Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SI MANIS LAHIR KEMBAR, TANPA BANTUAN DOKTER

Lahir Kembar Rabu, 29 April 2020 Jam 4 Sore
Sabdarianada. Id | Tidak jauh berbeda dengan Santri yang biasanya selalu ribut, kambing demikian pula adanya. Sudah mau tidur masih saja ribut. Kalau tidak ngembek-ngembek, saling seruduk satu sama lain. 

Maklum Kandang yang saya buat memang dirancang untuk umbaran, tidak disekat-sekat seperti direkomindasikan oleh peternak Moderen.

Tidak terlalu luas sebenarnya, sekitar  4x 6 meter, dibagi menjadi dua ruang. Satu ruang dipersiapkan  jika sewaktu-waktu ada kambing yang memerlukan perawatan khusus, seperti sakit atau ada yang melahirkan. 

Jika kondisinya semua normal, pintu yang menghubungkan kedua ruangan tersebut saya buka. Tujuannya tentu, agar kambing-kambing itu bisa leluasa bergerak, bisa berjoget, menyanyi dan berolah raga, sehingga badannya selalu bugar dan makannya lahap. 

Akan tetapi Resikonya yang ya begitu, siang-malam selalu berisik. Apalagi jika si Jantan sedang ada maunya. Wadoh, walaupun si betina sudah minta ampun berkali-kali tetap saja diuber-uber sampai hasratnya benar-benar terpenuhi. 

He..he.., suka memaksakan kehendak. Tidak belajar HAM rupanya. Padahal sudah bukan Matsna lagi, satu banding tiga. Benar-benar tenaga kuda. Hohohoy. 

Kebiasaan ribut dan berantem itu terjadi hampir tiap hari, kalau tidak siang kadang juga malam. Hingga di suatu pagi Si manis ketiban sial. Kaki belakang yang kanan terjepit hingga luka cukup parah. 

Saya yang tidak pernah belajar menjadi dokter hewan, hanya bisa mengambil langkah P3K sederhana. Buru-buru saya ambilkan antiseptik berupa minyak tanah dan sobekan kain serbet di dapur. Saya siram kaki si manis yang berlumuran darah dengan minyak tanah, kemudian saya balut dengan kain serbet yang entah sudah berapa pekan tidak dicuci. 

Satu hari berlalu, kesehatan si manis belum juga membaik. Luka di kakinya membuat dia lebih sering meringkuk tidak mau makan. Saya perhatikan sinar matanya sudah mulai redup, seperti putus asa ingin segera  mengahiri hidup. "Waduh, bahaya ini, kalau sampai mati rugi gua", pikirku dalam hati. 

Sambil Saya usap-usap kepalanya,  si Manis saya ajak berbicara. Dengan bahasa manusia tentunya, tapi saya berharap si manis mengerti bahasa saya. 

"Mayuh pasehat, kor lah sehat been ebellieh gebeyeh Salametan" (Ayo kamu yang sehat. Asalkan kamu bisa sehat, kamu akan saya  disembeleh buat selamatan) kataku berulang-ulang. Entah dia mengerti atau tidak, saya perhatikan si Manis memejamkan mata seperti sedang merusaha keras menahan rasa perih. 

Ajaib, selepas Shalat Ashar saya ke kandang, si Manis saya lihat sudah kuat berdiri. Dia sudah mulai makan bergabung dengan teman-temanya yang lain. Alhamdulillah, Alhamdulillah, desahku berkali-kali. 

Bulan Maulid 1441 H bertepatan dengan 9 Nopember 2019. Seperti yang sudah direncakan sejak jauh-jauh hari, Masjid Abdurahman Hamzah Sabda Ria Nada berencana mendatangkan KH. Zainul Mun'im dari Lubawang Besuki. 

Dua hari sebelum pelaksanaan, saya mendatangi si Manis. Rencananya  ingin mengajaknya bicara tentang Nazar yang pernah terucap  dua bulan yang lalu. 

Saya elus-elus badannya. Si Manis terlihat sehat sekali. Otot-ototnya kekar. Daging di pundak dan bokongnya cukup tebal. Ketika saya perhatikan di bagian perut, terasa ada yang aneh. Bagian perut sebelah kanan terlihat membusung. Si manis menunjukkan tanda-tanda sedang hamil muda. 

Saya menjadi sangat tidak sampai hati untuk mengutarakannya. "Sebaiknya laksanakan di waktu yang lain saja ketika dia sudah melahirkan", kataku dalam hati. Si manis sepertinya tidak ingin buru-buru mencapai moksa, sebelum memberikan kenang-kenangan kepada saya yang merawatnya.  
Saudara kembar laki-laki
Rabu, 29 April 2020 jam 4 sore si Manis melahirkan anaknya dengan selamat tanpa bantuan siapapun. Saya mendapatinya ketika akan memberinya pakan sore hari. Semuanya sudah rampung, anaknya kembar semuanya laki-laki. 

Alhamdulillah, semoga pertuambuhan anak-anaknya tidak ada kendala. Insyaallh malam Rabu, tanggal 30 juni 2020  pada acara Wisuda Purna Siswa keinginan si Manis untuk menjadi moksa segera saya laksanakan. 

Selamat menunaikan Ibadah puasa
Semoga Allah selalu membimbing dan menerima Ibadah kita, Amin. 

Posting Komentar untuk "SI MANIS LAHIR KEMBAR, TANPA BANTUAN DOKTER"