Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MEMELIHARA KETIDAKTAHUAN

Menghukum diri agar Bisa Tahu diri
Sabdarianada.id. Ketika peristiwa ini terjadi kebetulan saya ada tamu dari Probolinggo, teman sekaligus guru yang sudah cukup lama tidak bertemu. 

"Ada Program Tahfid ya? hebat... Hebat... Hebat....", serunya memuji.  Berkali-kali ia mengeleng-gelengkan kepala sambil menepuk-nepuk bahu saya. Beliau terlihat sangat kagum dan Bangga sekali. Beberapa Santri yang berdiri membaca Alqur'an selepas Shalat Dzuhur dikira sedang Muroja'ah; mengulang Hafalan Alqur'annya. 

Mendengar itu semua saya hanya manggut-manggut saja, tanpa ada maksud membohonginya. "Lho... Kok membohongi sih Om, yang sebenarnya terjadi apa?" 

He...he..heee, mereka sebenarnya sedang menghukum diri. Berdiri sambil membaca Surat Yasin sejumlah Shalat berjemaah yang mereka Tinggalkan. Kalau tiga kali terlambat Shalat berjemaah, ya baca Yasinnya juga tiga kali dan begitu seterusnya. 

Begitulah cara Santriwati Sabda Ria Nada mendisiplinkan diri dan teman-temannya melakukan Shalat berjemaah. Tradisi seperti ini sebenarnya sudah cukup lama. Entah siapa dulu yang mengawali saya sudah tidak mengingatnya lagi.

Saya rasa cara ini cukup baik, selain bisa memotivasi santri Shalat berjemaah, dan andaikan terpaksa harus tertinggal misalnya, masih ada konpensasi lain yang juga Positif; bisa hafal Surat Yasin walaupun terpaksa.

Kalau ada yang bertanya, apakah cara seperti ini tidak melanggar HAM? saya pastikan TIDAK. Dibandingkan Tradisi para Salafus Shaleh Tempoe Dulue, praktek disiplin diri seperti yang dilaksanakan di Sabda Ria Nada ini tidak ada apa-apanya. 

Kalau para Salafus Shaleh dulu sebagaimana dikutip di dalam Moqoddimah Bughiyatul Musytarsidin, satu kali saja mereka tertinggal  Rokaat pertama dalam Shalat berjemaah, mereka bersedia mencaci maki dirinya atau bahkan dicaci maki orang lain selama tiga hari. Idiiiih, seru khan..? 

Dari cerita diatas yang ingin saya sampaikan sebenarnya adalah, bahwa Tidak Tahu atau Ketidaktahuan tidak selalu berakibat jelek, ada saat-saat tertentu dimana Ketidaktahuan lebih menyelamatkan dibandingkan Tahu. 

Contoh yang paling gampang seperti terlihat pada Ilustrasi di atas, seandainya Tamu itu Tahu atau saya sok Tahu bahwa para Santri itu berdiri sedang dihukum akibat tidak ikut Shalat berjemaah, pastilah dia menilai kalau disiplin Santri Sabda Ria Nada sangat payah, untuk bisa Shalat berjemaah saja selalu perlu ada Sanksi. 

Sangat beruntung dia tidak tahu, sayapun tidak sok tahu dengan menjelaskan kejadian sebenarnya, alih-alih mendapat Protes, yang terjadi justru  memdapat Surplus yang luar biasa, mereka berdiri dikira sedang Morojaah hafalan Alqur'annya. 

Ketidaktahuan Pasangan kita terhadap prilaku kita di belakangnya, membuat dia tetap menghormati dan mencintai kita sebagai Pasangan Idolanya. Seandainya dia banyak tahu, pastilah dari dulu dia pergi meninggalkan kita. 

Subhanallah, Allah telah menutup banyak hal yang tidak perlu kita ketahui, dan hal lain yang tidak perlu diketahui orang tentang kita. Sehingga Harga diri kita tetap terjaga dihadapan keluarga, teman dan orang-orang yang kita cintai. 

 يا عالم السر منا لاتهتك ستر عنا وعافنا واعف عنا وكن لنا حيث كنا
 "Duh Tuhan yang mengetahui segala Rahasia kami, jangan kau beberkan Rahasia kami, peliharalah dan maafkanlah. Serta jadilah engkau penolong kami dimanapun kami berada".

Ketidaktahuan terhadap seberapa banyak jatah rezeki di dunia membuat kita terus berusaha dan bekerja. Kehidupan ini pasti akan sangat menjemukan bila kita sudah tahu seberapa besar jatah rezeki kita. Allah buat Rezeki itu tetap misteri dan itu telah membuat hidup ini semakin indah.

Ketidaktahuan kapan waktu kematian tiba, membuat kita berlomba memperbaiki diri, mengumpulkan bekal dan selalu menjaga diri. Ketidaktahuan kita terhadap waktu kematian juga membuat kita berusaha menghindar dari maksiat karena kita khawatir, “Jangan jangan nyawaku dicabut saat berbuat maksiat

Ketidaktahuan membuat kita terus bergerak di lingkaran kebaikan. Ketidaktahuan perlu terus kita pelihara agar hidup kita terpelihara. Ketidaktahuan yang kita pelihara membuat kita sadar bahwa kita hanyalah seorang hamba yang sangat tergantung kepada-Nya. 

Sangat berbahaya apabila kita merasa tahu apalagi sok tahu. Pada saat itulah kita telah menutup diri dari datangnya pengetahuan-pengetahuan  baru yang sebenarnya sangat kita butuhkan. 

Semoga Allah membimbing dan mengampuni dosa-dosa kita, Amin

Posting Komentar untuk "MEMELIHARA KETIDAKTAHUAN"