Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

JANGAN PENJARAKAN CINTAKU


Salah satu Adegan Cinta Brama Kumbara bersama Diah Vitaloka di Gua Pantai Selatan
Sabdarianada.Id| "Bagiku Pernikahan hanyalah penjara bagi kaum wanita", sejurus kemudian Lasmini pergi begitu saja meninggalkan suaminya yang masih tampak kebingungan melihat prilaku Lasmini yang semakin sulit dikendalikan. 

Rumah tangga Tumenggung Pajajaran itu sepertinya sudah sangat sulit dipertahankan. Sebagai seorang Pendekar, Lasmini sangat tidak bisa bersikap seperti kebanyakan Putri Keraton yang harus selalu bersikap lemah lembut mengabdi kepada suami. Lasmini lebih suka hidup bebas layaknya burung-burung yang bebas hinggap dimana saja ia suka. 

Mujur tak dapat diraih, Malang tak dapat ditolak. Lasmini benar-benar pergi meninggalkan suami dan bayinya yang masih Balita. Istana yang megah, harta yang melimpah dengan puluhan dayang yang selalu siaga melayani setiap kebutuhannya, tidak cukup ampuh menjadikannya bisa duduk manis di Istana. 

"Dasar perempuan liar, tidak semestinya ia bersikap seperti itu" Gerutu sang Tumenggung geram. Jari-jemari tangannya gemetaran mengelus-elus kepala sang buah hati yang meraung-raung dalam dekapan salah seorang pembantunya. 

Naluri seorang anak ternyata tidak bisa dibohongi. Bayi yang masih merah itu sepertinya sudah bisa membedakan siapa yang sedang mendekapnya. Hangatnya dekapan ibu yang melahirkan tidak bisa digantikan oleh pembatu manapun.

"Anjani anakku, kamu jangan jadi Pendekar seperti ibumu. Pendekar masih lebih menyayangi pedangnya ketimbang keluarga", keluhnya lirih. Butir bening disudut-sudut matanya mengambang betapun ia berusaha menahannya.Hatinya hancur, remuk redam merasa tidak dihargai oleh wanita yang telah melahirkan anaknya. 

Drama keluarga diatas adalah pegalan cerita Serial Saur Sepuh Sandiwara Radio Brama Kumbara yang dulu buming di era 80 an. Rumah tangga pembesar Keraton Papajaran yang dibangun bukan atas dasar cinta tapi semata mengejar kemulian dan kekayaan. 

Lasmini yang minggat dari rumah karena malu dan kecewa akibat cintanya ditolak oleh Brama kumbara, sangat berambisi hidup mulia dengan gelimang harta benda dan kemuliaan. Karena itu ia terima lamaran Tumenggung pajajaran walaupun jauh di lubuk hatinya sama sekali tidak mencintainya.

Lasmini mengira dengan kekayaan dan jabatan yang dimiliki suaminya akan hidup bahagia serta bisa menutupi rasa malu dihadapan orang-orang yang dulu dianggap telah melecehkannya. 

Ternyata Lasmini keliru, semakin ia berambisi mendapatkan kemuliaan dan kekayaan jiwanya serasa semakin haus. Tanpa sadar ia terseret kedalam pusaran  gaya hidup orang-orang Keraton yang menurutnya sangat membingungkan. Jiwanya berontak, cintanya dahaga, kebebasannya terasa dikebiri. 

Sementara di lain pihak suaminya yang sehari-hari sebagai Tumenggung merasa sudah cukup memberikan kebahagiaan dengan kekayaan dan kemuliaan yang ia berikan. Pertengkaran pun tidak bisa dielakkan yang berunjung ambruknya bangunan rumah tangga mereka.  

Benar kata orang, kesejahteraan tidak mengenal batas. Semakin dikejar terasa semakin kurang. Ibarat air laut semakin diminum serasa semakin dahaga. Tidak berlebihan jika Rasulullah berpesan :

عَنْ أنَسِ بْنِ مَالِك رََضِيَ اللهُ عَنْهَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ تَزَوَّجَ امْرَأةً لِعِزِّهَا لَمْ يَزِدهُ اللهُ إلاَّ ذُلاًّ , وَمَنْ تَزَوَّجَهَا لَمَالِهَا لَمْ يَزِدْهُ اللهُ إلاَّ فَقْرًا , وَمَنْ تَزَوَّجَهَا لِحَسَبِهَا لَمْ يَزِدْهُ اللهُ إلاَّ دَنَاءَةً , وَمَنْ تَزَوَّجَ امْرَأةً لَمْ يُرِدْ بِهَا إلاَّ أنْ يَغُضَّ بَصَرَهُ وَيُحْصِنَ فَرْجَهُ أوْ يَصِلَ رَحِمَهُ بَرَكَ اللهُ لَهُ فِيْهَا وَبَارَكَ اللهُ لَهَا فِيْهِ
Diceritakan Dari Anas bin Malik ra bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Siapa saja yang menikahi seorang wanita karena kemuliaannya,  Allah akan menambahkan kehinaan untuknya. Siapa saja  yang menikahi seorang wanita karena hartanya, Allah akan menambahkan kefakiran untuknya. Siapa saja  yang menikahi seorang wanita karena keturunannya, maka Allah  akan menambahkan kerendahan untuknya. Dan siapa saja yang menikahi seorang wanita dengan keinginan  menundukkan pandangannya dan menjaga kemaluannya atau untuk menjalin silarurahmi, maka Allah akan memberikan berkah kepada keduanya”. [HR. Ibnu Hibban] 


Secara bahasa Nikah ( النكاح)   adalah   الضم والجمع    menyatu dan berkumpul. Keinginan untuk saling menyatu ini menjadi sangat sulit dilakukan apabila kedua belah pihak tidak bersedia belebur ego masing-masing. Leburnya ego dari dua pribadi yang berbeda ini yang nantinya melahirkan sikap الضم والجمع  keinginan untuk selalu menyatu dan bergantung satu sama lain. 

Tingginya angka perceraian di Indonesia menandakan betapa banyak Pasangan suami-istri yang gagal melebur egoannya. 

Berdasarkan data yang dikutip detikcom dari website Mahkamah Agung (MA), Rabu (3/4/2019), sebanyak 419.268 pasangan bercerai sepanjang 2018. Dari jumlah tersebut inisiatif perceraian paling banyak dari pihak perempuan yaitu 307.778 perempuan. Sedangkan dari pihak laki-laki sebanyak 111.490 orang. Jumlah ini baru pasangan Muslim, belum termasuk pasangan non Muslim. 

Karena itu dalam Mazhab Syafi'i suami-istri dianjurkan memenuhi standart "Kufu", yaitu Keserasian, kesetaraan, kesamaan. Kesamaan dalam cita-cita, kesamaan gaya hidup, lebih-lebih kesetaraan latar belakang pendidikan dan ekonomi. 

Apabila standar Kufu' sudah terpenuhi diharapkan tidak ada lagi prilaku saling merendahkan, sehingga cita-cita membangun keluarga yang Sakinah Mawaddah wa Rohmah benar-benar terwujud. 

Jangan Penjarakan Cintaku
Semoga Allah membimbing kita, Amin

Posting Komentar untuk "JANGAN PENJARAKAN CINTAKU"