Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

LEBARAN VIRTUAL, BAHAGIA TAPI MAYA

sabdarianada.Id | Banyak keunikan yang disandangkan kepada perayaan Idul Fitri dan tidak akan kita jumpai dalam perayaan-perayaan yang lain. Salah satunya yang paling populer dan menyita banyak perhatian adalah Budaya Mudik. 

Setiap Tahun Arus mudik sedemikian besarnya sehingga pemerintah dalam hal ini kepolisian merasa perlu melakukan pengamanan khusus Arus mudik, baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri. 

Banyak penduduk Kota kembali kekampung Halaman, bersulaturahmi sambil berlibur, bernostalgia, ada juga yang berusaha memamerkan kesuksesannya selama di kota. 

Tahun ini semenjak Covid 19 melanda dunia pemerintah dengan dibantu sebagian elemen Masyarakat  tidak henti-hentinya memberikan pengertian, agar Tahun ini jangan Mudik dulu dan sebisa mungkin membatasi aktifitas Silaturahmi Idul Fitri. 

Meminjam Bahasanya Pak Aneis Baswedan, lakukan Lebaran Virtual dengan memanfaatkan Teknologi yang ada. Benar memang, dengan FasilitasVideo Call dan Video Streaming yang saat ini ada digenggaman kita, sangat memungkinkan  bisa berkomonikasi jarak jauh dengan siapapun bukan hanya suara tapi juga bisa saling bertatap muka. Lebih dahsyat lagi bisa juga menampilkan suasa di tempat mana kita berada berikut aktifitas yang sedang kita perbuat. 

Betulkah mahluq-mahluq baru yang berupa Ponsel itu mampu mengobati rasa rindu pada kampung Halaman dan keluarga? Jawabannya pasti tidak. Buktinya masih banyak Masyakat yang nikat Mudik sembunyi-sembunyi dari pantauan Aparat. 

Apa yang terjadi kemudian? Penyebaran Covid 19 mengalami lonjakan yang sangat mengejutkan. Pada hari Sabtu 23 Mei 2020 H-1 Idul Fitri tercatat ada penambahan 949 kasus baru. Hari Ahad 24 Mei 2020 bertambah lagi 526 orang. Hari Senin 25 Mei 2020 masih juga bertambah 479 orang hingga total seluruhnya sebanyak 22.750 pasien positif virus corona seluruh Indonesia dengan total kematian mencapai 1.391 Orang. Hingga hari ini Jawa Timur tetap diurutan kedua setelah DKI Jakarta dengan 3.875 Kasus korban meninggal sebanyak 303 orang. 

Kalu sudah demikian siapakah yang patut dipersalahkan, Sebagian Masyarakat yang nikat mudik kah? Atau justru masyarakat lain yang walaupun tidak mudik tetap ramai-ramai menggelar acara Silaturahim? Entahlah! 

MENGENAL ASA MUASAL MUDIK

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata mudik disebut berasal dari Bahasa jawa yang merupakan Singkatan dari kata "Muli dilik" artinya pulang sebentar setelah sekian lama meninggalkan rumah dan kampung halaman. 

Selanjutnya kata Mudik digunakan untuk menyebut tradisi pulang kampung yang dilakukan para perantau atau pekerja Migran pada saat Libur Idul Fitri. Sehingga tidak disebut mudik Jika seseorang pulang ke kampung halamannya di hari-hari yang lain. 

Salah satu Sumber menyebutkan bahwa Budaya Mudik sudah dikenal sejak masa keemasan Kerajaan Mojopahit. Pada saat itu banyak pembesar Kerajaan atau para Pekerja yang menyempatkan diri pulang ke kampung halamannya untuk membersihkan makam leluhur guna mengharapkan keselamatan dan penambahan Rizqi. 

Hanya sangat disayangkan, dalam sumber tersebut tidak disebutkan, apakah kebiasaan Mudik yang dilakukan Rakyat Mojopahit juga dilakukan pada Saat Idul Fitri seperti sekarang. 

Sebagai Masyarakat perantau, Orang Madura juga mengenal istilah mudik tetapi dengan penyebutan yang berbeda. Jika orang Jawa menyebut MUDIK orang Madura menyebutnya MODIK. Modik dalam pandangan orang Madura juga merupakan kepanjangan dari "Mole Pong Gik Odik" yang artinya pulang mumpung masih hidup. 

Rasanya ini tidak berlebihan, karena selain orang Madura dikenal sebagai Perantau Tangguh, salah satu konseptor berdirinya Kerajaan Mojopahit adalah Arya Wira Raja yang diyakini berasal dari Madura.

Senyampang Budaya Mudik  dikaitkan dengan Silaturahim, sesungguhnya merupakan Ajaran yang sangat dianjurkan oleh Agama. Tidak jarang hubungan mereka yang ada di rantau dan di kampung menjadi sedemikian renggang bahkan terputus akibat berbagai faktor.Maka dengan mudik yang bermotifkan Silaturahim akan tersambung kembali yang selama ini putus. Inilah hakekat Silaturahim yang sesungguhnya.

Rasulullah bersabda "Tidak bersilaturrahim (namanya) orang yang membalas kunjungan atau pemberian orang lain. Tetapi (yang dinamakan Silaturahim adalah) menyambung apa yang terputus" (HR. Bukhari)

Selamat IDUL FITRI 1441 H
Selamat bertemu keluarga, walaupun hanya di Dunia Maya. 
Semoga Allah melindungi kita semua, Amin


Posting Komentar untuk "LEBARAN VIRTUAL, BAHAGIA TAPI MAYA"