mereka sudah tidak asing dikalangan Santri Sabda Ria Nada. Beliau adalah Ustad Zainal Arifin guru Bahasa Indonesia dan Ustad Dedi Sugianto Guru Biologi MA. Sabda Ria Nada. Bahkan salah satunya pernah meraih juara Guru Favorit dua Tahun berturut-turut.   

Pagi itu beliau mendapatkan tugas baru, menjemput dan mendampingan 6 orang Siswa MA dan SMK Sabda Ria Nada yang mendapatkan undangan Interview, seleksi Calon mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmis STIKES ARRAHMA kota Untung Surapati Pasuruan. 

Seminggu sebelumnya ke 6 siswa tersebut telah dinyatakan lolos Administrasi oleh pihak Kampus.

  1. Ahsanal Huda Tlogosari Kelas 12 IPA MA. Sabda Ria Nada 
  2. Ahmad Asmito Baderan Kls 12 IPA MA. Sabda Ria Nada
  3. Wahyudi Baderan Kls 12 Pertanian SMK Sabda Ria Nada
  4. Toarji Tamankursi Kls 12 IPA MA. SAbda Ria Nada
  5. Ettik Adi Saputra Tamankursi Kls 12 IPA MA Sabda Ria Nada
  6. Moh. Ibsainul Yaqin Tamankursi Kls 12 IPA MA. Sabda Ria Nada
Setelah semua persiapan dirasa cukup, rombonganpun berangkat. Seseorang yang mulai tadi mematung di sudut lapangan menatap lekat melepas keberangkatan mereka. 

Dalam hati ia bergumam " Tidak usah hirau dari keluarga siapa kalian lahir dan dibesarkan. Tidak perlu diingat dari mana kalian berasal. Selama kalian semangat dan menggantungkan Harap kepada pemilik kuasa, nasib baik akan selalu menyertai, Amin". 

KENAPA PASURUAN

Jika ditanya kenapa Pasuruan...?  Jawabannya tentu ingin memperluas sumber-sumber Keberkahan. Semenjak lima Tahun terahir, Sabda Ria Nada sudah banyak menjalin kerja Sama dengan beberapa Perguruan Tinggi terkemuka di Jawa Timur yang menyediakan Program Beasiswa bagi Siswa berprestasi dan kurang mampu. Seperti Yayasan Yatim Mandiri Sidoarjo, pondok Pesantren Syeh Abdul Qodir Jailani Probolinggo dan Pondok Pesantren An Nadwah Banyuangi. 

Alumni Sabda Ria Nada juga sudah banyak terserap di sana. Seperti (1) Erwin Astutik (2) Moh Fadoillah (3) Sufaida Husaila (4) Ahmad Afandi dan (5) Fitriyah Romadani. 

Belakangan Kota Untung Surapati Pasuruan semakin memancarkan daya tarik. Mengingat secara Historis dikota tersebut banyak singgah Raja-raja besar Tanah Jawa. 

Nama Pesuruan sendiri konon diambil dari Ucapan Raja Hayam Wuruk dari Majapahit ketika bertandang ke Kraton Mataram. Demi menyambut kadatangan Raja Hayam Wuruk, Mpu Sendok Raja Mataram waktu itu mempersiapkan sajian Istimewa. Salah satunya Daun Sirih yang waktu itu disebut SURUH. 

Diluar dugaan, Raja Hayam Uruk sangat menyukai sajian tersebut. Berkali-kali Raja Hayam Wuruk berkata " Pasuruhan-Pasuruhan", yang artinya Mataram sebagai tempat tumbuhnya Sirih. Ucapan Hayam Uruk inilah yang kemudian dijadikan Nama Kota yang sekarang di Sebut Pasuruan. 

Sedangkan Nama Untung Surapati yang sekarang diabadikan menjadi Nama terminal di Pasuruan, adalah nama seorang Pejuang pada masa penjajahan Belanda. 

Untung Suropati sendiri, dalam catatan sejarah, ditangkap dan ditembak mati oleh Belanda pada tahun 1706 dalam sebuah pertempuran di daerah Bangil. Namun, perjuangan Untung Suropati melawan penjajahan Belanda tidak berhenti dan diteruskan oleh anak cucunya.  


Di Pasuruan juga terdapat Pondok Pesantren terbesar dan Tertua di Indonesia, yaitu Pondok Pesantren Sodogiri yang saat ini usianya hampir tiga Abad. 

Pondok Pesantren Sidogiri adalah salah satu diantara sedikit sekali Pondok Pesantren di Indonesia yang sangat Sukses mengembangkan Ekonomi Mandiri. 

Berbagai Usaha produktif yang telah dirintis dan dikembangkan, saat ini  tidak hanya mampu memakmurkan seluruh warga Pesantren, tetapi juga Masyarakat Indonesia pada umumnya. Seyogiyanya setiap Lembaga Pendidikan Islam, berguru kepada Pondok Pesantren Sidogiri didalam mencari dan mengelola sumber-sumber keuangan. 

Maka dengan niat Tabarrukan kepada Kabupaten Pasuruan dengan segala Potensi yang dimilikinya, Yayasan Sabda Ria Nada melalui usaha keras guru-gurunya, mengupayakan agar lulusan tahun 2020 bisa diterima belajar di Stikes Arrahmah Pasuruan. Harapannya setelah mereka lulus nanti tidak hanya mampu menatap dan membangun masa depannya tetapi juga mampu menghargai peninggalan para pendahuluanya. 

Semoga Allah mudahkan segala urusan kita, Amin

Posting Komentar untuk "MENGADU NASIB DI KOTA UNTUNG SURAPATI"