Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KESAKTIAN BUJUK BHERET DAN KEAJAIBAN SUMBER PATEMON*

Suasana Khotmil Qur'an di Astana Bujuk Beret
Dusun Tlogosari Selatan Kecamatan Sumbermalang
Sabdarianada.id. Bujuk BHERET begitu penduduk setempat menyebutnya. Sebuah makam tua yang terletak di RT 01 RW 01  wilayah Berek Cora ujung Barat Dusun Tlogosari Selatan Kecamatan Sumbermalang. 

Bujuk Bheret menurut penuturan Penduduk setempat adalah orang yang sangat berjasa membabat wilayah Berek Cora dan sekitarnya, yang pada waktu itu masih berupa hutan belantara,  tempatnya para Hantu, demit, Jin,  Syaitan dan Gendrowo. 

Berkat jasanya wilayah tersebut hingga kini menjadi Daerah yang nyaman dan Aman ditempati serta subur ditanami. Penduduk setempat yang secara umum bertani, bisa menanam apa saja.  Banyak komoditas unggulan bisa tumbuh di sini, seperti Kopi, Coklat, Durian, Pete, Tembakau, Sengon, Kamilina, Barza, Padi Gogo dan Jagung. 

Tidak jauh dari lokasi Bujuk Bheret sekitar 150 M kebawah,  mengalir Sungai Alas Tengah yang airnya bening dan tidak pernah kering  sepanjang Tahun. 

BHERET berasal dari Bahasa Madura yang artinya Hujan lebat disertai Badai Petir dan Angin. Disebut demikian, karena menurut pitutur para sempuh, Bujuk Bheret memiliki kesaktian bisa mendatangkan Bheret; yaitu Hujan lebat desertai Angin dan Petir secara tiba-tiba.

Keyakinan Masyarakat terhadap Karomah Bujuk Bheret sampai saat ini tetap lestari. Jika terjadi kemarau panjang, beberapa orang Penduduk dengan dipimpin sesepuh setempat biasanya nyekar ke Astah Bujuk Bheret untuk berwasilah, Memohon kepada Allah agar segera diturunkan Hujan. Beberapa hari kemudian biasanya hujan pun turun sesuai yang diharapkan.

Kesaktian Bujuk Bheret  ini seringkali diperlihatkan terutama pada masa Penjajahan Belanda. Setiap kali tersiar kabar ada Pasukan Belanda mendekat, serta merta wilayah itu  dilanda Hujat Lebat beserta Badai angin dan Petir ( Bheret) sehingga Penjajah mengurungkan niatnya memasuki wilayah tersebut. 

Hingga Belanda meninggalkan Bumi Pertiwi, konon Daerah Berek Cora dan sekitarnya, menjadi satu-satunya Wilayah di Kecamatan Sumbermalang yang tidak pernah diduduki Pasukan Belanda. Di Daerah ini seringkali Pimpinan Pasukan Pejuang berkumpul, seperti Bujuk Midin, Bujuk Mandeh, Bujuk Nia dan Bujuk Mineh.  

Sekitar 50 M disebelah Timur Bujuk Bheret terdapat bukit kecil yang oleh penduduk Setempat disebut "PANYANDEREN" artinya tempat para Pejuang berkumpul, duduk  bersandar, baik sekedar Bermusyawarah maupun menghindar dari Kejaran Musuh. 

Kemudian  50 M kearah Barat Daya bukit Panyanderen terdapat sumber mata Air yang dinamakan "SUMBER PATEMON". Patemon berarti tempat pertemuan. Di tempat ini pula para pejuang sering bertemu untuk mensucikan diri. Mandi, nyuci dan berwudhu', untuk selanjutnya berkumpul kembali di Bukit Panyanderan melakukan Shalat berjemaah. 

Versi lain menyebutkan, disebut Sumber Patemon lantaran di tempat ini terdapat dua sumber mata Air yang keluar dari arah berlawan. Satu sumber keluar dari bukit sebelah barat, yang satunya lagi berasal dari bukit sebelah Timur. Akan tapi kedua Sumber ini bertemu kembali menjadi satu di muara. 

Masyarakat Sumbermalang berkeyakinan, apabila ada pasangan suami-istri sering berantem tidak harmonis, kemudian diberi minum dari Sumber Petemon, insyaallah harmonis kembali bahkan lengket seperti Perangko. 

Mungkin barokah Air Sumber Patemun ini pula, kenapa setiap pertikaian yang terjadi di lingkungan Masyarakat Sumbermalang khususnya Tlogosari, selalu bisa diselesaikan dengan baik, tidak sampai terjadi konflik yang berkepanjangan. 

Insyaallah kedepan segera dikembangkan Perusahaan Air kemasan yang diambil dari Sumber Patemon. Jika gagasan ini bisa terwujud, kehadirannya  akan menjadi Kuda Hitam bagi Perusahaan Air kemasan lain. Produk baru ini tidak hanya baik untuk kesehatan, akan tetapi juga bisa menebarkan benih-benih Kasih sayang di Hati para Konsumennya, Amin.

Hingga kini ketiga tempat Keramat tersebut ( Bujuk Bheret, Bukit Panyanderen dan Sumber Patemon) tetap terjaga. Di hari-hari tertentu terutama bulan Muharram selalu saja ada masyarakat yang datang berkunjung, baik sekedar nyekar maupun untuk keperluan Ziarah. 

Ketika seseorang sudah tidak kuasa lagi menghadirkan Tuhan ALLAH kedalam dirinya, maka dia akan menjadikan Manusia, Tempat, Benda, atau apa saja sebagai Wasilah, untuk menghantarkan Munajatnya kepada Allah. Prilaku seperti ini di dalam Syariah disebut Tawasul. Agama memperbolehkannya, walaupun ada sekelompok orang yang menduga Syirik. 

Sangat bersyukur sejumlah  Masyarakat kemaren Selasa malam Rabu Legi 10 Maret 2020 menggelar acara Khotmil Qur'an di Area Pemakaman Bujuk Bheret. Tujuannya selain niat Ziarah tentu Niat munajat kepada Allah, agar masyarakat Indonesia umumnya dan sumbermalang khususnya, senantiasa dalam keberkahan dan mendapatkan perlindungan dari Allah. 

Sempat hadir pada acara tersebut Bapak Ahmad Mukhlisin, MM. Anggota DPRD Kabupaten Situbondo FPKS. Dalam bincang santai bersama sebagaian warga, Anggota Dewan yang sehari-harinya juga mengabdikan dirinya sebagai Konsultan Petani Kopi Argopuro itu menghimbau, agar Renofasi Cungkup Bujuk Bheret segera dilakukan mengingat bangunan yang ada sudah sangat tidak memadai. 

Semoga Allah selalu membimbing dan mengabulkan pinta kita, Amin. 

*Refleksi Ghaib di Astana Bujuk Bheret pada acara Khotmil Qur'an Selasa Malam Rabu Legi 10 Maret 2020

Posting Komentar untuk "KESAKTIAN BUJUK BHERET DAN KEAJAIBAN SUMBER PATEMON*"