Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MELACAK TEKA-TEKI QUR'ANI

Para Putra Alm. KH. Badri Masduqi (1) KH. Musthafa Badri, MA (2) KH. Moh. Jaiz Badri (3) KH. Tauhidullah Badri dalam Temu Keluarga di Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo.


Sabdarianada.Id | Umumnya "Tulisan Indah" Itu dibagi menjadi dua kelompok besar. Ada Tulisan Indah yang disajikan dalam bentuk PUISI, ada juga tulisan  indah yang disajikan  dalam bentuk PROSA.


Menulis Puisi jauh lebih rumit dibandingkan menulis Prosa. Para penulis Puisi selain harus mematuhi tatakrama penulisan juga tidak boleh sembarangan memilih kata. Setiap kata yang digunakan hendaknya memiliki keserasian bunyi baik dengan kata sebelumnya maupun kata sesudahnya. 

Sedangkan Prosa lebih sebagai tulisan bebas yang tidak terikat dengan aturan-aturran penulisan manapun. Seorang penulis Prosa bebas mengembangkan gaya penulisannya sesuai kemampuan dan kreatifitasnya masing-masing.

Sungguhpun demikian, jika sebuah tulisan dibuat dengan tujuan agar dibaca orang lain dan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu,  maka penulis Prosa juga harus berusaha keras agar tulisannya tersaji menawan sehingga mudah dipahami dan menarik minat para pembacanya. 

Lalu Alqur'an masuk bagian yang mana?
Puisikah atau Prosakah dia?

Menurut Dr Thoha Husein, sarjana Mesir yang sangat terkenal di dunia Barat, "Al-Qur’an memiliki gaya tersendiri, bukan puisi dan bukan pula prosa. Al-Qur’an adalah Al-Qur’an. Ia tidak tunduk pada aturan prosa dan puisi. Ia memiliki irama sendiri yang dapat dirasakan pada susunan lafalnya dan urutan ayat- ayatnya".

Kajian terhadap kemu'jizatan Bahasa Alqur'an telah banyak dilakukan oleh para Ilmuan Muslim. Kerja keras mereka dalam hal ini telah menghasilkan fakta-fakta yang sangat menakjubkan, yang tidak akan pernah ada tandingannya dalam Kitab Suci manapun. Semua itu membuktikan bahwa Alqur'an adalah Kalamullah, bukan buatan Manusia dan Mu'jizat terbesar yang diterima oleh Rosulullah Muhammad, SAW.

Salah satu keajaiban Bahasa Alquran pernah diungkap oleh Dr. Moh. Quraish Sihab dalam bukunya Lentera Alquran, diantaranya :

Pertama, keseimbangan Kata dengan kata lain yang berlawanan :

(1) kata الحياة (hidup) jumlahnya persis sama dengan kata الموت (mati) masing-masing disebut 145 kali.

(2) Kata الحر ( panas) dengan kata البرد (dingin) masing-masing 4 kali.

(3) Kata الصالحات (kebajikan) dengan kata السيأت (keburukan) jumlahnya juga sama masing-masing 167 kali.

Demikian pula kata yang lain seperti الكفر (kekafiran) dengan الايمان (keimanan) masing-masing 17 kali, النفع (manfaat) dengan المضر (mudhorot) masing-masing 50 kali, semuanya disajikan dalam jumlah yang sama dan seimbang, padahal penyebutannya tidak selalu bersamaan.

Kedua, keseimbangan jumlah kata dengan kata lain yang menjadi sebab atau menjadi akibatnya, contoh :

(1) Kata الكافرون (orang-orang kafir) disebut sebanyak 154 kali persis sama dengan jumlah kata النار ( Naraka) yang merupakan akibat dari kekafiran.

(2) Kata البركات (kebaikan yang Banyak) disebut 32 kali seimbang dengan kata الزكاة (Zakat) yang merupakan sebab datangnya keberkahan.

(3) kata الفاخشة (kekejian) diulang sebanyak 26 sama dengan kata الغضب (kemurkaan) yang merupakan akibat dari prilaku keji.

(4) Kata السلام (kedamaian atau keselamatan) disebut 60 kali juga sama jumlahnya dengan kata الطيبات ( kebajikan) yang menjadi sumber Keselamatan.

Ketiga, Keserasian kata dengan fakta dilapangan, contoh :

(1) Kata اليوم (hari) dalam bentuk tunggal diulang sebanyak 365 kali persis sama dengan jumlah hari satu tahun dalam Kalender Masehi.

(2) Sedangkan kata الايام (hari) dalam bentuk Jama' dan يومين dalam bentuk Tatsniyah seluruhnya berjumlah 30 sama  dengan jumlah hari dalam satu bulan.

(3) Adapun kata الشهر yang berarti bulan hanya terdapat 12 kali sama dengan jumlah bulan dalam satu Tahun.

Walaupun kenyataan ini ada yang membantah karena dianggap terlalu mengunggulkan Kalender Masehi ketimbang Kalender Hijriyah, sedang dalam Kalender Hijriyah jumlah hari berkisar antara 354-355 hari.

Sebenarnya kalau mau berlapang dada tidak perlu merasa kebakaran jenggot seperti itu, karena Syareat Islam tidak melulu produk Nabi Muhammad tapi juga ada serapan dari ajaran-ajaran terdahulu yang disebut الشرائيع من قبلنا (Syareat umat sebelum kita) seperti Khitan, Haji, bahkan Nikah, apalagi hanya perhitungan tahun.

Untuk membuktikan kebenaran hal ini kita bisa menggunakan rumus sederhana seperti ini.

Jumlah hari dalam Satu Tahun sebanyak 365 hari. 365 hari = 3+6+5=14. Selanjutnya kita lihat Surat ke 14 dalam Alquran adalah Surat Ibrohim penyumbang terbanyak الشرائيع من قبلنا. Khitan yang kita laksanakan dari Nabi Ibrohim. Haji yang kita amalkan bersumber dari Nabi Ibrohim. Praktek Poligami yang kita damba-dambakan juga berasal dari Nabi Ibrohim. Ayo mau apa kita, semakin menutup diri malah tambah bodoh kita.

Tak kalah menakjubkan lagi adalah jumlah dan perubahan kata الارض (bumi) di dalam alquran seperti terlihat pada tabel di bawah ini :

Tabel perubahan kata الارض di dalam alquran
Perhatikan kata الارض dengan huruf terahir Nashab (Fathah) dan kata  الارض  dengan huruf terahir Rofa' ( Dhommah) serta kata الارض dengan huruf terahir Jer (Kasrah) masing-masing berjumlah 287. 

Harkat Fathah berarti kemenangan dengan simbol garis Horizontal di atas yang berarti kejayaan dan kemakmuran. Sedangkan  Dhommah berarti bersatu dengan simbol seperti tangan mengepal yang mengandung arti semangat hidup, semangat juang. Adapun kasrah berarti pecah, disimbolkan dengan garis Horizontal di bawah yang berarti tertindih, terjajah, kemunduran dan keterbelakangan. 

Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa kemajuan apapun (Fathah) bisa diraih oleh seluruh penduduk bumi dengan cacatan persatuan (Dhommah) diantara mereka bisa tercipta. Sebaliknya perpecahan (kasrah) hanya akan menyeret mereka kedalam kesengsaraan. 

Namun demikian
Kemajuan dan kemakmuran yang sudah dicapai serta semangat persatuan yang sudah dibangun akan selalu terpelihara apabila dipupuk dengan 287. Demikian pula perpecahan yang sudah terlanjur terjadi hanya bisa diobati dengan 287. 

Apakah gerangan 287 ? 287 = 2+8+7 = 17 adalah jumlah Rokaat Shalat 5 waktu. Selanjutnya mari buka Surat ke 17 ternyata adalah Surat Al Isro' yang menceritakan Peristiwa Isro' Mi'roj yang menjadi cikal bakal kewajiban Shalat. Masuk akal ndak? Hanya orang-orang yang tertutup akal Fikirnya yang mengingkari Fakta luar biasa ini. 

Selanjutnya mari kita kaji kata   والارض  dan والارض yang masing-masing berjumlah 157. Angka 157=1+5+7= 13. Selanjutnya kita lihat surat ke 13 ternyata Surat ArRa'd yang berarti Gemuruh. Kehidupan dibumi akan gegap gempita dengan kebaikan yang ditebarkan oleh sekelompok orang. Demikian pula bumi akan menjadi gemuruh oleh ide-ide jahat yang mereka hembuskan. 

Sekelompok orang itu adalah huruf  wau (و) baik sebagai wau Qosam maupun wau Athaf. Sipakah sekelompok orang yang ALLAH simbolkan dengan huruf wau? Wau adalah huruf Hijaiyah ke 26, sedang surat ke 26 adalah surat Asy-Syu'ara yang berarti para penyair, para Seniman, para Pujangga. 

Pesan Moral yang disampaikan oleh para penyair terasa lebih mudah diterima oleh masyarakat ketimbang yang disampaikan oleh kelompok lain. Sebaliknya ide-ide jahat, wacana-wacana destruktif yang mereka hembuskan dengan cepat pula mempengaruhi pola pikir masyarakat. 

Karena itu lazimnya Raja-raja kuno  memiliki penyair pribadi. Selain bertugas membangun pencittraan kehidupan Istana, mereka juga bertugas membahasakan gagasan-gagasan Sang Raja di hadapan Rakyatnya. Bahkan Rasulullah sendiri dikabarkan pernah menghadiahkan sebuah Burdah (selimut) kepada salah seorang Penyair yang memuji-muji pribadi Nabi.

Kalau kita mau jujur peran Para Pujangga dan Penyair juga tidak sedikit didalam merebut Kemerdekaan Negeri ini. Kita sebut misalnya Wr.Supraman, Simanjuntak, Khairil Anwar, Ibu Sud, Kusbini, Ismail Marzuki dan banyak lagi yang lainnya. Lewat Syair dan lagu yang mereka gubah semangat Rakyat Indonesia berkobar menyala-nyala, sehingga bisa merebut kemerdekaannya setelah 350 tahun hidup dalam tekanan Penjajah. 

Sampai di sini dulu semoga bermanfaat dan semoga pula Allah selalu membimbing dan melindungi kita semua, Amin.

Posting Komentar untuk "MELACAK TEKA-TEKI QUR'ANI"