Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TUAN PUTRI YANG PEMALU

Sepi : Sabda Ria Nada di tengah Wabah Corona
Sabdarianada. Id| Salah satu tujuan Ibadah Puasa Romadhan yang paling penting adalah mempertebal Rasa Malu. Jika tidak karena Malu, di siang hari Romadhan sebenarnya bisa saja kita makan-minum sepuasnya tanpa ketahuan siapapun. 

Namun Kita  Sadar Allah selalu mengawasi, bahkan mengetahui gerak hati kita. Kita malu jika sampai melakukan pembangkangan di hadapannya, Sehingga  berusaha sekuat tenaga menahannya hingga tiba saat berbuka puasa.  

Kesadaran Ruhaniyah seperti ini dijelaskan dengan sangat indah oleh Hujjatul Islam Imam Al Ghazali RA dalam Muqoddimah Bidayatul Hidayah : 

"Ketahuilah bahwa Allah Swt. menangkap isi hatimu, mengawasi lahir dan batin­mu, mengetahui semua lintasan pikiranmu, langkah-lang­kahmu, serta diam dan gerakmu. Saat bergaul dan me­nyendiri, engkau sedang berada di hadapan-Nya. Tidak ada yang diam, dan tak ada yang bergerak, melainkan semuanya diketahui oleh Penguasa langit, Allah Swt.

Oleh karena itu, hendaklah engkau beradab di hadapan Allah Swt. de­ngan adab seorang hamba yang hina dan berdosa di hadapan-Nya. Berusahalah agar Allah tidak melihatmu sedang melakukan sesuatu yang dilarang dan tidak me­langgar apa-apa yang dipererintahkan". 

Sifat Malu seringkali dinisbatkan kepada kaum wanita. Sampai-sampai ada tumbuhan perdu yang disebut Putri malu (Mimosa Pudica) hanya karena jika disentuh, ditiup, atau dipanaskan daunnya akan langsung menutup diri. 

Ini tidak berarti bahwa laki-laki tidak perlu punya rasa malu. Sebagai penentu keadaan laki-laki harus lebih memiliki rasa malu. Karena jika tidak, ia akan menjadi produsen kelas kakap perbuatan-perbuatan yang memalukan. 
إذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْت
"Jika kamu sudah tidak punya rasa malu, berbuatlah sesuka hatimu" [HR. Bukhari]

Pesan Nabi ini mengisyaratkan siapapun harus punya malu termasuk laki-laki, dengan cara tidak berbuat semaunya. Hanya pada wanita memang lebih ditekankan,karena pada wanita  yang bisa menjadi sumber hal-hal yang memalukan jumlahnya lebih banyak ketimbang pada diri laki-laki. 

Rambut, leher, dada, perut, terus kebagian bawah pada diri wanita jika dibuka, tidak hanya membuat malu pemiliknya tapi juga orang lain yang melihatnya. 
الحياء حسن ولكن في المرئة احسن

"Malu itu Indah, akan lebih indah lagi  perempuan yang punya rasa Malu". 

Bagi kaum wanita, malu selain merupakan perhiasan juga menjadi kekuatan. Malu  adalah salah satu cara Allah menjaga kaum wanita dari segala hal yang membahayakan dan dapat menjatuhkan kehormatannya. Walaupun dalam kasus-kasus tertentu, terkadang ada juga yang pura-pura pemalu sekedar untuk menutupi Aibnya. 

ISTRI SALIMAN PURA-PURA MALU

Ilustrasi di bawah ini semoga menjadi pelajaran bagi kita semua agar tidak mudah tertipu dengan sikap pura-pura malu tapi sesungguhnya dia sangat mau. 

Namanya Saliman, tetangganya mengenalnya sebagai laki-laki Shalih, rajin bekerja, jujur dan tekun beribadah. 

Pada suatu hari ketika Saliman pulang kerja, ia dapati istrinya sedang menangis di kamarnya sendirian. 

Sebagai suami yang sangat menyangi istrinya, tentu Saliman sangat terkejut. Ada juga rasa khawatir jangan-jangan istrinya tidak bahagia hidup dengannya, atau jangan-jangan ada sikapnya yang telah menyakiti hati istrinya. 

"Ada apa Adik menangis? Maafkan kalau saya  salah", sapa Saliman dengan penuh rasa Tawadu'. 

Istri Saliman menggeleng, tangisnya semakin meledak sehingga membuat Saliman semakin serba salah dan Kebingungan. 

"Itu mas, kayu besar di belakang rumah kita", jawab istrinya kemudian.

"Ada apa dengan kayu itu sayang? " Tanya Saliman semakin penasaran. 

Dengan suara terbata-bata Istri  Saliman menjelaskan. "Itu mas, Jin yang tinggal di kayu besar itu selalu mengintip ketika adik mandi". 

"Hihihiihii",tangis Istri Saliman semakin jadi. 
"Adik malu mas, adik Takut Allah menilainya Maksiat, hihihihihi", istri Saliman menangis kembali sembari menyembunyikan wajahnya di Bahu Saliman. 

Byuuuur..., dada Saliman serasa diguyur embun. Hatinya bahagia mendapat Istri yang Sangat Shalih. Tidak sia-sia selama ini bekerja keras membanting tulang, terkadang sampai lupa makan, sekedar untuk membahagiakan Istrinya. 

"Sudah jangan mengangis lagi", pinta Saliman kemudian, sambil mengelus-elus Rambut istrinya dengan penuh kasih sayang. 

Tidak butuh waktu terlalu lama, kayu besar dibelakang rumah Saliman dengan mudah dapat ditumbangkan. Dengan sebilah kapak Saliman meremukkan batang kayu yang menjadi sarang Jin yang katanya sering kurang ajar mengintip istrinya mandi. 

Setelah peristiwa itu Saliman semakin giat bekerja. Cinta saliman semakin berbunga. Ia ingin sekali memberi lebih dari yang dibutuhkan istrinya. Tidak urung Saliman mengambil program lembur pulang hingga tengah malam demi  melihat istrinya bahagia. 

Hingga di suatu malam peristiwa memalukan itu terjadi. Saliman mendapati Istrinya telanjang bulat dalam pelukan  laki-laki lain. Tanpa ada maksud mempertahankan barang yang sudah ternoda,  Saliman pergi dan bertekat tidak akan pernah kembali. 

Dalam perjalanan Hijrahnya Saliman tiba di sebuah kota yang cukup Ramai. Kotanya bersih, penduduknya ramah-ramah. Tak jauh dari tempatnya istirahat, ada kerumunan orang yang sangat menarik perhatiannya. 

Saliman mendekat ingin tahu apa gerangan yang terjadi. Orang dalam kerumunan itu membicarakan cincin Kerajaan yang hilang. Sudah hampir dua pekan prajurit kerajaan belum juga mampu menyingkap siapa pencurinya. 

Tak jauh di seberang jalan, pandangan mata Saliman menangkap sosok ganjil. Laki-laki tua berjubah putih yang berjalan tertatih sambil berjinjit (tumit tidak menyentuh tanah). Saliman penasaran. 

"Siapa dia?", tanya Saliman pada salah seorang pedagang minuman yang ditemuinya. 

"O itu, dia tuan Muri' orang Shalih di kota ini". Kenapa berjalan seperti itu?, tanya Salim kemudian. 

"Tuan Muri' itu orangnya sangat Wara' dan berhati-hati. Dia berjalan seperti itu karena tidak ingin ada binatang kecil  kena injak kakinya", penjual minuman itu menceritakan dengan penuh kekaguman. 

Berdasar laporan dari Saliman, esok harinya laki-laki tua berjubah itu ditangkap prajurit Kerajaan. Pengadilan Kerajaan memutuskan laki-laki berjubah dengan ciri-ciri kalau jalan berjinjit telah terbukti mencuri cincin Kerajaan. 

Raja Penasaran, "Saliman, kenapa kamu bisa yakin dia pencurinya, padahal kamu baru dua hari di kota ini", tanya Raja usai persidangan. 

" Ampun tuan Raja, Pengalaman hidup telah mengajari hamba, orang yang terlalu berlebihan memperlihatkan kesalihannya, biasanya juga sedang berusaha keras menyembunyikan kebusukannya". 

Raja Mafhum, malam itu Saliman diundang ke Istana, dijamu dengan sangat Istimewa. 

Selamat Puasa Romadhan
Semoga Allah membimbing dan menerima Ibadah kita, Amin. 

Posting Komentar untuk "TUAN PUTRI YANG PEMALU"