Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SANTONO LEMAS DI SUDUT HALAMAN

Santono ke GR ran
Sabdarianada. Id | Cerita ini pernah disampaikan oleh salah seorang Muballigh keturunan Habaib asal kota Gandrung Banyuangi, dalam acara pengajian Maulid Nabi Muhammad, SAW di Pondok Pesantren Badridduja Kraksaan Probolinggo. Prihal seorang laki-laki yang rela berjalan kaki kehujanan di malam hari demi memenuhi panggilan  kekasih hati. 

Saking Rindunya pria sial itu tidak sempat menyadari, bahwa perkataan Sang kekasih yang disampaikan  lewat SMS itu sekedar pemberitahuan, bukan ajakan ketemu. Dia dan seluruh keluarganya pergi, dirumah sedang  kosong tidak ada orang. 

Jam sudah menunjukkan 10 malam, ketika HP  jadul diatas meja tamu yang sudah tidak baru lagi berbunyi. "Tang...ting...tong..", Ada pesan singkat dari seseorang. 

Santini    : "Mas tono Sayang, di rumah    
                   tidak ada orang".
Santono : "haaah, beneran tah ini sayang, 
                    bukan hoax khan..? "
Santini    : "beneran dong mas, di rumah
                    tidak ada orang. Hemmmah.. 
                    Daa...mas Tono sayaang..! ". 

Pikiran Santono yang sudah Puber kuadrat langsung melayang kemana-mana. Kesempatan emas yang haram jika disia-siakan. "Malam ini saya harus bisa, pokoknya harus bisa..!! sayang jika sampai gagal lagi", Santono meyakinkan diri. 

Di luar hujan sedemikian deras. Deru angin dan kilat berbaur menyuguhkan irama yang sangat menyeramkan. Badan Santo panas-dingin. Sekujur tubuhnya serasa gatal. 

"No.. No.. No..", Santono mengoyang-goyangkan jari telunjuknya. "Saya tidak boleh menyerah, nyali Santono tidak akan surut oleh gertak Semesta", Santono balas menggertak dalam hati. 

Tak lama berselang, Santono sudah mendorong sepeda buntutnya yang sudah dua pekan meringkuk di Dapur. "Bismillah, drong... drong...droong.. ", suara kenalpot mengaum memekakkan telinga. Motor Santono meluncur deras menembus gelap gulita laksana anak panah Rahwana. 

Hujan tak juga reda, motor Santono menggelepar-gelepar melaju diatas jalan berlobang. Tiba-tiba, "bleg bleg bleg", motor Santono  mati enggan berlari. 

Tidak mau kehilangan kesempatan, motor Santono dibiarkan istirahat dipinggir jalan. Santono berlari sekuat tenaga menerjang jarak yang tersisa. Deru angin menyatu dengan napas Santono yang tersengal-sengal.Pucuk pepohonan menari-nari diterpa angin seakan mentertawakan nasib Santono yang malang.

Tidak salah, rumah Santini benar-benar sepi. Degup jantung Santono semakin menjadi-jadi. 
Santono : "Santi sayang,  bu.. bu.. buka pintunya, saya sudah di depan rumah", pinta Santono dengan napas yang masih meluap-meluap. 

Santini    : " Halo..., Mas Santo di mana..? "
Santono : "Wadoh Santi, kok masih pake nanya sih, saya di depan rumahmu", jawab Santono mulai tidak sabar.

Santini    : " Ya ampun maaas, jadi mas kerumah Santi. Santi kan sudah bilang di rumah tidak ada orang. Kami kerumah sakit mbak melahirkan".

Mampus..! Santono kelimpungan. Seketika tenaganya hilang, tubuhnya terkulai lemas di sudut halaman. 

DAHSYATNYA ENERGI CINTA

Kisah Santono di atas mengajari kita betapa Dahsyatnya energi Cinta. Cinta bisa membuat seseorang melupakan segalanya. Lupa rasa sakitnya, lupa rasa sayangnya terjadap apa saja yang dimilikinya, bahkan lupa terhadap keselamatan dirinya. 

Karena Cinta seseorang sangup melakukan pengorbanan demi seseorang/sesuatu yang kita cintai. Energi cinta juga bisa membuat diri kita berubah, berubah menjadi orang yang lebih baik, berubah menjadi yang terbaik demi yang kita cintai. 

Perhatikan bagaimana Cinta para Sahabat kepada Allah dan Rasulnya. Perang Tabuk menjadi salah satu bukti sejarah Dahsyatnya cinta mereka. 30.000 pasukan Muslim harus berhadapan dengan 200.000 pasukan Romawi. 

Untuk memastikan kemenangan berada di pihak kaum Muslimin, para Sahabat tidak hanya mengorbankan jiwa raganya, tapi juga berlomba-lomba mengorbankan harta bendanya. 

Abu Bakar As Shiddiq mengorbankan seluruh kekayaannya, sehingga membuat Rasulullah bertanya, "apa yang kamu tinggalkan di rumah?". Ia menjawab : " Ku tinggalkan Allah dan Rasulnya untuk mereka". 

Umar bin Khotthob mengorbankan separuh kekayaannya. Demikian pula Usman bin Affan mengorbankan sepertiga asetnya ditambah 300 ekor unta. Menurut para Sejarawan pengorbanan Usman bin Affan ini jika diuangkan sekarang setara dengan 2,5 Terilyun. 

Begitu hebatnya cinta para Sahabat kepada Rasulullah. Seluruh kaum Muslimin keluar bahu membahu menyambut panggilan Allah. Diceritakan satu ekor unta dikendarai 10 orang dengan cara bergantian. Yang tinggal di Madinah hanyalah para wanita, anak-anak dan orang-orang Uzdur. 

Keadaan mereka juga di abadikan oleh Allah dalam Surat Attaubah ayat 92 :

وَلَا عَلَى ٱلَّذِينَ إِذَا مَآ أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَآ أَجِدُ مَآ أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوا۟ وَّأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ ٱلدَّمْعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُوا۟ مَا يُنفِقُونَ

"Dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang  datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu". lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka infakkan".

Andaikan cinta Santono kepada Santini dirubah mencintai Sabda Ria Nada, pastilah Sabda Ria Nada tidak akan terlampau sepi seperti saat ini. Santono pasti bertahan walaupun yang lain pada pulang. 

Semoga Allah mengampuni kita, Amin. 

Posting Komentar untuk "SANTONO LEMAS DI SUDUT HALAMAN"