Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

LEBIH GANAS DARI VIRUS CORONA


Kenangan di Masa Lajang

Sabdarianada.id. Hal paling Istimewa yang senantiasa ditunggu-tunggu oleh pasangan Baru menikah selain kelahiran Sang Buah Hati adalah, kesempatan bertemu dan berkumpul kembali bersama teman-teman lama ketika masih sekolah. 

Tidak berlebihan tentunya, karena Teman, Sekolah, Guru dan siapa saja yang pernah dijunpai ketika masih lajang tidak sedikit kontribusinya di dalam membentuk kepribadian seseorang, sehingga ia berubah wujud menjadi manusia Dewasa seperti yang dirasakan sekarang. 

Belum lagi kehadiran bumbu-bumbu yang lain, seperti Cinlok ( cinta lokasi) yang tidak kesampaian, cinta yang ditolak, aksi pura-pura yang ketahuan guru atau orang tua, hingga makan gorengan di Kantin Sekolah yang tidak dibayar, hukuman yang pernah dijalani, berbaur menjadi komposisi Dahsyat membentuk Pengalaman hidup yang sulit terlupakan. 

Menjembati hal tersebut belakangan sudah mulai banyak sekolah yang secara rutin mengadakan Reuni. Tujuannya selain agar Tali Silaturahim antar Sekolah dengan para Alumninya tetap terjaga, dan yang tidak kalah pentingnya, agar mantan Siswa/Mahasiswa tersebut bisa saling melepas kangen, berbagi cerita dan Pengalaman dengan Alumni lain dari berbagai Tingkatan. 

Untuk sekokah-sekolah tertentu yang tidak bisa menyelenggarakan acara Reuni, biasanya beberapa Alumni merancang pertemuan sendiri secara mandiri. Misalnya mengambil Ijazah Bareng, mengurus Ligalisir bareng, mengantar Zakat Fitrah/Mal bareng, hingga berkunjung Lebaran bareng-bareng. Intinya yang penting bisa bertemu dan berkumpul walaupun sebentar. 

Ketika pertemuan antar Alumni bisa terwujud, kemeriahan pun kerap terjadi. Ngobrol ngaur ngidul sulit dihindari. Temanya bisa sangat beragam, mulai urusan pekerjaan, ekonomi, anak, bahkan yang paling sensitif hubungan Suami-istri tidak luput menjadi tema Asyik untuk didiskusikan. 

"Sudah punya anak berapa Win..?" 
Tanya Lastri dalam sebuah pertemuan. 
"Alhamdulillah baru tiga ekor...!!" Jawab Windi enteng, tetap dengan gaya muka temboknya seperti ketika dulu masih sekolah. 

"Alamaaaak..... Lancar amat", seru Lastri  kaget. 

"Bukankah kamu menikah baru enam tahun Win,  suamimu juga kurus, masak tiga ekor siiih?" Lastri melotot seperti tidak percaya. 

Bukan Windi namanya kalau tidak mampu membuat geger seisi ruangan. Diantara siswa dia memang dikenal paling banyol, sehingga teman-teman seangkatanya memanggilnya Emak Erot.

Melihat Lastri melotot Windi malah nyenger Kuda. Sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, Windi mulai menampakkan Aslinya. 

"Badan boleh kurus Gaes....! Tapi pukulanya lebih Ganas dari Virus Corona" Jawabnya cuek. 

"Geeeeeeer", seisi ruangan serasa bergetar seperti terkena Gempa Tsunami. 

Tono yang bekerja di Balai Desa tidak mau kalah Viral. Dengan berlagak Melek Informasi Tono mulai ikut bersuara. 

"Ada yang tiga kali lebih Ganas dari Virus Corona", sela Tono dengan suara dibikin sewibawa mungkin. 

"Apaaaan tuuuuu", jawab yang lain serentak. 

Sambil membetulkan tempat duduknya Tono bulai angkat bicara. "Virus Corona hingga Kamis 5 Maret 2020 sebagaimana dilansir oleh CNN baru menelan korban 3200 orang di seluruh Dunia. Angka ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan Angka perceraian di Indonesia". 

"Memangnya kamu tahu No, Orang Indonesia berapa orang yang bercerai", sergah Ma'il, yang belakangan dikabarkan ikut mendaftarkan diri sebagai Modin Desa. 

Seperti tidak menghiraukan perkataan Ma'il, Tono melanjutkan keterangannya. "Pernikahan memang peristiwa Sakral yang diakui oleh semua Agama. Akan tetapi Sakralnya nilai-nilai pernikahan tidak selalu berbanding lurus dengan Kwalitas mental pelakunya". 

"Berdasarkan data yang dikutip detikcom dari website Mahkamah Agung (MA), Rabu (3/4/2019), sebanyak 419.268 pasangan bercerai sepanjang 2018. Dari jumlah tersebut inisiatif perceraian paling banyak dari pihak perempuan yaitu 307.778 perempuan. Sedangkan dari pihak laki-laki sebanyak 111.490 orang. Jumlah ini baru pasangan Muslim, belum termasuk pasangan non Muslim" Imbuhnya. 

"Kalian tahu apa penyebab utama tingginya perceraian ini", lanjut Tono.

"Tidaaaaak pak Guru" Jawab yang hadir. 

"Penyebab utama tingginya angka perceraian di Indonesia adalah Pernikahan dini yang hingga kini masih banyak terjadi. Makanya bilangi siswa-siswi Sabda Ria Nada jangan buru-buru menikah. Menikah memang enak, tapi tanggung jawabnya berat bro". 

Yang hadir mlongo mendengar penjelasan Tono. Acarapun bubar tanpa menunggu komando. Dalam hati mereka bergumam, " Baru dua orang meninggal akibat Virus Corona Pemerintah sudah sedemikian hebohnya. Kenapa Ratusan Ribu orang bercerai tidak pernah masuk TV ya....?"

Semoga Allah membimbing dan mengampuni dosa-dosa kita, Amin.



Posting Komentar untuk "LEBIH GANAS DARI VIRUS CORONA"