Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

CAHAYA DI TENGAH GELAP GULITA

Gambar : ilustrasi Gelap yang nyaris menguasai seluruh ruang
Sabdarianada.id| Cahaya yang di dalam Bahasa Arab di sebut Nur seringkali diartikan Petunjuk, harapan, jalan keluar dari berbagai Persoalan yang melanda. Sedang kegelapan ( Zdulumat) diartikan ketidakadaan cahaya, kehampaan, kegelisahan, keputusasaan. 

Dua kutub yang seakan-akan  berjauhan dan berlawanan ini sebenarnya merupakan satu-kesatuan dari sebuah esensi atau Wujud. Karena hakekat gelap adalah ketiadaan cahaya, demikian pula sebaliknya Cahaya bisa mengada ketika gelap berangsur Sirna. 

Di dalam Alqur'an Allah memperkenalkan dirinya sebagai Pemilik Cahaya ( Nur) bahkan cahaya itu sendiri. Namun tidak ditemukan satu ayat pun  yang menyatakan bahwa Allah adalah juga sumber kegelapan. 

Ini artinya walaupun pada hakekatnya segala sesuatu datangnya dari Allah, tidak pernah sedikitpun Allah bermaksud menimpakan kegegelapan kedalam kehidupan hamba-hambanya. Kegelapan seringkali datang sebagai akibat perbuatan manusia itu sendiri. 

Dugaan ini semakin diperkuat dengan penyebutan kata Zdulumat ( kegelapan) di dalam Alqur'an pasti menggunakan bentuk jamak ( plural) sedangkan kata Nur ( cahaya/petunjuk) menggunakan bentuk tunggal ( Muftod). 

Hal ini misalnya bisa kita lihat dalam Surat Al Ahzab Ayat 43 :
هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۚ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
"Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman". 


Atau dalam Surat Al Hadid ayat 9
وَ الَّذِي يُنَزِّلُ عَلَىٰ عَبْدِهِ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۚ وَإِنَّ اللَّهَ بِكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ
"Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al-Quran) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu". 

Menurut Imam Ibnu Katsir, perbedaan penyebutan sebagaimana tersebut di atas dikarenakan sumber kegelapan itu bermacam-macam, boleh jadi berasal dari kebodohan, kesesatan, kekufuran, kebatilan, hawa nafsu, kesalahan, dosa keserakahan dan lain sebagainya. 

Sedangkan Nur ( Cahaya/Kebenaran ) berasal dari sumber yang satu, yaitu Allah SWT, oleh karena itu di dalam Alqur'an disebut dengan menggunakan bentuk tunggal. 

Jika konsep Nur dan Dzukumat ini kita tarik pada persoalan Penduduk dunia yang sekarang dihebohkan oleh virus kecil  asal kota Wuhan China itu, maka yang sangat diperlukan saat ini adalah ketulusan dan kejujuran para Pemegang kekuasaan. 

Mereka harus tulus dan jujur mengakui siapa yang sebanarnya menjadi penyebab utama datangnya Zdulumat (virus) berbahaya itu. Mungkinkah virus itu datang karena keserakahan para penguasanya, atau karena kesombongan pengusahanya, atau jangan-jangan karena kebodohan para Cendikiawan dan Tokoh Agamanya. 

Jika misteri ini sudah tersibak, Insyaallah Nur (  Cahaya/petunjuk) akan kembali benderangan, dan Zdulumat (Virus) akan berangsur hilang. Jangan terlalu berani bermain-main dengan Api, jika tidak kita semua akan segeRa terbakar.

Semoga Allah membimbing dah mengampuni dosa-dosa kita, Amin. 

Posting Komentar untuk "CAHAYA DI TENGAH GELAP GULITA"