Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

RITUAL SERIBU DINAR ( Menyongsong Jum'at Terahir di Bulan Rojab)

Munajad Masyarakat Tlogosari di Halaman Masjid Nurul Huda Tlogosari Selatan
Sabdarianada.id| Jika ditanya adakah orang yang tidak suka duit..?? Jawabannya pasti kompak, tidak adaaaaa!!!. Duit dibutuhkan oleh semua usia. Anak-anak suka duit, remaja butuh duit, orang tua gila duit, bahkan mati pun orang masih sangat membutuhkan duit. 

Duit sangat sukses menghadirkan dirinya sebagai wujud yang paling diburu manusia di seluruh penjuru dunia. Meminjam bahasanya Rhoma Irama, "Dengan Rupiah segala urusan jadi Mudah, tanpa Rupiah orang menjadi Susah". 

Sejarah uang diberbagai belahan dunia berawal dari gagalnya sistem Barter atau in Nature yang tidak memberikan kepuasan kepada para pelaku Usaha. Hal ini dikarenakan sulitnya menentukan nilai barang yang akan dijadikan alat tukar dengan barang lain yang diperlukan. Selain itu tidak semua orang yang memiliki barang-barang yang diperlukan bersedia menukarkan barangnya. 

Dari sini kemudian muncul keinginan perlunya dibuat alat tukar yang dapat diterima umum, punya nilai stabil, tidak mudah rusak, yang selanjutnya diberi nama  Uang. 

Diketahui uang pertama kali muncul pada abad ke-6 sebelum masehi oleh Bangsa Lydia, berbentuk seperti kacang terbuat dari tempaan Mas dan perak dengan kadar 75:25. 

Kemudian Sekitar tahun 560 – 546 sebelum masehi, Croesus dari Bangsa Yunani berhasil menciptakan uang logam. Sedangkan uang kertas diciptakan oleh oleh Bangsa Tiongkok di bawah Dinasti Tang (618-907) terbuat dari kulit kayu murbei. 

Kemunculan uang kertas ini disebabkan sulitnya mendapatkan pasokan Logam Mulia (emas dan perak) sebagai bahan baku uang. Selain itu apabila tetap menggunakan   Emas atau logam diperkirakan sangat kesulitan untuk bertransaksi dalam jumlah besar.  

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Sejak kapan Bangsa ini mengenal uang? 

Tidak jauh berbeda dengan Bangsa lain di dunia, Masyarakat Indonesia sudah mengenal uang sejak masa kerajaan-kerajaan Nusantara. Bahkan  Setiap kerajaan memiliki mata uang tersendiri dan akan berbeda dengan mata uang dari kerajaan lain. Pada masa itu, uang terbuat dari emas dan perak, dan nilainya ditentukan oleh beratnya. 

Ketika Penjajah Belanda masuk Indonesia, uang diterbitkan oleh VOC berbentuk koin dan kertas. Demikian pula pada masa penjajahan Jepang. Pemerintah Jepang di Indonesia juga  menerbitkan jenis uang koin dan kertas Uang koin pada masa ini dibuat dengan menggunakan alumunium dan timah.

Setelah proklamasi kemerdekaan, pemerintah Indonesia membuat uang sendiri yang disebut  uang ORI (Oeang Republik Indonesia) Sejak saat itu kegiatan pencetakan uang dilakukan langsung oleh Pemerintah hingga dikeluarkannya Undang-undang Nomor 13 Tahun 1968. 

Setelah diberlakukannya undang-undang tersebut, Maka dibentuklah bank sentral sebagai satu-satunya lembaga yang berhak mencetak dan menerbitkan serta mengedarkan uang (hak oktroi) di Indonesia yaitu Bank Indonesia. 

Dalam perkembangan selanjutnya pengaruh Duit semakin mencengram kemana-kemana. Saat ini uang tidak hanya berfungsi sebagai ALAT TUKAR tapi juga ALAT UKUR. Uang digunakan untuk mengukur kelas Sosial seseorang. Semakin banyak uang yang dimiliki, semakin naik pula kelas sosial orang itu dimata orang lain. Begitu juga sebaliknya, orang yang uangnya sedikit akan dipandang sebagai kelas menengah kebawah. 

MENJAGA KETERSEDIAAN UANG DENGAN RITUAL JUMAAT TERAHIR DI BULAN RAJAB 

Sedemikian pentingnya keberadaan uang bagi kehidupan seseorang, banyak Ulama', banyak Tokoh, banyak Ahli yang menawarkan tips-tips tertentu untuk menjamin ketersediaan uang di kantong kita. Mulai dari anjuran rajin bekerja, gemar menabung, berprilaku sederhana dan tidak boros, hingga Ritual-ritual pesugihan yang berbau klennik dan melibatkan bangsa lelembut, seperti babi ngepet, Tuyul dan mbak Yul dan lain sebagainya. 

Salah satu Ritual yang diyakini sangat manjur di dalam menciptakan Stabilitas keuangan kita adalah,  membaca 
 احمد رسول الله محمد رسول الله
Ahmadu Rosulullah Muhammad Rosulullah 
Ahmad adalah Utusan Allah Nabi Muhammad adalah utusan Allah. 

Amalan diatas dibaca sebanyak 35x pada jumat terahir di bulan Rojab ketika khotib berada di Mimbar sedang membaca Khotbah kedua.  

Disebutkan di dalam Kitab Kanzun Najah karya Imam Abdul Hamid bin Muhammad Ali Quds halaman 43 :
 ان من قرء في جمعة اخرة من رجب والخطيب على المنبر ( احمد رسول الله محمد رسول الله )  خمسا وثلاثين مرة لا تنقطع الدراهم من يده في ذالك السنة 
Bahwasanya orang yang membaca ( احمد رسول الله محمد رسول الله ) sebanyak 35x  pada Jumat terahir di bulan Rojab ketika Khotib naik kemimbar, maka uang tidak akan pernah terputus dari tangannya sepanjang tahun. 

Untuk Tahun ini jumat terahir bulan Rojab insyaallah jatuh pada Tanggal 12 Maret 2021 bertepatan dengan perayaan Isro Mi'roj 27 Rojab 1442 H. 

Semoga Allah menjamin ketersediaan Uang di Kantong kita untuk selamanya, Amin

Posting Komentar untuk "RITUAL SERIBU DINAR ( Menyongsong Jum'at Terahir di Bulan Rojab)"