MENCARI JARAK AMAN
Sepi : Suasana Latihan Sabrina Albanjari di tengah mewabahnya Covid 19 |
Tujuannya tentu agar setiap pengemudi melakukan antisipasi dini, takut-rakut kendaraan di depan karena sebab-sebab terntu berhenti mendadak sehingga menyebabkan tabrakan beruntun yang akan merugikan banyak orang.
Sekarang semenjak Cavid 19 merebak kemana-mana, seruan agar menjaga jarak menjadi sangat populer, tidak hanya diperuntukkan kepada para pengendara di jalan raya, tapi untuk seluruh manusia dalam semua aktifitasnya.
Hubungan manusia yang satu dengan yang lain harus dijaga, tidak boleh terlalu dekat minimal 1-2 Meter, tidak boleh berkumpul dan berjabat tangan. Suami-istri harus jaga jarak, orang tua dan anak pun demikian. Jika ada yang menderita sakit harus segera mengisolasi diri agar tidak menyebabkan orang lain ikut-ikutan sakit.
Tempat-tempat yang berpotensi menjadi berkumpulnya orang banyak diawasi. Sekolah, pasar, Masjid, Pondok Pesantren, perkantoran mulai dibatasi.Kabarnya yang tetap beroperasi adalah Pabrik-pabrik bersekala besar yang sudah dianggap mampu menyediakan jaminan keselamatan dan keamanan minimal kepada para pekerjanya.
Pasti tujuannya sangat luhur. Untuk menyelamatkan yang lebih besar kita memang harus bersedia mengorbankan kepentingan lain yang lebih kecil. Bukan kapasitas saya berbicara ada berapa banyak kerugian akibat kebijakan ini, yang pasti setiap yang dianggap "Masalah" Oleh pakar sosial selalu menjadi Peluang Besar bagi sebagian pelaku Bisnis.
Lihat saja, dulu yang rawan penimbunan hanya kebutuhan-kebutuhan pokok, sekarang masker pun menjadi sasaran penimbunan para spikulan nakal. Para pelaku jasa Online beroleh berkah dari situasi ini. Vaucher Internet laris manis bak kacang goreng. Betapa tidak, sekarang belajar harus Online, Shalawatan online, Istighasah juga online, bahkan akad nikahpun dikabarkan sudah ada yang online.
Giliran dunia Maya memimpin dunia. Begitulah regulasi yang Allah tetapkan. Kita semua harus Ridho menjalaninya.
قُلِ ٱللَّهُمَّ مَٰلِكَ ٱلْمُلْكِ تُؤْتِى ٱلْمُلْكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلْمُلْكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُ ۖ بِيَدِكَ ٱلْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌۭ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu [ Ali Imron 26 ]
KEUNTUNGAN JAGA JARAK
Terkadang kita harus dipaksa untuk bisa memahami sesuatu. Setelah lebih 3 bulan anjuran menjaga jarak kita jalani, mata kita baru bisa terbuka, bahwa mampu menjaga jarak dalam hal apapun ternyata sangat menguntungkan.
Menjaga jarak artinya tidak boleh terlalu dekat tapi juga dilarang apabila terlalu jauh. Terlalu dekat dengan penguasa akan membuat kita gila jabatan. Terlalu dekat dengan pengusaha akan menjadikan mata duitan. Terlalu dekat dengan Wanita akan banyak kehilangan harta, akan tetapi jika dijahui semuanya kita akan kehilangan segalanya.
Agama mengajarkan agar kita bersikap (توسط ) berada ditengah-tengah dan tidak terlalu ekstrim. Menempatkan diri pada posisi edial yang memungkinkan kita selalu awas dan Bisa mengerti banyak hal.
Di dalan Alqur'an anjuran menjaga jarak sedikitnya kita temukan dalam tiga hal :
Pertama, menjaga jarak dari perbuatan lacur
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk“ [Al Isro 32].
Kedua, menjaga jarak dengan Istri yang sedang Haid
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ
“Mereka bertanya kepadamu tentang haid.Katakanlah,’Haid itu adalah suatu kotoran’.Oleh karena itu hendaklah engkau menjauhkan diri dari wanita di waktu haid,dan janganlah kamu mendekati mereka,sampai mereka suci.Apabila mereka telah suci,maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu” (QS. A-Baqarah: 222)
Ketiga, jaga jarak dari harta anak Yatim
وَلَا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّىٰ يَبْلُغَ أَشُدَّهُ ۖ وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ ۖ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۖ وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰ ۖ وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
"Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat" [ Al Anam 152]
Dari ketiga kasus di atas tentu yang diinginkan Allah bukan mengabaikannya apalagi menjauh sejauh-jauhnya, Akan tetapi menjaga jarak edial yang memungkinkan kita tetap berperan aktif di dalamnya.
Jika yang dimaksudkan Allah adalah jauh sejauh-jauhnya, pasti menggunakan kata perintah اجتنبوا ( tinggalkan sejauh-jauhnya) tidak mungkin menggunakan kata ولا تقربوا karena kata قرب (dekat) juga mengandung makna مقارب posisi antara baik dan buruk.
Bayangkan saja jika prilaku sex benar-benar kita tinggalkan, selesailah cerita kehidupan. Jika istri yang Haid kita abaikan, habislah diambil orang, apalagi harta anak Yatim tidak kita pedulikan tentunya akan menjadi barang rebutan.
Ulama berkata :
من حمى حول الحمى يوشك ان يقع فيه
"Siapa yang bermain-main di tepi jurang, dikhawatirkan akan terperosok kedalamnya".
Anjuran agar jangan terlalu berani bermain-main ditepi jurang tidak berarti kita harus mininggalkannya, melainkan mengambil posisi aman yang memungkinkan kita tetap bisa memantau seluruh isi jurang tanpa harus menceburkan diri ke dalamnya. Besar kemungkinan di dasar jurang banyak hal bermanfaat yang perlu diangkat kepermukaan karena dibutuhkan banyak orang.
Lebih tegas lagi Imam Ali berpesan :
ليس العاقل من يختار الخير والشر بل العاقل من يختار الخير بين الشرين
"Bukan cendkiawan jika hanya bisa memilah-milah baik dan buruk, cendikiawan sejati adalah orang yang mampu mencari sisa-sisa kebaikan di tengah-tengah menja murnya keburukan".
Pesan ini mengisyaratkan agar kita tidak lari menyelamatkan diri, tetapi mencari titik aman yang memungkinkan kita tetap mawas diri tanpa perlu menodai harga diri.
Dalam konteks Covid 19, mari kita hadapi, jangan lari tapi harus tetap berhati-hati. Cari jarak Aman agar semua merasa nyaman.
Semoga Allah membimbing dan melindungi kita semua, Amin.
Posting Komentar untuk "MENCARI JARAK AMAN"
Silahkan berkomentar maupun bertanya tentang Info / Kegiatan / Konsultasi gratis di Website Sabda Ria Nada, Kami akan menjawab secepatnya. Terimakasih...