Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

UNTUKMU CORONA, ENYAHLAH...!!!

Kondisi Shalat Jumat di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 20 Maret 2020. Antar Jemaah Jarak 1 Meter
Sabdarianada. Id | Mengawali tulisan ini saya merasa perlu mengajak semuanya berdoa  agar kita semua,  keluarga kita, teman-teman kita dan Umat Islam seluruhnya segera terbebas dari rasa cemas akibat Virus Corona yang beritanya semakin menggelinding kemana-mana. 

Tidak ada salahnya menghubungi nomer-nomer layanan yang disediakan oleh pihak yang berwenang di setiap kota tempat anda berada. Jangan malu menunjukkan rasa takut dan cemas karena setiap orang pasti pernah merasakannya. Tapi ingat, Takut adalah awal dari kekalahan. Berusahalah untuk lebih berani agar bukan kita yang ketakutan, tapi musuh-musuh kita. 

Rasa takut terjadi hanya karena kita gagal menselaraskan peredaran darah dengan pernapasan. Jika rasa takut dan cemas mendera, segera atur pernapasan sebaik mungkin, lakukan gerakan-gerakan ringan agar rasa cemas segera menghilang. 

Selain mengamalkan praktek-praktek kebugaran cara yang paling sederhana dan mudah melatih pernapasan adalah Zdikir Qolbi, membaca Zdikir-zdikir terntu di dalam hati tapi diselaraskan dengan keluar-masuknya napas. 

Praktek Dzikir Qolbi didalam ajaran Tarekat biasanya dilakukan dengan mengulang-ulang Asma HU-ALLAA atau ALLAA-HU di dalam hati. Caranya HU napas ditekan kedalam kearah jantung hingga ke pusar, AllAA napas ditarik keluar. Atau di balik ALLAA napas dihunjamkan kejantung HU napas ditarik keluar. Praktek ini dilakukan terus-menerus tidak boleh terputus sejalan dengan keluar-masuknya napas didalam berbagai Aktifitas. 

Akan lebih baik lagi jika anda juga menyempatkan diri melakukan secara khusus di malam hari setelah jam 12 malam di luar rumah tanpa atap tanpa busana sekedar menutup aurat. Praktek  Zdikir seperti ini oleh sebagian kalangan disebut "Ritual menyedot Inti Bumi". Yang merasa tidak sepaham tidak perlu gusar karena setiap orang punya cara sendiri-sendiri di dalam  mencari Frekuensi Rohaniahnya. 

Jaga di Tengah malam sangat dianjurkan oleh Rasulullah terutama di sepertiga malam. Pada saat itu pintu-pintu langit terbuka. Beribu-ribu Malaikat turun kebumi menebarkan berbagai karunia kepada Hamba-hamba Allah yang masih terjaga. 

Ketika Malaikat berada di bumi seluruh energi Negatif yang menyelimuti bumi meleleh. Dengan kondisi seperti itu sangat dimumkinkan energi yang disedot  oleh Tubuh hamba-hamba Allah yang masih terjaga seluruhnya Positif. 

Kenyataan seperti ini dijelaskan dengan sangat ilmiah oleh salah seorang Sufi terkemuka berkebangsaan Turki Ahmed Hulusi. 

Dalam karya Sufinya yang berjudul "Misteri Allahnya Muhammad"  Ahmed Hulusi mengungkapkan, salah satu manfaat Zdikir Qolbi adalah terciptanya Area perlindungan disekitar orang yang melakukannya, melalui tranmisi otaknya sejalan dengan bacaan-bacaan Dzikir yang dilafalkannya. 

Hal ini bisa terjadi karena selama aktifitas Zdikir berlangsung, proses penyebaran energi spritual juga terus-menerus terjadi, dan mengisinya menjadi tubuh frekuensi hologramnya, yaitu rohnya, wujudnya yang abadi dan tidak bisa binasa. 

Sangat dapat dipastikan jika Praktek Zdikir seperti ini dilakukan serentak oleh sebagian besar anak bangsa, virus Corona pun akan segera sirna. Virus manakah yang mampu menembus benteng perlindungan yang Allah buat sendiri..?  

Apalagi jumlah Lembaga Pendidikan Agama di Indonesia terbesar di dunia. Menurut data Kementerian Agama RI Indonesia memilki 28 ribu lebih Pondok Pesantren dengan jumlah santri tidak kurang dari 4 juta orang, 800 ribu masjid serta 6000 Perguruan Tinggi Agama Islam. 

Jumlah perguruan Tinggi Agama Islam ini terbilang sangat Fantastis jika dibandingkan dengan  Mesir yang hanya memiliki 55 perguruan tinggi Islam, Arab Saudi 60 perguruan tinggi Islam dan Malaysia  35 perguruan tinggi Islam. Belum lagi Jamah-jamaah Tarekat, Majlis-majlis Ta'lim, Zdikir dan Shalawat yang tidak terhitung jumlahnya bertebaran di seluruh penjuru Nusantara. 

Semua ini adalah potensi besar yang tidak hanya berfungsi sebagai benteng pertahanan tapi juga mampu melahirkan benteng-benteng baru yang tidak akan mudah ditembus oleh kekuatan manapun. 

Lalu atas dasar apa Umat Islam Indonesia harus ketakutan? 

Terlalu melailakan tentu tidak dibenarkan. Allah mengecam kelalaian dalam hal apapun, tapi terlampau ketakutan juga sangat disayangkan. Strategi bertahan yang benar adalah menjaga dan memperkuat benteng pertahanan bukan malah lari meninggalkannya. Perang Grilya hanya boleh dilakukan ketika seluruh sistem pertahanan kita sudah benar-benar bisa dilumpuhkan.  

Salam GUSARCONA : Gerakan Usir Corona
Semoga Allah membimbing dan mengampuni dosa-dosa kita, Amin

Posting Komentar untuk "UNTUKMU CORONA, ENYAHLAH...!!!"