Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BUKAN GAGAL MENGAKTUALISASIKAN DIRI

Jek Roaroh, sedang belajar mengaktualisasikan dirinya
Sabadarianada. Id | Masih seputar Malu, suatu ketika Siti Aisyah sedikit protes melihat perbedaan sikap Rasulullah ketika menerima Sahabat-sahabatnya. 

Ketika Abu Bakar Shiddiq minta ijin menghadap, Rasulullah menerima Abu Bakar sambil berbaring santai dengan betis beliau sedikit tersingkap. Begitu juga ketika Umar bin Khottab menghadap, Rasulullah masih tetap dengan posisi semula, santai berbaring dan sebagian penutup  betis beliau tersingkap. 

Akan tetapi ketika Usman bin Affan minta ijin menghadap, sikap Rasulullah langsung berubah. Tampak kaget, buru-buru memperbaiki pakaian dan tempat duduknya. 

Sebagai wanita cerdas yang banyak meriwayatkan hadis, Perubahan sikap Rasulullah ini tidak luput dari perhatian Siti Aisyah yang sejak tadi duduk menemani beliau. 

"Ayahanda Abu Bakar dan Umar bin Khittab menghadap Rasulullah tetap saja berbaring, kenapa ketika Usman yang datang Rasulullah seperti kaget begitu, buru-buru bangun memperbaiki pakaian dan tempat duduk? ", tanya siti Aisyah pelan. 

"Usman bin Affan orangnya pemalu, saya khawatir dia tidak jadi yang mau menyampaikan keperluannya kepadaku jika saya tetap berbaring ditempat itu", Jawab Rasulullah. 
أَلاَ أَسْتَحِى مِنْ رَجُلٍ تَسْتَحِى مِنْهُ الْمَلاَئِكَةُ
"Bagaimana mungkin aku tudak merasa malu kepada seseorang yang Malaikat saja malu Kepadanya", Rasulullah menambahkan. 

Alasan Rasulullah ini sepertinya tidak terbantahkan lagi. Siti Aisyah mafhum bahwa Sahabat-sahabat utama Rasulullah memiliki kelebihan masing-masing. Secara umum mereka adalah pribadi-pribadi tangguh di medan juang,  dan mendapat jaminan masuk surga. Namun sebagai manusia tentu mereka memiliki kepribadian yang unik yang membedakannya dengan yang lain. 

Jika ayahandanya Abu Bakar Siddiq dikenal sebagai orang tua yang jujur, pekerja keras dan pendiam, Umar bin Khottab adalah sosok yang tegas, tak kenal kompromi dan pemberani. Sedangkan Usman bin Affan adalah Hartawan yang  lemah lembut dan sangat dermawan. 

Adapun Ali bin Abi Thalib adalah pendekar muda yang ilmuan, disegani kawan maupun lawan. Sampai-sampai Rasulullah menyatakan :
انا مدينة العلم وعلي بابه
  "Saya adalah kota Ilmu, sedang Ali adalah pintunya". 

Sangat menarik dibicarakan disini tentang kepribadian Usman bin Affan yang disebut sebagai pemalu oleh Rasulullah. Kita tahu Usman bin Affan tidak pernah absen dalam perjuangan-perjuangan berat yang dijalani Rasulullah dan para Sahabatnya. Sejarah mencatat Usman bin Affan hanya satu kali absen dalam perang Badar karena sedang merawat Istrinya yang sakit. 

Ini berarti yang dimaksud pemalu oleh Rasulullah bukanlah orang yang tidak mampu mengaktualisasi dirinya seperti yang di duga banyak orang. Malu menurut nabi adalah orang yang tetap aktip berbuat kebaikan  ditengah-tengah  masyarakat, namun dirinya tidak punya ambisi sama sekali terhadap penilaian baik dari manusia. 

Meminjam bahasa kaum Sufi, Pemalu adalah orang yang aktif memberi tanpa pamrih, pasrah menerima tanpa resah. 

Karena itu Usman Bin affan berusaha menahan para Sahabat, termasuk Ali bin abi Thalib agar tidak menumpahkan darah ketika sekelompok orang mengepung rumahnya ingin membunuhnya. 

Usman bin Affan sadar betul, darah kaum Muslimin jauh lebih berharga ketimbang ambisi pribadinya untuk tetap berkuasa. Namun begitu dia juga tidak mau dengan serta merta menyerahkan jabatannya ke tangan para pemberontak. 

"Demi Allah, aku tidak akan pernah melepaskan baju yang telah Allah kenakan padaku, kecuali Allah sendiri yang membukanya", begitulah sumpahnya dihadapan para pengawalnya. 

Ketika para pemberontak berhasil memasuki rumahnya, Usman bin Affan menghadapinya  berdua dengan istrinya tanpa meminta bantuan sedikitpun kepada para pengawalnya.Usman bin Affan tidak ingin Umat Islam saling bunuh hanya demi membela dirinya. 

Dengan mudah pemberontak menebaskan pedangnya ke tangan kanan Usman bin Affan hingga terlepas. Terdengar pekik Takbir dari lisan beliau, " Allahu Akbar, Demi Allah itulah tangan yang pertama kali menulis Mishaf Alqur'an". 

Usman bin Affan gugur dalam dekapan Sang Istri sebagai kesatria sejati. Setelah berusaha keras mempertahankan Amanah yang Allah berikan hingga titik darah penghabisan. Dianggkat sebagai Kholifah diusia yang sudah tidak muda lagi, 70 tahun. 

Selama berkuasa umat Islam dilanda badai Fitnah. Hoak bertebaran di mana-mana. Para pembesar islam saling curiga satu sama lain. Dengan kedermawanan dan kemurahan hatinya, dalam situasi yang sangat tidak kondusif itu, Usman bin Affan mampu menjabat selama 12 tahun, paling lama dibandingkan dengan Sahabat-sahabat nabi  yang lain. 

Selamat menunaikan Ibadah Puasa
Semoga Allah membimbing dan menerima Ibadah Puasa kita, Amin

Posting Komentar untuk "BUKAN GAGAL MENGAKTUALISASIKAN DIRI"