Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENANTI SAAT-SAAT DITEMBAK MATI


Ilustrasi menunggu kepastian
Sabdarianada. Id | Bagi yang pernah mengenyam pendidikan di era 80 an dan sebelumnya, cerita di bawah ini pasti sudah tidak asing lagi. Pada masa itu metode donging sangat digemari dan paling banyak dipraktekkan oleh para guru ketika mengajar di kelas, terutama guru yang punya jadwal mengajar pada jam terahir ketika para siswa sudah mulai lapar dan mengantuk. 

"Cerita pak... ", permintaan seperti ini sering sekali terjadi ketika ada guru masuk kelas untuk mengajar. 

Maklum, masa itu hiburan belum seperti sekarang. Hiburan satu-satunya Radio, itupun kalau kaya. Kalau tidak kaya mana kuat beli Radio. Atau nonton ludruk setahun sekali ketika ada tetangga kaya sedang hajatan. 

TV masih hitam putih, yang punya satu kecamatan paling-paling satu orang. Sehingga Doging menjadi satu-satunya hiburan murah yang paling ditunggu-tunggu oleh para siswa. 

Saya masih ingat betul, ibu guru saya kalau sudah suntuk di kelas sering mengajak kami jalan-jalan.Kalau sudah menemukan tempat yang sekiranya nyaman, teduh dan rindang, ibu guru pasti mengeluarkan buku cerita bergambar, tentang kancil yang mencuri timun, kera yang mencuri pisang, nenek tua dengan Ikan Gabus, sampai kawanan buaya yang dibuli oleh se ekor kancil. 

Murid-murid semua senang. Kepada gurunya semakin nurut dan sayang. Dan yang pasti kalau sudah musim panen jagung atau tela, guru yang dinilai baik hati itu pasti banjir hadiah jagung dan ketela buat dibakar dirumah. 

Singkat kata, Jadi guru pada masa itu jika sampai tidak pandai donging, pasti oleh siswanya dicap sebagai guru yang kurang berbakat. 

PUTRI KERATON YANG PEMALU

Alkisah, ada seorang putri keraton yang sangat Pemalu. Setiap hari waktunya hanya dihabiskan untuk mengurung diri dikamar. 

Pada suatu pagi, salah seorang pengawal istana datang menghadap, "Tuan Putri, nanti siang akan diadakan jamuan untuk kerajaan tetangga. Raja menyuruh saya untuk mempersiapkan Tuan Putri mengikuti jamuan tersebut," Pengawal istana melaporkan. 

"Haruskah aku mengikuti jamuan itu?" tanya sang putri.

"Tuan Putri harus ikut, karena ini acara istana. Bukankah Tuan Putri adalah pewaris kerajaan? Tuan Putri harus terbiasa dengan acara seperti  ini." jawab pengawal istana.

Putri menghela napas. Sebenarnya, ia tak ingin mengikuti jamuan itu. Namun, yang dikatakan pengawal istana itu ada benarnya. Bila ia tidak mulai belajar, bagaimana ia akan memimpin kerajaan?

Acara jamuan pun berlangsung. Dua keluarga kerajaan sudah berkumpul di ruang jamuan. Tinggal sang putri yang belum datang.

"Di mana Tuan Putri?" tanya pangeran dari kerajaan tetangga.

"Mungkin masih di kamar. Biar pengawal istana memanggilnya," Tegas raja.

Raja pun menyuruh pengawal istana  menjemput sang putri.

Setelah lama menunggu, akhirnya sang putri datang juga. Seperti yang dikatakan  raja sebelumnya, sang putri amat pemalu.

"Mengapa putri itu sangat pemalu? Padahal, ia sangat cantik," bisik pangeran kepada patih.

"Aku pun tak tahu. Mungkin ada luka yang ia sembunyikan," jawab patih.

"Lalu, apa yang harus kulakukan?" tanya pangeran.

"Batalkan perjodohan ini. Ia tak mungkin menjadi permaisuri. Permaisuri tak boleh pemalu," saran patih.

Akhirnya, perjodohan pun dibatalkan.  Acara jamuan sengaja diadakan untuk memperkenalkan pangeran dan putri. Namun, putri yang amat pemalu, membuat pangeran kehilangan hasrat tak jadi meminangnya.

Sungguh, putri merasa menyesal. Padahal, pangeran itu sangat tampan.Ia pun ingin menikah dengan pangeran itu. Namun, nasi telah menjadi bubur. Rasa malunya telah menggagalkan perjodohannya. 

Pengalaman sang putri di atas hanyalah contoh kecil, masih banyak gadis lain yang terpaksa kehilangan harapannya hanya karena rasa malu yang berlebihan. Tidak sedikit juga para Pemuda yang kehilangan cintanya karena tidak memiliki keberanian mengutarakan isi hatinya. 

Padahal si gadis juga sudah lama  menghayalkan saat-saat dirinya ditembak, lalu pura-pura mati tidak berdaya sekedar mencari alasan untuk menyatakan cinta. Menunggu lama tidak ditembak-tembak juga, terpaksa dia menerima orang lain yang berani menyatakan dihadapannya walaupun bukan pilihan pertama. 

Pada dasarnya Malu adalah sifat yang sangat dianjurkan, akan tetapi ketika berlebihan dan tidak pada tempatnya, bukan hanya dicela tapi juga sangat merugikan. 

Di dalam Bahasa Arab Malu biasa disebut dengan menggunakan kata (حياء)  yang dianggap serupa dengan kata (حياة) hidup. Keserupaan ini melahirkan praduga bahwa kehidupan baru bisa berjalan benar apabila ditopang sifat malu yang proporsional. 

Seperti  apa sebenarnya malu yang dianjurkan itu? 

Suatu ketika Imam Junaid al Baghdadi ditanya tentang rasa malu. Imam Junaid menjawab: "Ketika membandingkan nikmat Allah  dengan kurangnya amal. Dari kedua hal itulah akan muncul  rasa malu". Menurut Imam Junaid malu adalah sebuah kondisi gelisah yang muncul setelah kita melihat nikmat-nikmat Allah,SWT yang sedemikian banyak baik berupa materi maupun non-materi, sementara kita menyadari kekurangan kita dalam beribadah kepada-Nya.

Al-Zamakhshari berkata bahwa malu adalah  perasaan seseorang ketika ia takut dicela atau takut ketahuan aibnnya.

Al-Raghib al Asfahani  berkata bahwa malu itu artinya ketidaksukaan jiwa kita dari perbuatan yang sifatnya jelek.Ketika kita tidak mau melakukan sesuatu yang sifatnya buruk, itu berarti kita punya rasa malu. 

Dengan begitu yang dirasakan oleh Putri Raja tersebut sebenarnya bukanlah Malu yang dianjurkan, melainkan sikap pengecut yang merugikan. 

«اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ، وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ، وَالْهَرَمِ، وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ»
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, pikun, bakhil, dan aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur dan fitnah hidup dan mati.” (HR. Muslim)

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
Semoga Allah membimbing dan melindungi kita, Amin. 







Posting Komentar untuk "MENANTI SAAT-SAAT DITEMBAK MATI"