Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SENANDUNG SAHUR DI SABDA RIA NADA

Hasbiallah, Jin Penunggu Sabda Ria Nada
Sabdarianada. Id | Walaupun makan bukan pekerjaan yang sulit dan banyak orang menyukainya, akan tetapi ketika harus bangun malam-malam untuk makan Sahur ternyata tidak semua orang bisa dengan mudah melakukannya. 

Rasa kantuk yang melilit   mata ditambah perut yang belum begitu lapar menjadi tantangan tersendiri yang tidak mudah ditaklukkan. Lebih susah lagi bagi Puasa Pemula, dibutuhkan strategi khusus untuk menggugahnya agar mau bangun sejenak untuk Makan Sahur. 

Banyak cara dilakukan oleh kaum Muslimin di berbagai daerah untuk membangunkan keluarga, teman, tetangga agar tidak ketinggalan makan sahur. Mulai dari meneriakkan ajakan makan sahur di masjid-masjid dan Mushalla, sampai patrol keliling kampung. 

Stasiun TV dan Radio juga tidak mau ketinggalan berebut simpati para penggemarnya. Kemeriahan menjelang Sahur ini, salah satunya  yang menjadikan bulan Romadhan selalu dirindukan oleh seluruh Umat Islam. 

Seperti biasanya kelompok emmak-emmak selalu harus ambil bagian paling banyak suka-duka ritual  sepertiga malam ini. Selain harus mempersiapkan kebutuhan Sahur seluruh isi rumah, tak urung ibu-ibu juga harus menyuapi si Bu-yung yang belum juga mampu membuka mata tapi punya keinginan yang kuat untuk mulai mencoba belajar puasa. 

Semuanya dilakukannya dengan senang hati, hanya demi melihat seluruh isi rumah melaksanakan perintah Allah. Sementara bapak-bapak biasanya hanya sibuk protes, kuahnya kurang hangat, kopinya kurang manis, atau menunya tidak berubah sama seperti ketika berbuka tadi sore. 

Ini rahasianya, kenapa Pahala wanita  tidak akan berkurang sedikitpun walaupun pada saat-saat tertentu tidak bisa Shalat dan puasa. Wanita tidak hanya menjadi pengasuh bagi anak-anaknya, tapi juga bagi suami dan seluruh anggota keluarganya.

Maka celakalah seorang suami yang selalu merasa dirinya paling berjasa dalam keluarga, kemudian berbuat kasar dan semina-mina kepada istri dan anak-anaknya. Padahal mengambilkan minum untuk istrinya saja belum pernah, kecuali dulu ketika masih berbulan madu. 

AYO SAHUR

Dalam hadis yang diceritakan oleh  Anas bin Malik, Nabi SAW  bersabda,

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً
“Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” [HR. Bukhari-Muslim].

Selanjutnya jumhur Ulama' sepakat bahwa makan Sahur hukumnya Sunah bagi orang yang akan menjalankan Ibadah puasa.Tujuannya agar siang hari tubuh tetap bugar sehingga tetap bisa beraktifitas seperti pada hari-hari biasa, dan yang paling penting agar tidak melewatkan waktu sepertiga malam yang diyakini penuh berkah, bisa Shalat Tahajud dan mengikuti Shalat Subuh berjamaah. 

Sebagai lembaga Pendidikan Islam yang berada di tengah-tengah pemukiman padat penduduk, Sabda Ria Nada merasa perlu ambil bagian dari kerja sosial ini. 

Kegiatan menjelang Sahur dimulai dari 2.30 wib. Pengeras suara di Masjid Abdurahman Hamzah Sabda Ria Nada mulai berbunyi. "Pokol Satengga Tellok, eyatoreh se asaorah. Samangken pokol Satengga tellok, eyatoreh tantaretan se Asaorah", ( Jam 2.30 ayo makan Sahur, sekarang Jam 2.30 dipersilahkan saudara-saudara yang mau makan Sahur).

Sembari menemani kaum Mislimin yang sedang makan Sahur, mengalun pelan lagu-lagu Nostalgia dari Raja Dangdut Rhoma Irama, Ida Laila, Iwan Falsh, Ebit G.Ade, dan Tomy Jifisa. 

Sengaja komposisi lagu-lagu Nostalgia dipilihkan yang paling femiliar di telinga masyarakat, agar kaum Muslimin yang baru terbangun dari tidurnya, terutama yang sudah memasuki usia  kepala 3 dan sesudahnya, bisa segera tersadar, selanjutnya mengenang masa lalu ketika masih muda, dan kembali bersemangat melanjutkan hidup dan kewajiban esok hari. 

Sedangkan untuk kelompok melinial sesekali juga disuguhkan lagu-lagu religi dari Nissa Syabyan, Habib Syeh, Upik, tidak ketinggalan pula si Ganteng Gus Azmi dari Syubbanul Muslimin. 

Jam 3.30 Aba-aba kembali dikumandankan. "Imsak korang 30 menit, se tak asaor dulih Asaor, imsak korang 30 menit. Eyatoreh setak asaor dulih asaor" ( waktu Imsak kurang 30 menit, yang belum Sahur segera makan Sahur. Imsak kurang 30 menit, silahkan yang belum Sahur segera makan Sahur).

"Seampon lastareh  Asaor sae langsung Tahajud. Shalat Tahajud cek rajenah Keutamaennah" ( yang sudah makan Sahur sangat baik jika langsung Shalat Tahajud. Shalat Tahajud Sangat besar manfaatnya) 

Alunan lagu-lagu Nostalgia berahir, diganti lantunan kalam Ilahi dari Qori' terkemuka H. Muammar ZA, H. Nanag Qosim dan Hj. Maria Ulfa hingga datangnya waktu Imsak. 

Waktu imsak kurang 1 menit operator sudah bersiap-bersiap memberikan aba-aba. "Imsak.... Imsaaak... Imsaaak, Samangken ampon Imsak, Samangken ampon Imsak, Samangken Ampon Imsak".(Imasak..Imsak..imsak. Sekarang sudah waktunya Imsak, sekarang sudah waktunya Insak) 

"Se gik tak Shalat Tahajud eyatoreh Shalat Tahajud, Shalat Tahajud gik bisa sampek masok bektoh Subbu" ( yang belum Shalat Tahajud silahkan Shalat Tahajud. Waktu Tahajud masih ada sampai masuknya waktu Subuh) 

Tak lama berselang suara Tarhim mengalun Riang. Aroma wewangian jubah Rasulullah tercium indah. Menyegarkan setiap aliran darah dan sumsum, membelai setiap ruas tulang. "Ya Allah Ya Rasuluallah, bimbinglah hati dan Pikiran kami menjalani hidup di hari ini". 

Waktu Subuh tiba, giliran Santri menunjukkan bhakti. Meneriakkan Azan Subuh di awal pagi yang sangat dingin. Selanjutnya jemaah Shalat Subuh dilaksanakan. Seperti hari-hari biasanya, Usai Shalat subuh dilanjutkan dengan pembacaan Surat Yasin dan Waqiah kemudian ditutup dengan Asmaul Khusna. 

Tradisi luhur ini sudah 20 tahun berlangsung. Semoga semangat para Pewaris Sabda Ria Nada tidak lapuk di makan masa, Amin. 

Selamat menunaikan Ibadah Puasa
Semoga Allah selalu membimbing dan menerima Ibadah kita, Amin. 

Posting Komentar untuk "SENANDUNG SAHUR DI SABDA RIA NADA"